Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

Tient à Cœur - 19

Repub tanpa edit 19/9/20
16/11/20
23/6/21

Itu jelas jenis pertanyaan yang Malika hindari jika bertemu dengan kerabat atau teman dari Satria.

Baginya yang pernah gagal, menikah lagi bukan perkara mudah.

Untuk apa menikah karena anak dalam kandungan tapi ujungnya bercerai juga? Memangnya opera sabun?

Pemikiran bahwa kelak Satria, jika menikah dengannya, menemukan orang yang membuat dia jatuh cinta justru membunuhnya. Dia rasa itu tidak berlaku hanya untuk Satria, tapi untuk pria yang akan dia nikahi nanti. Kalau dia mau itu juga.

Dan jika patokannya adalah selangkangan, lust will lost along the way. Kamu tidak bisa hidup hanya dengan nafsu dan berpikiran bahwa menikah akan menyelesaikan permasalahan selangkangan. Menikah jauh lebih dari sekedar seks. Menikah bukan permasalahan personal juga, menikah itu mengenai dua keluarga. Dan jika kamu pikir dua kepala saja sudah sulit, coba bayangkan sekompleks apa pemikiran dua keluarga?

Baginya, dia hanya mau menikah sekali seumur hidup, jelas sekali itu gagal.

Bukannya dia merasa apa yang dia lakukan benar juga dan dia tidak mau membenarkan apa yang dia tahu salah. Tapi kembali lagi, seks di luar nikah adalah pilihan masing-masing dan jika membicarakan dosa, dosa adalah urusan masing-masing pribadi dengan Tuhannya. Semurni apa sih mereka yang menghakimi orang lain?

"Kami tidak menikah."

Tunggu, siapa yang jawab? Apa gue menyuarakan pikiran tanpa gue sadari? Pikirnya tadi.

Malika tadi langsung menghentikan kunyahannya, gue sedang mengunyah, berarti bukan gue kan yang ngomong?

Dia lalu mengangkat kepalanya lalu menoleh ke arah Satria yang menjawab sambil menatap Narendra. Sisa makan malam itu dilalui dengan dia yang merasa kesal.

Dia memang tidak mau menikah, tapi rasanya aneh jika ditolak seperti itu. Lagipula, mereka tidak pernah membicarakannya kan?!

Malika menyibak selimutnya dengan gemas. Dia menjejakkan kaki di lantai lalu menghentakkannya sambil berjalan ke arah pintu kamarnya. Dia siap untuk mengkonfrontasi Satria, entah untuk alasan apa.

Dia membuka pintu dengan semangat lalu terkejut ketika melihat pria itu duduk di sofa dengan TV menyala. Tatapan kosong dapat Malika lihat dari matanya, dia tidak sedang menonton TV tapi sedang tenggelam dalam dunia di pikirannya. Wajah itu terlihat sendu, sekilas Malika dapat melihat raut yang sama seperti ketika Satria sedang mengecupi perutnya tadi.

Malika hendak mengurungkan niatnya untuk mengkonfrontasi Satria tapi engsel pintunya tidak berpikiran sama. Engsel sialan itu berbunyi nyaring hingga menarik perhatian Satria.

Dia menoleh ke arah suara dan Malika terdiam.

"Belum tidur?" Tanyanya, pria itu lalu berdiri dan menyambanginya.

"Sudah. Ini saya lagi jalan sambil tidur." Jawab Malika dengan judes, berjalan melewati Satria ke arah dapur. Yang ada dipikirannya sekarang ini adalah keluar kamar untuk mengambil minum sebagai alasan. Padahal di kamarnya sudah ada segelas air untuk berjaga-jaga jika dia terbangun dan ingin minum, tapi Satria tidak perlu tahu itu kan?

Dia meneguk habis air mineral di gelas yang baru saja dia tuangkan, bersikap menyebalkan memerlukan tingkat hidrasi yang tinggi.

"You are being a pain in the ass again, Malika." Satria mengikutinya ke dapur, berdiri di sampingnya dengan bokong menyandar pada konter dapur.

"Excuse me? Pain in the ass?" Malika meletakkan gelasnya di konter dengan keras, tidak peduli apakah nanti akan pecah atau tidak. Dia perlu melakukannyabsupaya dia tidak membanting Satria. Itu diragukan sebenarnya dia bisa atau tidak karena Satria bertubuh jauh lebih besar dari dia, jadi pilihannya adalah gelas saja.

"Kita baik-baik saja tadi sebelum berangkat dan ketika pulang kamu kembali menyebalkan." Ujar Satria sambil menyilangkan tangannya di dada.

Seriously? Dia nanya gue kenapa?! Pikirnya sambil melotot kepada Satria, dia mengikuti gestur Satria dengan melipat kedia tangan di dada. Sebesar apapun tubuh Satria, dia tidak akan merasa terintimidasi sekarang ini.

"Gak tahu. Pikir aja sendiri." Malika mendengus lalu membalikkan badan untuk berjalan kembali ke kamarnya.

Pintu yang hendak dia tutup ditahan oleh Satria, dia berjalan masuk ke dalam kamarnya. Malika malas meladeninya dan memilih langsung berbaring di ranjang. Dia menuju sisi ranjangnya, bagian sebelah kanan.

Satria mengikuti sampai ke ranjang wanita itu, berdiri di sisi ranjang lalu membuka kaos yang dia kenakan lalu disampirkan di nakas sisi ranjang. Malika membulatkan mulutnya melihat pria itu yang kini sudah bertelanjang dada sehingga tato-tato yang ada di bagian dada serta lengan pria itu dapat dia lihat.

Matanya tertuju pada forearm Satria yang tidak kalah yummy dibanding Narendra.

Get a grip, Malika! Hardiknya pada diri sendiri, memilih memalingkan pandangannya.

"Kamu ngapain di sini? Tidur di kamar kosong di sebelah!"

"Saya tidur di sini." Satria memasuki selimut, mengabaikan tatapan kesal Malika. "Telentang." Ujarnya lagi ketika bagian bawah tubuhnya sudah tertutup selimut.

Malika mengabaikan pria itu dan memilih tidur memunggunginya.

"Telentang, Malika." Ulang Satria lagi kali ini.

Malika mengabaikannya kembali.

"Telentang atau saya akan mengelus perut kamu dan kamu tidak akan suka dengan posisinya."

Malika merubah posisinya menjadi duduk. "Kamu lebih baik tidur di kamar sebelah, jangan ganggu saya dulu."

"Ini karena pertanyaan Naren mengenai pernikahan?"

Malika diam, malas berbicara.

"Saya memang tidak mau menikah, bukannya kamu juga? Kamu dulu bilang, kalau hamil pun, kamu tidak akan memimta pertanggung jawaban saya kan?"

Benar, Malika dulu bilang begitu karena dia tidak memperkirakan mengenai kehamilan ini.

"Atau ego kamu tersentil karena bukan kamu yang menolak saya?" Lanjut pria itu lagi.

Suka menohok deh kamyu bang mulutnya.

Apa aku mendengar hati yang patah?
Masih lebih suka Satria dibanding Naren?

MUAHAHAHA #ketawajahat

Jangan lupa follow IG akudadodado dan cek IGSnya buat poling apdet cerita apa di hari senin sampai dengan jumat, seminggu 5x kurang cinta apa coba aku...

Ps, senin aku ga apdet karena hari ini sudah apdet. And no, jangan nyuruh aku apdet senin karena aku banyak kerjaan di RL :)

12/2/20
15/3/20

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro