Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

RIDDLE 3 : Semua Salah Dia


"Bang! Bang Kai! Bang Kai! Bang!"

"Amita! Berisik!"

Alakai yang mendengar suara cempreng adiknya, mengomel sambil membuka pintu kamarnya yang digedor semena-mena. Dewa, Sayed, dan Ian terkikik mendengar panggilan sayang sang adik kepada Alakai.

"Apa sih? Berisik tahu!" Alakai manyun ketika mendapati adiknya menyodorkan tiga lembar uang seratus ribuan. "Apa nih!"

"Eh, ya ampun! Ada Bang Dewa! Hai, Bang! Hai Bang Sayed, Bang Ian!" Amita dadah-dadah heboh ketika menyadari ada ketiga teman kakaknya di kamar itu. Ketiga cowok itu balas melambai pada Amita, adik semata wayang Alakai.

"Eh Amit-Amit, ditanya tuh jawab bukan malah dadah-dadah!" Alakai menoyor kepala Amita saking kesalnya. Amita menggerutu sambil memegangi kepalanya.

"Lo jadi abang tuh yang baik dan keren gitu loh, jangan kayak gini. Udah wibu, jomlo, nggak keren lagi. Perasaan yang namanya Kai tuh keren, kayak Kairo dari SMA Lentera Victoria itu kan cool gitu anaknya. Lah lo malah cocok jadi Alay-kai. Duh ... Terus Kai EXO yang sikpek, terus—"

"Udah diem! Lo kenapa bisa kenal anak LV sih?" Alakai membekap mulut Amita karena kesal ditertawakan teman-temannya dari belakang. "Ini duit buat apa, Amit-Amit?"

"Hih! Mita, bukan Amit-Amit! Abang disuruh Ibu belanja tuh, di supermarket beli minyak, beras, sama minuman buat arisan nanti sore," jelas Amita sambil bersedekap.

"Kenapa nggak lo aja sih, Mit? Nggak lihat gue lagi sibuk?" protes Alakai.

Amita berkacak pinggang. "Gue udah janjian mau pergi sebentar lagi. Dahlah gue cabut dulu ya, Bang! Dadah Abang-Abang!" Amita melongok dari balik badan kakaknya dan melambai ke cowok-cowok yang sibuk main PS4. Lalu cewek itu berlari kecil keluar rumah sambil menenteng tas selempangnya tanpa memedulikan Alakai yang mengomel.

"Kai, mau ke supermarket?" Dewa melirik jam tangannya. "Emak lo arisan jam berapa?"

"Arisannya jam setengah lima biasanya, tapi kan paling nggak gue udah harus bawain minumannya jam setengah empat apa jam empat gitu. Mau ngapain?"

Dewa mengedikkan bahu. "Jalan-jalan dikit lah, bosen juga dari pagi di kamar terus, Kai. Gimana? Kalian ikut nggak? Pada jomlo juga ini. Malmingnya biar nggak suram-suram amat."

"Tapi kan ini masih siang, malemnya gue tetep jomlo," ratap Ian dengan wajah memelas, yang rasanya ingin Dewa injek pake sepatu bola.

"Dah lo pada ikut apa nggak, gue cabut sekarang sama Alakai." Dewa beranjak pergi dan mengambil kunci mobilnya, diikuti Alakai. Sayed dan Ian saling pandang sebelum akhirnya mematikan PS. Mereka sengaja memilih mall terdekat yang ada supermarket-nya, karena Alakai harus mengantarkan belanjaan ibunya ke rumah sebelum pukul empat sore.

Empat sekawan itu memilih mencari cemilan di foodcourt sebelum berbelanja. Malah rencananya Alakai mau mampir ke gamezone dulu, yang langsung dijitak Ian dan Sayed.

"Gue mau beli minuman dulu ya, nitip basreng pedes dong," ujar Dewa ke Ian yang sedang menatap papan menu dari gerai gorengan. Bagi empat sekawan itu, gorengan adalah makanan pokok, makanya Warteg Echonomist selalu jadi andalan—kecuali bagi Dewa.

Dewa tengah sibuk menggalau di gerai minuman untuk memilih antara capuccino atau ice greentea milk, ketika tiba-tiba matanya menangkap sosok tak asing tengah berdiri di sampingnya yang sama-sama sedang melihat menu.

"Sellina?"

Cewek itu menoleh dengan wajah terkejut, mendapati Dewa yang menelengkan kepala. Wajahnya berubah ketus ketika menyadari siapa yang memanggil namanya.

"Heh, jangan pergi dulu!" Tangan Dewa otomatis menarik lengan cewek itu sebelum Sellina berhasil kabur.

"Apa sih!" Sellina menyentakkan tangan. "Gue nggak ada urusan sama lo."

"Ada," ujar Dewa dingin. "Lo masih ada masalah sama gue? Yang udah terjadi di masa lalu ya udahlah, kenapa lo baperan banget? Pendendam banget jadi orang, heran!"

Sellina memelotot mendengarnya. "Hah? Nggak salah denger gue?" Kemudian dia tersenyum miring dan berdecak. "Emang nggak pernah pantes lo sama Cassandra, gue nggak akan relain Cass sama lo! Gue nggak mau Cass ngalamin hal yang sama kayak gue."

Dewa kini ganti berdecak. "Kenapa sih lo selalu nyalahin gue? Gue nggak ngerti kenapa mereka ngelakuin itu ke lo dan ketika gue tahu ceritanya semua udah selesai. Lo berharap gue melakukan apa? Gue nggak bisa ngubah masa lalu, kan?"

Sellina terkekeh mendengarnya. "Gue cuma butuh lo buat menghilang dari dunia ini. Jadi gue nggak perlu mengalami kesialan kayak waktu itu. Pokoknya gue nggak mau lo deket-deket Cass atau ada di hadapan gue lagi, ini peringatan terakhir."

Kemudian Sellina pergi, kembali ke meja makannya di mana Cassandra menunggu. Melihat kehadiran Cassandra, nafsu makan Dewa kandas dan tenggorokannya mendadak kering. Lupakan tentang kopi atau greentea, Dewa hanya butuh air. Ketika dia kembali ke meja, teman-temannya sudah menghabiskan baso goreng yang dia pesan tadi. Dewa menggebrak meja karena kesal.

"Ya habisnya lo lama sih!" bela Sayed, mewakili teman-temannya yang mengangguk ketakutan, tidak tahu kenapa Dewa tiba-tiba emosi. Sayangnya, pandangan Dewa mengarah ke meja lain yang ditempati dua cewek yang sangat dikenalnya—Sellina dan Cassandra. Sellina melempar pandangan tajam kepadanya. Seketika Dewa mengumpat dalam hati saat cewek itu menarik tangan Cassandra pergi dari sana.

***

"Kenapa sih, Sel?" Cassandra terseok-seok mengikuti langkah kaki Sellina yang sangat cepat. Cassandra marah-marah karena dia belum menghabiskan bobba drink dan meningalkannya di meja foodcourt karena tiba-tiba Sellina mengajaknya pergi.

"Merinding gue, kayak banyak setan gitu di foodcourt," jawab Sellina santai.

Mereka berjalan lebih santai ketika sudah berpindah lantai. Cassandra menggaruk kepala belakangnya bingung. "Setan? Kenapa tiba-tiba bahas setan sih?"

Sellina tersenyum menggeleng. "Nggak usah dipikirin, udah. Nanti gue beliin bobba lagi. Tenang aja. Kita jadi ngeliat diskonan baju?"

Mood Cassandra kembali membaik. "Jadi dong, jadi! Gue seneng banget lo ngomong sama gue lagi. Kemarin tersiksa gue, dicuekin lo mulu, Sel."

Sellina diam saja tak menanggapi ocehan Cassandra. Jauh di dalam hati, Sellina sedikit merasa bersalah karena beberapa hari terakhir membentak Cassandra yang memaksanya berteman dengan Dewa. Mereka kemudian melangkah memasuki gerai pakaian 'Ainiqlo' yang memang sedang diskon besar-besaran. Tak lama, Cassandra dan Sellina sudah heboh mencoba baju-baju yang memang sudah jadi incaran mereka. Meski pada akhirnya mereka membeli masing-masing satu baju setelah mencoba belasan pakaian. Kalau buat cewek, rasanya nyobain baju baru aja udah bikin mood terbang ke angkasa. Apalagi uang saku masih minta orang tua.

Sesuai janji Sellina, dia mentraktir Cassandra bobba drink di lantai dasar sebelum mereka memesan taksi daring untuk pulang. Sambil menunggu , diam-diam Sellina memandang sahabatnya. Sellina mengenal Cassandra ketika masuk Cenus dan cewek itu sangat berisik sekali saking bersemangatnya. Mereka sempat satu kelas di kelas sepuluh dan hampir selalu berada di satu kelompok diskusi.

Ketika penjurusan, mereka terpisah karena Sellina masuk ke IPS dan Cassandra IPA. Itu juga jadi neraka bagi Sellina karena harus sekelas dengan Dewangga, cowok dari masa lalu yang berusaha dia enyahkan dari kenangannya. Mimpi buruk Sellina berlanjut ketika mengetahui niat Dewa untuk pedekate ke Cassandra.

"Sel, Sel! Sel! Jangan ngelamun!" tegur Cassandra sambil menjentikkan jari di wajah Sellina yang seketika kaget, kemudian tertawa pelan. "Kenapa sih?"

"Nggak, Cass. Sorry ya, gue kemarin marah. Soalnya gue kesel lo bawa-bawa Dewa."

Cassandra menggeleng cepat. "Gue lebih ke penasaran sih kenapa lo kayak anti banget sama Dewa. Emang kalian sebelum ini kenal? Apa gimana?"

"Nggak usah dibahaslah. Nggak penting. Cuma gue jadi pengen pesen ke lo, deh, Cass...."

"Apa tuh?"

Sellina mencengkeram lengan Cassandra dan menatapnya tajam. "Apa pun pilihan lo, tolong pikir dua kali. Jangan buru-buru, nanti lo bakal menyesal. Termasuk tentang Dewangga."

***



HALO HALO HAIIIIIIII

Kembali dengan saya!

Gimana? Mulai terungkap ya sedikit demi sedikit hemmmm

Jadi Sellina ada hubungan apa sama Dewa? Kayaknya nggak bagus nih

Di sini muncul cameo! Meski cuma nama wujudnya nggak nongol wwkwk coba tebak siapa yang muncul di sini? Tenang, udah izin emaknya kok wkwkwk

Oh ya gak banyak cuap-cuap lagi aku pun, gak sabar untuk part selanjutnya #ups keceplosan wkwkwk


Oh ya!

Jangan lupa hari Sabtu malam kita jumpa lagi ya!

Menemani malming kalian yang pasti sunyi dan #dirumahaja , jadi ketemu lagi di sini ^^ catat jamnya jam 7 malam!

Dahlah pokoknya, tiada kesan tanpa kehadiranmu #hilih


salam hareudang (di sini 30-31 derajat mulu suhunya, gerah banget)

>>> ranieva <<<

XOXO


Jangan lupa follow IG kami yah!

@_tbtworld //  @ranevadewi   //    @iirhikma_


Supported by :

1. @wattpad_storyyyy

2. @catatanwattpad_id

3. @wattpad.diary

4. @wattpadandmovie

5. @wattpadquotes_id


Author lagi luvv sama suara Doyoung  nih di sini :

yuk siapa tau mau dengerin juga wkwkwk kalau yang tau, coba jawab ini dinyanyiin di mana? ehehe 

oh ya dengerin versi penyanyi aslinya bagus juga deh ^.^ (ini lagu kesayangan banget)

https://youtu.be/Phu2LiObhe8

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro