Chapter 15 : Ingatan
"Agen Cat kau tak apa?" tanya agen Face saat menemui Cat yang duduk bersandar di salah satu dinding lorong.
"Tidak Face," jawab Cat singkat sambil berdiri dan memperlihatkan bahwa Cat telah memulihkan tenaganya.
"Baiklah. Kita susul kedua teman kita."
Agen Cat mengangguk dan segera berlari di depan, memimpin Agen Face yang ada di belakangnya.
Setelah sampai di tempat Eye dan L berada mereka dikejutkan dengan keadaan salah satu teman mereka, yang masih terjebak di dalam gelembung gravitasi. Mereka segera menolongnya.
"Gimana cara mengeluarkan Eye?" tanya L.
"Tenanglah Kapten! Serahkan padaku." Agen L mendekati gelembung itu. "Semakin kuat letnan merobeknya, maka semakin kuat juga gelembung ini membelenggu letnan Eye. Seperti prinsip Tai Chi yang melawan kekuatan dengan kelembutan."
Agen Cat memegang gelembung itu. Wajahnya didekatkan ke gelembung. Lalu bibirnya mengecup gelembung itu. Apa yang dilakukan Cat membuat Agen Eye memerahkan wajahnya.
"Apa yang kau lakukan Cat!" teriak Eye sebelum gelembung itu pecah dan menjatuhkannya ke lantai.
Agen L menahan tawanya. "Ehg... Ternyata gelembung itu akan pecah jika dicium."
Agen Cat membalikkan badannya menghadap L. "Bukan," ucapnya. "Bukan ciumanku yang membuat gelembung itu pecah. Tapi air ludahku yang membuatnya pecah. Ion-ion yang ada di dalam ludah melunakkan dinding gelembung itu. Gelembung itu berasal dari permen karet. Hanya ludah yang bisa menghancurkan gelembung gravitasi itu."
Agen Eye tak percaya jika kekuatan vampirnya dikalahkan oleh ludah, apalagi ludah itu milik seorang gadis. Lalu tangan Eye mengusap pipinya yang terkena ludah Cat. "Kau makan Sarden mentah?"
"Wah. Vampir tampanku tau makanan kesukaanku." Mata Cat berbinar-binar setelah Eye menyebut makanan favoritnya secara tidak sengaja. "Hayo. Diam-diam mas vampirku ini cari tau kebiasaan kucing imutmu ini."
Agen Eye segera beranjak pergi sebelum Cat datang dan memeluknya. Cat memasang wajah kesalnya ketika ia tidak berhasil memeluk Eye. Sedangkan Face hanya menggelengkan kepalanya melihat itu semua. Lalu Face berjalan mengikuti agen Cat di belakangnya.
Lantai sembilan terlihat sepi. Seperti tidak ada orang di lantai itu. Keempat Agen UISJ menelusuri lorong. Lalu menaiki tangga menuju lantai teratas, lantai sepuluh.
Brak! Dug! Buk!
Sebuah pukulan kecepatan tinggi menghantam satu per satu keempat agen UISJ di pintu keluar lantai sembilan. Ketiga Agen UISJ terpetal dan berguling menuju lantai sembilan melalui tangga yang sebelumnya mereka lewati. Sedangkan Eye masih berdiri dan hanya mundur satu langkah.
"Tadi itu apa?" Face bertanya sambil merasakan sakit di perutnya yang terkena pulukan misterius. Lalu ia melihat sekitar dan menyadari ia beserta kedua rekannya telah berada di lantai sebelumnya.
"Entahlah Face. Sepertinya dia orang yang memiliki aura kuat, sepadan dengan Letnan Eye." Agen L berdiri dan mendongak ke atas.
Orang yang memukul Eye melompat ke belakang sepuluh meter. Lalu tertawa mengerikan dengan sinar matanya yang berwarna ungu kehitaman. "Hahaha."
Agen Eye menatap tajam orang yang baru saja menyerangnya. Warna matanya berubah menjadi merah agak muda. Gigi taringnya mencuat keluar. Suara kelelawarnya ia keluarkan, hingga menggema di ruangan yang cukup luas itu.
"Fang. Kau masih sama saja seperti dulu," ucap orang itu seakan mengenali Agen Eye.
Agen Eye juga seperti mengenali suara dan sosok itu. Namun ia tidak bisa mengingat siapa orang itu.
Sosok itu tertawa lagi sambil melemparkan mayat pembantu wanita ke arah Eye. "Kau menggunakan mayat ini untuk mencari keberadaan tuan putri kan? Ku kembalikan mayat abal-abal ini padamu."
"Aku sudah tak membutuhkannya. Tapi siapa kau?"
"Heh. Kau pasti sudah lupa pada sahabat-sahabatmu di masa lampau. Kau juga telah melewati ratusan kehidupan dari generasi ke generasi tanpa merasa tua. Aku tau, hatimu telah lelah hidup seperti ini. Kau cuma menanti seseorang yang mempunyai ketulusan hati seperti kekasihmu. Kau mengharapkan keajaiban datang. Tapi kau tak pernah percaya akan keajaiban itu."
Orang itu bertepuk tangan dua kali. "Baiklah. Mungkin ini akan membantu ingatanmu."
Agen Eye menatap tak percaya. Setelah kelelawar putih cukup besar mendarat dihadapannya dan berubah menjadi seorang wanita. Ia langsung mengenali wanita itu. Wanita itu adalah mantan istrinya yang telah lama mati ratusan tahun yang lalu.
****
Claire ikut terbangun saat suaminya tiba-tiba tak ada di sampingnya. Ia mencari suaminya yang entah kemana sambil memanggil nama suaminya. "Fang!"
Claire keluar dari kamarnya dan berjalan menuju lantai satu rumahnya melalui tangga. Betapa terkejutnya Claire, suaminya sedang dipukuli orang-orang yang misterius. Claire mendekati suaminya. Namun beberapa orang segera menangkapnya. Claire diikat di sudut ruangan. Ia meronta dan berteriak tapi usahanya sia-sia. Karena mulutnya telah di tutup sebuah kain. Lalu sebuah pukulan mengenai tengkuknya. Claire dengan cepat tak sadarkan diri.
Claire memasuki dunianya yang gelap. Yang dia lihat hanya dirinya saja dan suaminya yang pergi menjauh semakin jauh. Ia memanggil dan mencoba mencegah suaminya pergi. Tapi tak ada respon dari suaminya. Suaminya berjalan semakin jauh dan hampir tak terlihat. Kesedihannya membanjiri matanya yang lentik. Suaminya kini benar-benar menghilang dari hadapannya.
Claire tersadar dari pingsannya. Ia membuka matanya. Ia mendapati tubuhnya terasa ngilu dan pakaiannya seperti tercabik oleh binatang buas. Lalu matanya memandang ke arah Fang suaminya. Matanya tak percaya saat melihat suaminya berlumuran darah dan babak belur.
"Fang! Jangan tinggalkan aku," teriaknya.
Claire menoleh ke arah anaknya yang tergeletak tak bernyawa. "Revan! Revan anakku bangunlah! Bangunlah nak." Berkali-kali Claire memanggil anaknya. Tapi tak ada jawaban dari anaknya yang telah mati mengenaskan.
Kini ia merasa hidup sendirian tanpa orang-orang yang dicintainya. Sejenak ia terpikir keinginan untuk mengakhiri hidupnya. Kehormatannya, suaminya, dan anaknya, tiada guna lagi dia hidup jika ketiganya telah hilang. Lalu Claire berdiri dan meronta melawan orang-orang yang membantai keluarganya. Seseorang berusaha menghentikan amukan Claire. Claire meraih belati yang di pegang orang itu.
"Claire jangan! Turunkan belati itu! Kumohon, aku berjanji akan membahagiakanmu, bahkan melebihi Fang," ucap orang yang dia ambil belatinya.
"Tidak! Aku justru bahagia jika menyusul keluargaku ke surga."
Jleb!
Perut bagian atas Claire terhunus belati yang dipegangnya. Sesaat matanya berkunang-kunang. Ingatan kebahagian bersama keluarganya muncul, sebelum akhirnya Claire jatuh dan tergeletak tak bernyawa.
****
"Claire! Apa yang terjadi?" tanya Eye pada mantan istrinya, Claire. Tapi Claire hanya diam dan menatap Eye dingin, sedingin mayat.
Lalu Eye mengumpat ke orang bertubuh kekar itu. "Sial! Siapa kau sebenarnya? Kenapa kau mengetahui masa laluku?"
"SIAPA AKU? Fang, kau adalah ciptaanku. Dan aku adalah penciptamu."
"Tidak! Penciptaku adalah Tuhan. Bukanlah manusia sepertimu!"
"Dasar budak penghianat dan susah diatur! Tidak tau terima kasih! Aku yang menyelamatkan nyawamu. Kau ingat saat kau dibantai teman-teman kerjamu? Anakmu tak bisa tertolong dan tak bisa dihidupkan kembali. Sedangkan kau dan istrimu bisa hidup kembali dengan gigitanku."
"KAU!"
"Ya benar, aku yang menggigitmu dan mengubahmu menjadi budak vampirku. Tapi sayangnya kau tak bisa kukendalikan sampai saat ini. Otakmu berbeda daripada otak manusia-manusia yang pernah kugigit."
Orang itu mengubah dirinya menjadi kelelawar hitam yang besar. Kelelawar itu terbang sambil berkata, "Anastasia, bunuh mereka semua. Jika ada yang masih hidup, kau tak akan mendapatkan darahku. Cepatlah bunuh mereka. Aku pergi dulu, ada urusan lain yang harus kuselesaikan." Lalu kelelawar itu terbang menembus atap gedung yang tebuat dari kaca, sambil mengeluarkan suara tawa mengerikannya.
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro