Kedua tangan Sesshoumaru memegang erat kemudi mobil. Sungguh, adik tirinya benar-benar keterlaluan. Beraninya ia sampai menyusul kemari demi gadis bermarga Higurashi.

Rasanya putra sulung Taisho ingin menghampiri dan meninju wajah Inuyasha. Harusnya, study tour di Kyoto berjalan dengan lancar agar bisa dekat dengan Kagome. Apalah daya, dia seorang dosen sejarah harus menjaga kewibawaannya.

Sesshoumaru hilang kontrol karena nya. Malam di kamar hotel ia hampir lepas kendali ingin memeluk gadis itu, dikarenakan sepasang safie biru menatapnya dengan kepolosan.

Jangan menatapku seperti ini. Pria rupawan bisa hilang kendali bila berdekatan ketika duduk di teras sambil memandang bulan sabit.

Tanpa gadis itu ketahui, Sesshoumaru diam-diam sujud syukur telah mengungkap sebuah rasa. Rasa tumbuh menjadi cinta. Dia mengecup dahi, hidung, pipi, dan bibir mahasiswi cantik itu bertubi-tubi. Segenap rindu laki-laki itu curahkan dalam dekapan sayang.

Kau dan Sesshoumaru ini punya mimpi. Untuk menemukan tempat bagi cinta kita.

Kita ditakdirkan untuk saling mencintai. Masa depan sudah terbentang.
Selalu dan selamanya ....

Waktu berhenti berputar, dimana kita bercumbu dalam dekapan hangat. Malam ini milik kita, dan melisankan kalimat sakral hanya untuk dia seorang.

"Aku cinta kamu, Kagome."

Gadis berambut panjang itu terperangah. Tak lama pemilik sepasang mata indah tersenyum tulus. Bagi Sesshoumaru ini, itu sudah cukup.

Sumpah, aku kan ada untukmu hingga hari kuhembuskan nafas terakhirku.

END.

Aw, aw, so sweet sekali Sesshoumaru kita.❤️❤️