13. cepet kamu mau bilang apa
[senpai]
Makishima Shougo-Y/N
Kamu begitu sulit kuraih.
*
Di acara kelulusan itu, cuma satu hal yang aku tunggu-tunggu, sekaligus ini akan menjadi terakhir kalinya aku melakukannya.
Menyuruh-nyuruh Y/N.
Oh, ayolah, kenapa tidak ada yang sadar kalau Y/N itu sesungguhnya sangat imut sekali. Sepertinya di sekolah ini hanya aku yang berani menganggapnya seperti babu. Yah, pamor Y/N di sekolah ini cukup terkenal sebagai gadis tomboy. Mungkin mereka kira, Y/N benar-benar terlihat seperti laki-laki yang patut dijauhi saking barbarnya.
Uh-uh, kalian itu tidak sadar.
Y/N itu manis banget, lho. Cuma jarang senyum aja.
Yah dia adik kelasku, beda satu tahun. Bisa dikatakan, aku cukup dekat dengannya karena aku sendiri yang sering menghampirinya di saat dia sedang berjalan sendirian. Aku memang sedikit menutupi kedekatanku dengan Y/N, agar tidak menjadi bahan gosip saja, itu hal yang paling kuhindari di dunia ini.
Setelah para siswa-siswi kelas 3 yang telah dinyatakan lulus boleh melakukan apa saja (misalnya foto-foto atau langsung pulang) aku segera mencari keberadaan Y/N. Asli, gadis itu memang susah ditemukan. Meski sikapnya kadang menimbulkan keributan, tetap saja sosoknya selalu cepat menghilang juga, jadi sulit kuraih.
Hm.
Dicari di kelasnya, dia tidak ada. Di ruang klubnya, tidak nampak. Di atap, di aula olahraga, di gedung kelas 2 dan kelas 3 pun, dia masih menyembunyikan diri. Why? Aku hanya ingin bertemu denganmu untuk terakhir kalinya saja di sekolah ini, mengungkapan kata-kata yang mungkin ingin kau dengar dariku.
Ke mana lagi aku harus mencarimu, Y/N?
"Shougo-senpai. Ih, aku di sini!"
Berhasil.
"Mau sampai kapan aku mengejar Senpai terus?"
Aku berbalik. "Wah, Y/N. Ternyata kamu selama ini mengikutiku."
Kamu tampak ingin meledak-ledak. "Aku sudah memanggil Senpai dari tadi, kenapa Senpai tidak pernah berbalik?"
"Untuk apa kamu mengikutiku?"
"Bukannya Senpai sedang mencariku?"
"Benarkah?"
Mukamu sudah merah padam menahan kekesalan. Ya untuk apa juga kamu mengikutiku seperti itu? Apa yang kamu harapkan dariku?
"Senpai!" teriakmu ke arahku, padahal jarak kita tidak begitu jauh. "Pokoknya, semoga urusan Senpai ke depannya menjadi tidak lancar."
Uh, nantangin, ya.
Lantas jika kamu mendoakanku hal yang tidak patut begitu, kenapa kamu masih berdiri di situ? Ingin aku melakukan apa?
"Senpai!"
Wajahmu masih menjadi objek penglihatan favoritku.
"Senpai, ih!"
Apa, Gadisku?
"Senpai tidak ingin mengatakan sesuatu padaku, gitu? Senpai 'kan tadi mencariku."
Oh, banyak. Segala perasaan yang kutahan dan kusembunyikan selama satu tahun perjumpaanku denganmu, memangnya kamu pikir aku akan terus memendamnya saja?
"Senpai! Aku pergi, nih."
Silakan. Tinggal kugapai lagi.
"Senpai." Kedua matamu tiba-tiba penuh oleh air mata. "Senpai. Ayo bilang sesuatu."
Kamu cantik. Kamu manis. Kamu imut. Kamu lucu. Kamu indah. Sudah kukatakan, bukan?
Ekspresimu menunjukkan ambang batas pertahananmu, seolah tidak sanggup menerima apa pun yang akan kuberi lagi.
"Baiklah." Tanganmu diturunkan. "Senang sudah mengenal Shougo-senpai." Kamu memutar tubuh, memutus pandangan denganku, berbalik, tetapi tidak jadi.
Kamu berbalik lagi, berlari menujuku, menangkapku dalam sebuah pelukan, menangis, membasahi seragammu dan seragamku, lantas mengucapkan ketidakrelaan.
"Senpai, ih." Pelukanmu sungguh tidak ingin kamu lepas. "Jangan pergi dari sini."
"Dari mana?"
"Dari sini. Dari sini, Dari sini pokoknya!"
"Hm, begitu." Aku mengusap-usap ponimu, membiarkan keningmu terbuka. Oh, astaga. Aku ingin mengecup kening ini.
"Senpai." Kamu menjauhkan wajahmu dari dadaku. "Masih tidak mau mengatakannya?"
Tampangmu begitu menyorotkan kekhawatiran. Takut aku meninggalkanmu? Takut aku beralih pada hati yang lain? Takut aku bilang, 'Siapa bilang aku suka?'.
Kamu terus diam, kali ini benar-benar menungguku mengatakannya.
Mengatakan apa memangnya?
Ya sudahlah.
Aku tidak boleh membiarkanmu terus berharap.
"Senpai?"
"Siapa bilang aku suka?"
"Ih."
"Cuma cinta."
*
dedicated for sadaraa
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro