Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

11. lari terus, lari terus saja

[ketua]

Naora-Alskey

Dia sudah gila sampai berbuat senekat itu di tengah lapangan.

*

Suatu ketika di sebuah sekolah bergengsi di ibu kota salah satu negara Asia, hiduplah berbagai ekskul yang banyak mengharumkan nama sekolah. Salah satunya ekskul yang paling populer adalah ekskul basket dan ekskul cheersleader.

Ha, oke kedengarannya memang sudah sangat mainstream. Anak-anaknya pasti centil, sok kegantengan dan kecantikan, gaulnya gak bener, bisanya cuma hura-hura aja.

Siapa bilang?

Gak gitu semua kok. Buktinya yang di sekolah aku, mereka anaknya pada baik-baik. Jarang nongkrong, sumpah. Gak ada cinta-cintaan atau musuh-musuhan juga. Hm.

Hari itu, kedua ekskul populer sedang melaksanakan latihan bersama. Agak tidak nyambung, kan? Ekskul basket kalau latihan, ya latihan aja. Gak ada hubungannya sama sekali dengan ekskul cheers yang suka lompat-lompat.

"Wah, mereka cocok banget, ya. Kapten basket sama kapten cheers. Alskey sama Naora."

"Kenapa gak jadian aja, ya."

"Emang mereka saling suka?"

"Gak tau juga sih, tapi kalau Alskey sih keliatan banget suka sama Naora-nya."

Anak-anak cewek yang seangkatan denganku terus bergosip ria mengenai diriku dan Alskey saat aku sedang berlatih. Huh, dasar tukang gosip. Apa mereka tidak sadar kalau aku sebenarnya mendengarkan?

Apa katanya tadi?

Alskey keliatan banget suka sama aku?

Ha! Hm.

Dari posisiku sekarang yang berada di pinggir lapangan, aku mengamati Alskey yang sedang berlatih di tengah lapangan sana. Enggak keliatan kayak yang suka sama aku kok, aku jamin.

Lalu, saat aku masih melamun menghadapnya, sebuah bola basket terpantul menuju arah sini. Yang mendekat adalah Alskey, dan dia langsung mundur begitu aku yang menangkap bola basket itu.

"Kenapa?" tanyaku, agak meninggikan suara akibat suara riuh yang berasal dari lapangan.

Alskey yang wajahnya dibanjiri keringat, perlahan tiba-tiba mendekatiku. Aku spontan mundur, merasa takut mendadak. Dia kemudian bicara, "Siniin."

"Gak mau."

"Aku mau latian."

"Kan bolanya masih banyak."

"Gak mau, pengen yang itu."

"Tapi aku mau yang ini juga."

"Kamu kan harus latihan cheers, buat apa bola basketnya?"

"Terserah aku dong."

Alskey nampaknya agak frustasi. Dan setelahnya, seolah tidak memedulikan kami sedang menjadi bahan tontonan murid-murid, dia berjalan lebih dekat padaku, dan aku tidak bisa bergerak.

Hal yang ekstrim pun terjadi. Alskey begitu berani menunjukkan perasaan sukanya padaku ke semua orang.

Dia menyatukan kening kami berdua, napasnya kurang teratur. Sebuah bola basket yang kupegang berada di antara kami, memisahkan jarak. "Naora .... Aku emang pengen milikin kamu. Tapi untuk kali ini aja, aku pengen bola basket itu dulu."

Alskey sudah gila.

Jangan begini juga kali, Alskey.

Aku langsung menghantam dadanya dengan bola besar berwarna oranye itu, pengen sekali membuatnya kesakitan. Gila, gila. Alskey gila!

Aku berlari meninggalkan lapangan, sangat ingin menghindari cowok itu dulu. Mengingat segimana deg-degannya aku tadi, ya ampun, aku tidak mau lagi. Kumohon jangan segila itu, Alskey!

Berhenti dengan menyender ke dinding di sebuah tempat yang lumayan sepi, aku mengatur napas berkali-kali. Alskey terlalu ekstrim. Apalagi dengan jabatannya itu, dengan mukanya yang super menyebalkan itu, tahu gak sih, cewek mana pun pasti bakal lemah jika kamu perlakukan seperti itu, Alskey. Tolong pikirkan soal perasaanku.

Tapi Alskey nampaknya memang sangat gila.

Lihatlah, dia datang ke sini.

Ya ampun, jangan keringetan gitu dong!

Keadaanku masih belum stabil, dan apa yang akan dia lakukan padaku sekarang?

"Na ... O ... Ra ...."

"Nanti dulu ngomongnya kalau masih capek."

Alskey kelihatan sekali sedang capeknya, sampai-sampai dia menyangga tangannya ke lutut. Yaiyalah. Di tengah latian, dia malah ikut lari ke sini, mengejar ceweknya yang super tidak mau diganggu.

"Ra."

"Apa?"

"Kamu lari terus, ya."

"Hah. Ngapain?"

"Biar aku yang kejar."

*

dedicated for anxna_n

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro