Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

Posesif?

Agenda kelas siang hari ini adalah presentasi dari kelompok pertama yang sudah dibanjiri pertanyaan dari seisi kelas. Abu memilih diam di sesi ini dan fokus membaca e-book dari buku Pride and Prejudice. Ia sudah berada di halaman 78 di mana ibu Elizabeth sedang marah dengan tindakan putri tertuanya.

"Do I need to be marry someone one day?" tanya Abu kepada dirinya sendiri. Pikiranyanh terlalu jauh memang, tapi kadang pembaca buku suka terbawa suasana terhadap apa yang mereka baca.
Sebelum membuka halaman baru tangannya diberhentikan gemuruh tepuk tangan semua orang di kelas karena presentasi baru saja berakhir. Kedua tangan lelaki itu pun mengikuti tepukan yang lain. Ketika melihat ke depan, pandangan Abu fokus mengarah seorang perempuan yang berada di tengah.

Dengan baju coklat susu yang terang, Ningsih benar-benar jadi penarik perhatian di kelompoknya. Abu memandangi Ningsih dan rambut hitamnya yang bergelombang, kontak mata pun tak bisa dihindari. Namun, sekarang berbeda Abu terlihat tidak gugup dan jantungnya pun tidak berdegup kencang lagi. Melainkan jempolnya diangkat dan dari mulutnya terlontar kalimat "great job" walaupun Abu tidak memerhatikan sama sekali presentasi kelompok Ningsih.

Perempuan yang ada di depan pun tertawa dan dari saku celananya ia mengeluarkan jari yang membentuk hati. Entah kepada siapa Ningsih memberikan gestur itu, tapi Abu tidak melihat siapapun yang sedang bertukar pandang dengan Ningsih.

🌫️🌫️🌫️
Kelas pun usai tepat pada pukul 14.40. Sang dosen memberitahukan kelas yang akan diadakab minggu depan masih sama pembahasannya, tapi untuk penanya akan dibatasi. Itu adalah masukan dari Abu melihat kelompok satu yang babak belur dengan pertanyaan yang rumit. Atau karena kasihan melihat Ningsih kerepotan? Mungkin keduanya.

"Dar!"

Abu yang masih fokus membaca dikejutkan oleh seseorang yang menepuk pundaknya dari belakang. Abu memutar melirik ke arah tepukan itu yang berasal dari perempuan dengan baju coklat susu.

"Hei, Bu. Lu mau nginep di sini bukan? Gak balik lu?" tanya Ningsih penasaran.

"H-halo, Ning. Nggak, ini nunggu yang lain keluar duluan. Lagi fokus baca soalnya," jawab Abu sambil membetulkan kacamata.

Ningsih tiba-tiba saja pergi ke depan dan melihat wajah Abu lekat-lekat. Ia terkesan melihat Abu versi ini. "Lu emang pake kacamata? Atau emang pengin kelihatan ganteng di mata gua?"

Mendengar itu Abu mencoba untuk terlihat tidak melayang di depan Ningsih. Ia mencoba tips dari sang pemilik surat untuk menutup mata dan menghitung sampe tiga. Setelah itu, kurva berbentuk u terukir di mulutnya.

"Gua emang pake kacamata kalau lagi baca e-book. Tapi makasih udah bilang gua ganteng." Mimik wajah Abu ketika  mengatakan kalimat terakhir. Ia mengusap rambutnya seperti playboy di FTV.

"Idih, idih. Pd ya lo. Kirain lu bakal merah lagi pipinya. Hangout sama temen lo yang dari sastra inggris berguna juga ye."

"Emang kenapa anak sastra inggris?" Kalau yang dimaksudkan Ningsih adalah Ilran, kepercayaan diri yang didapatkannya bukan dari VP-nya yang galau akhir-akhir ini.

"Ya lu tahu mereka buaya. Pada ganteng, sih. Cuman gitu, ngomong doang. Tapi, selama ini gua lihat lu gak gitu. Lu misterius dan banyak anak psikologi yang nge-crush sama lu." Mendengar hal itu baterai kepedean Abu akhirnya mendadak 0%. Pipinya kembali memanas dan ia kembali ke titik awal lagi.

"Nah, kan. Jadi tomat lagi lu!" Ningsih menepuk-nepuk pundak Abu dan tertawa puas. Abu yang malu pun ikut tertawa. Ia sekilas melihat garis wajah Ningsih yang tegas dan netranya coklatnya yang gelap, ia mengerti kenapa perempuan ini sangat populer. Tatapannya mematikan, bisa membuat yang melihat seolah terhipnotis dibuatnya.

"Gua mau ngasih tahu psikologi pendidikan uts-nya bakal lumayan ribet, bakal ada studi kasus gitu. Kita kan sekelompok buat tugas biopsi mau sekalian belajar bareng nggak? Gua dapet contoh soal dari kating kemarin, gimana?"

"Lu beneran ngajak gua? Yakin?" tanya Abu tidak percaya dengan apa yang baru saja ia dengar.

"Serius. Tapi lu-nya bisa nggak?" Mata Ningsih kembali berbinar. Abu bisa melihat keseriusan itu.

"Kita berdua aja, kan?"

Keduanya diam sejenak. Kata-kata itu lepas tanpa filter dari otak lelaki berambut abu. Kata hatinya sudah susah untuk dikendalikan.

"M-maksud gue ... anu ... itu sama temen-temen lu juga, kan?" Ada yang terlihat panik sepertinya.

Ningsih terlihat bingung. "Gua baru tahu lu posesif anaknya. Sama gue mungkin nanti, tapi kalau belajar bareng temen-temen gua, ya. Mereka agak susah buat diajak diskusi gini, gapapa?"

"Gapapa banget! Harus gitu pokoknya!" Tiba-tiba saja Abu berbicara seperti orang yang baru meminum segelas kopi.

"Oke ... daripada gua ganggu lu, gua duluan ya? Gua ada jadwal UKM."

"Eh, iya-iya."

"Duluan, Grey."

Ningsih kemudian berjalan keluar kelas. Tiba-tiba terngiang kata-kata terakhir di surat yang Abu baca kemarin.

"Ningsih, bentar!" Perempuan yang dipanggil pun diam di depan pintu kelas.

"Ada apa, Bu?"

Apa ini waktu yang tepat buat nanya itu? Apa guanya aja yang kepedean? Apa harus?

"Bu, lu mau ngomong apa?"

Ningsih terlihat sedang terburu-buru. Abu akan menanyakan surat itu kepadannya, iya yakin bisa! Ia menarik napas dalam-dalam dan ....

"Awas copet, Ning." Tiada angin tiada hujan. Keras dan tegas kata-kata itu keluar dari mulut Abu. Benar kata mereka soal pikiran kadang tak sejalan dengan hati.

"O-oke ... makasih buat sarannya?" Ningsih terlihat tambah bingung dan meninggalkan lelaki itu sendirian di kelas.

Ananda Grey Aldrian, laki-laki sembilas tahun yang hidupnya menjadi kalang kabut karena pesan yang ia terima. Dan kini ia akan dianggap orang aneh oleh salah satu tersangka pembuat surat itu.

"Lu kenapa sih, Bu?" Ia pun menampar dahinya dan memikirkan apa yang baru saja ia lakukan.

🌫️TBC🌫️

Hi semua!!! Kembali lagi bersama Koko~ gimana puasanya? Semoga lancar-lancar aja, ya. Anw, gak kerasa udah 10 chapter aja cerita ini 😭🔥 gak nyangka bisa update reguler kayak gini. Makasih banget buat kakak-kakak di WDT sama temen-temen seperjuangan juga. We rock it guys!

Anw, gimana sama karakter Abu yang jadi gitu? Ada kah yang ilfeel? Wkwk. Pantengin cerita ini terus, ya!

Jangan lupa buat tekan tombol bintang di pojok kiri dan juga komen sebanyak-banyaknya. Makasih, guys!

- With love, Koko




Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro