Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

Tient à Cœur - 20

21/9/20
16/11/20
23/6/21

Tolong pencet bintang and leave comment, thanks :)

Malika melotot pada Satria, dia sudah bersiap berjalan keluar dan tidur di kamar kosong dibanding satu kamar dengan pria itu.

Bah! Dia benci ketika apa yang pria itu ucapkan benar. Tapi meskipun benar seharusnya dia tidak melemparkannya mentah-mentah ke mukanya kan?

Sugar coating tidak akan membunuhnya kan?

Sebenarnya yang membuat Malika semakin kesal dengan Satria adalah karena memang egonya tersentil.

"Not everything about you, ego-maniac." Lanjut Satria dengan tenang. "Tidur di sini, ranjang di kamar sebelah tidak nyaman untuk punggung."

Bah! Kalau pria itu pikir dia mau tidur sekamar setelah omongannya yang menyebalkan maka itu salah besar! Besok pagi dia akan menendang bokong pria itu dari tempatnya.

Malika menghentakkan kakinya dan masuk ke kamar yang kosong.

Persetan dengan punggungnya yang sakit, dia perlu menjauh dari Satria malam ini sebelum emosinya meledak.

###

Malika membuka matanya dan hal pertama yang dia lihat adalah muka Satria. Dia mengerang kesal, lalu melihat sekelilingnya. Masih kamar yang dia tempati semalam, berarti Satria yang menyambanginya.

Dia mengubah posisi menjadi duduk, Satria yang merasakan ranjang bergerak langsung membuka matanya dan mendekatkan tubuh pada Malika.

"Hei, sudah bangun?" Tanyanya, tangan kirinya dia lingkarkan pada perut Malika kemudian mengecup perut yang tertutup kain. "Pagi, Pickle." Sapa Satria, tangannya mengelus perut Malika dengan kepala dia tempelkan pada sisi paha sebelah kiri wanita itu.

Malika melotot, bisa-bisanya pria ini bersikap biasa saja setelah kemarin dia menyebalkan?!

Dia langsung menepis tangan Satria, "jangan pegang-pegang!" Hardiknya, "Lagian kamu ngapain di sini sih?! Bukannya tidur di kamar saya?!"

"Pagi jangan teriak-teriak, Malika. Kuping saya sakit." Ucapnya dengan suara serak, tangan kirinya dia gunakan untuk menutup kuping senagai upaya menghalau suara Malika yang kencang. "Saya kan bilangnya tidur sama kamu, bukan tidur di kamar kamu. Kenapa? Punggung kamu sakit?" Lanjut pria itu karena melihat Malika meregangkan tubuhnya lalu meringis.

Malika malas menjawab, dia mendengus.

"Kan saya sudah bilang tidur di ranjang kamar kamu saja. Dan saya gak mau gendong kamu setelah tertidur lalu pindahkan ke kamar kamu, berat."

"Saya berat juga karena hamil anak kamu!"

"Iya, saya tahu. Makanya jangan cari masalah sendiri, kan saya sudah bilang ranjangnya gak enak." Satria lalu mendudukkan dirinya dan mengelus punggung Malika dengan tangan sebelah kanan. "Tidur di kamar kamu saja." Mata pria itu masih terlihat mengantuk, dia juga tidak bisa menahan diri untuk tidak menguap di akhir kalimat.

Malika mengerjapkan kedua matanya lalu kembali menepis tangan satria dengan lengan sebelah kirinya. Dia lalu berdiri dan berjalan menjauh, mengabaikan kinerja jantungnya yang tiba-tiba menjadi lebih cepat dibanding biasanya.

Dia memilih ke dapur dan membuat sarapan untuknya. Dua tangkup roti selain coklat dan susu stroberi, sarapan kesukaannya. Dia meletakkan roti di piring lalu melangkah ke meja makan. Ditengah kunyahan roti pertama, Satria datang lalu mengambil roti yang berada di piring.

"Hei! Itu roti saya!" Protes Malika saat Satria sudah mengunyah rotinya. Pria itu mengabaikannya, dia justru menenggak susu stroberi Malika hingga tandas.

"Susu saya!" Protes Malika lagi yang juga diabaikan oleh Satria.

"Mau ke mana hari ini?"

"Di rumah. Tidur di kamar saya setelah menendang kamu keluar dari sini." Jawab Malika dengan kesal, dia berjalan kembali ke dapur untuk membuat roti dan menuangkan susu kembali.

"Kamu...mau ke rumah teman saya?"

"Ngapain?"

"Makan siang."

"Tidak mau. Saya malas ketemu dengan teman-teman kamu. Kalau ditanya saya siapanya kamu mau jawab apa? Karena yang dikatakan Meera kemarin benar, saya baby mama."

Satria mengembuskan napas kasar, "Saya sudah bilang kan kalau saya tidak suka istilah itu? Kamu mama dari Pickle. Selesai." Dia memberikan jeda sesaat sebelum melanjutkan ucapannya, "Nanti kalau ditanya kapan nikah saya akan jawab kamu sudah nolak saya biar gak ribet kayak sekarang." Gerutunya.

"Nanti...jam berapa?" Setelah jeda cukup lama, Malika mulai membuka suara.

"12, makan siang di sana. Kamu ada alergi apa?"

"Kacang."

"Ok, saya infokan ke Keira. Sekarang habiskan sarapan kamu dan minum vitamin. Ngomong-ngomong kamu tidak mual lagi?"

Eh, iyaya?

Thank you buat yang sudah baca dan menyempatkan waktu untuk memencet bintang dan komen. Jangan lupa mampir ke IG akudadodado dan cek IGS buat poling apdet apa besok!

Bye~

11/2/20
15/3/20



Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro