24. "dengerin yang mockingbird dulu."
[live music]
Aldo-Belinda
nggak ngetawain dia, kok.
.
"Di depan teras rumah
Fana merah jambu
Kuberdua"
Aku mandangin orang-orang yang datang dan pergi dari atas panggung kecil, entah siapa atau apa yang aku cari, cuma mandangin aja.
"Momen-momen tak palsu
Air Tuhan turun
Aromamu"
"Anjir, fana merah jambu."
"Sejak kapan elu suka naik gunung, Do?"
"Apaan, elah."
Selesai 'ngisi ruang' di atas sana, aku gabung lagi sama anak-anak lain, ada yang udah ngabisin dua batang. Ada anggota baru pun, tiga cewek satu cowok. Dari kampus sebelah kayaknya.
"Naik gunung apa maksudnya?"
"Muncak."
"Iya maksud gua apa korelasinya sama fana merah jambu?"
Aku nengok bentar dari hape yang lagi dimainin. Salah seorang cewek yang baru dateng itu tau-tau aja udah ribut sama siapa aja yang nyempatin diri buat ngeladenin. Kasian banget.
"Fourtwnty kan suka dikaitin sama anak indie. Anak indie biasanya doyan muncak."
"Emang tadi lagunya Fourtwnty?"
"Bukan. Fiersa Besari."
"Oh yang kemaren diisuin selingkuh padahal jago bikin lagu romantis?"
Anjir, siapa sih yang bawa dia?
Aku nggak kenal satu pun dari tiga cewek itu.
"Udah, Dis. Diem."
Haha, temennya aja nyadar dia lagi caper. Cewek pick me.
Abis itu nggak ada lagi yang ngelayanin pertanyaan nggak pentingnya. Yah aku yakin sih dia pura-pura nggak tau.
Aku kembali balesin chat-chat di grup circle gim, denger lagu Tulus yang dinyanyiin penyanyi selanjutnya di panggung. Ralat. Keknya mahasiswa yang hobi nyanyi aja.
"Belinda denger lagu-lagunya Fourtwnty nggak?"
"Yang nyanyi Zona Nyaman itu? Nggak sih."
"Sukanya apa dong?"
"Dvwn, homezone, oceanfromtheblue."
"Wow, apaan tuh?"
"Korea."
Suara ketawaan tertahanku didengar semua orang. Aku langsung jadi pusat perhatian. "Sori." Tapi aku masih pengen ketawa.
Dan si sumber penyebab ketawaku jelas-jelas tersinggung.
"Why?" Aku nanya ke dia di tengah tatapan anak-anak lain. Posisi duduk kami lumayan jauh. Dia di ujung kiri, aku ujung kanan, seberangan.
"Itu genre-nya R&B kok."
"Iya, terus?"
Yang namanya Belinda itu, dia natap aku dengan kening berkerut. Aku tau apa yang ada di pikirannya. Dia mendelik lalu menghentikan pembicaraan.
Semuanya kembali pada aktivitas masing-masing.
Kemudian pas pulangnya, ada yang bicara soal tebeng-tebengan.
"Do, si Belinda ikut elu, ya? Dia searah sama elu tuh."
Aku yang baru aja ngambil kunci motor di meja sambil masih ngetik sesuatu di hape, noleh. Dan seketika itu juga ngeliat cewek yang dimaksud masih ngobrol sama cewek pick me tadi.
"Bel. Tuh si Aldo dah siap. Gua duluan, ya."
Yah, agak males sih sama cewek yang ngambekan.
Sementara yang lain satu-satu udah pada ninggalin tempat ngopi itu, tersisa aku dan Belinda yang abis dadah-dadahan sama si cewek pick me. Baru deh aku diliatnya.
"Yuk." Aku langsung jalan ke parkiran, cewek itu ngikutin dari belakang. "Bawa helm sendiri, kan?"
"Bawa. Dianterin temen, tadi."
Aku meng-starter motor, nunggu beberapa saat, lalu nyuruh dia naik.
Di jalan, kami diem-dieman. Terus gara-gara keinget soal tadi dan sedikit ngerasa bersalah, aku kemudian bicara, "Yang tadi sebenernya gua lagi ngetawain chat grup."
Belinda berdecak. "Haha, oke. Percaya-percaya."
Dia mengatakannya dengan nada jenaka. Agak bikin aku tertegun. "Coba dengerin Eminem sama Avenged Sevenfold deh."
"Nggak, ah."
"Kenapa? Ngambek, ya?"
"Iya, ngambek."
Tapi nada suaranya sama sekali nggak menyiratkan itu.
"Kalau lu udah nggak ngambek lagi, mau dengerin?" tawarku.
Terdengar gumaman 'hm' panjang. "Bisa aja, sih. Tapi sebenernya aku lagi pura-pura ngambek."
Damn. Pake 'aku' lagi. Jadi makin ngerasa bersalah.
"Kamu sukanya apa?"
Punggung aku malah dia pukul.
"Jangan langsung ngubah gaya bicara gitu, ah. Geli anjir."
Aku ketawa. "Okay, Belinda sukanya apa?"
"Lagu R&B Korea."
"Maksudnya dirimu biasa jadi mood lagi itu gara-gara apa?"
"Cari tahu sendirilah, Al." Malah nantangin. "Demi Eminem dan Avenged Sevenfold-mu."
Wah, wah.
Ditantang, nih.
Salah sih mainnya sama Aldo.
"Tapi kalau kamu gagal, kamu yang harus dengerin Jo Yuri, Choi Cello, sama Yoon Hyun Sang."
Apa pula itu.
"Siap."
Untung aja tadi aku ngetawain dia.
—dedicated to Orekasa
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro