Credit : reii_70707

.
.
.

"Saeran! Aku mau tinggi!"

Nada begitu cempreng berasal dari sebuah kotak yang diberikan oleh orang tak dikenal beberapa hari yang lalu. Tingginya sekitar tiga meter dengan volume ruang yang seimbang. Saat isi kotak itu adalah tempat berfoto, [name] girang sekali. Dua atensi berada di dalamnya sedang mencoba memotret bersama.

Namun satu kejadian membuat [name] cemberut. Ia kalah tinggi dengan kekasihnya, Saeran.

"Kapan aku bisa tinggi?!" sahut si gadis kedua kalinya.

Sedangkan lelaki di sampingnya hanya memasang ekspresi fokerface dan tidak membalas rayuan [name] sama sekali.

POOF!

Awan tipis memenuhi tiap jengkal tubuh [name]. Sedetik kemudian, sang gadis menjadi sosok lelaki manis dan memiliki ciri yang sama seperti aslinya.

"Wuah! Aku lebih tinggi dari Saeran! Hore!" [name] segera terkikik geli dan mencari kaca untuk melihat penampakan aslinya.

[name] bahagia, tapi Saeran tidak. Perempatan imajiner muncul di dahinya. Ia mendekati kotak kecil yang berisi kaca sebagai lensa potret.

"Hoy! Ubah dia kembali!" Saeran tidak terima [name] mempunyai tinggi superior.

"Haha!" [name] pun bersuka cita dan menghiraukan kekesalan Saeran.

***

06/04/2018