Find Me at The Positive Side, Alisha Nanta, Grup G
Dulu, bagiku, menulis adalah hobi. Aku melakukannya di setiap waktu senggangku; di jam istirahat, beberapa menit sebelum bel berbunyi, beberapa menit sebelum adzan, sebut saja waktunya, kapan pun! Aku bahkan sengaja membawa selembar kertas dan sebuah pensil kemanapun, karena dua peralatan itu mungkin saja akan kubutuhkan saat ide-ide menghampiri.
Dan memang, dua benda itu menjadi sahabat karibku sampai sekarang ini.
Dulu, kutemukan keceriaan dan kebanggaan dalam setiap kata yang kutulis. Seakan kata-kata itu hidup untuk membahagiakanku. Seakan setiap kalimat itu yang akan mengulurkan tangan padaku saat aku jatuh. Dulu, aku melakukannya hanya untuk menyenangkan diriku.
Waktu demi waktu yang kulalui, menulis kini bukan lagi hobiku. Kini menulis seperti sebuah kewajiban, sebuah tanggungan yang harus dipikul dengan punggung membungkuk. Berat, rasanya berat.
Rasanya berat karena aku tak lagi menulis untuk membuatku bahagia. Aku menulis hanya untuk selesai.
Begitu berbeda apa yang kutulis dulu dan sekarang. Dulu, aku menulis fiksi, membagikan ceritaku kepada sahabatku yang dalam sekali baca langsung tahu siapa karakter utama yang kusamar-samarkan dalam kata. Kini, aku menulis soal-soal tugas, laporan, yang dalam sekali baca juga orang akan tahu aku tidak benar-benar maksimal melakukannya. Aku melakukannya karena aku harus beres. Aku ingin istirahat. Aku lelah bertemu dengan kata. Aku ingin diam-diam saja, menikmati desau angin yang menyapa setiap kali aku duduk di taman kota.
Duh, betapa aku ingin kembali menulis dengan bahagia!
* * *
Halo, perkenalkan, namaku Alishananta. Iya, ini hanya nama pena! Nama asliku tidak ada Alisha-nya sama sekali. Aku kebetulan sangat suka dengan huruf-huruf yang membentuk nama Alisha, dan kisah tentang Alisha sudah lama aku tulis, sejak aku duduk di kelas satu SMA!
Kira-kira, enam tahun lalu.
Sudah lama, ya?
Aku sempat vakum menulis fiksi selama tiga tahun, yaitu sejak aku mulai masuk semester tiga. Aku tidak bersemangat menamatkan apa-apa, energiku seolah tersedot habis untuk mengerjakan laporan dan tugas-tugas akademik. Aku juga benci saat naskah filmku tidak diterima, dan kupikir, aku memang tidak seharusnya menulis fiksi karena tulisanku ternyata jelek dan tidak pantas untuk dipublikasikan.
Dan bodohnya, aku menyerah dan mengikuti pemikiran negatif itu.
Aku tertawa saja melihat orang-orang yang dulu kubaca fanfiction-nya, lalu sekarang sudah memfilmkan ceritanya yang lain. Aku semakin merasa, sepertinya aku memang tidak pantas di sini. Sebaiknya aku fokus saja di akademik. Dapatkan indeks prestasi tertinggi tiap semester, ikut organisasi dan komunitas, dan lain sebagainya. Lakukan apa saja selain menulis.
Akan tetapi, kecintaanku pada menulis tidak semudah itu terhapus. Sesekali, saat suasana hatiku sedang amat baik, aku menulis diari dalam bentuk cerita pendek. Lalu kukirim pada sahabatku untuk menghiburnya. Lain waktu, kubuat cerita pendek untuk membantunya berhenti berpikir negatif. Lha, aku sendiri sebenarnya masih berpikir negatif, malah membuat cerita pendek yang menyemangati.
Dan akhirnya, cerita pendek itu malah kubuat untuk menghibur diriku sendiri.
Sahabatku terus mendukung aku dan tulisan-tulisanku. Memang, aku tak lagi berusaha mengirimkan apapun kepada koran, majalah, apalagi penerbit. Aku membuat cerita pendek untuk menghibur diriku dan sahabat-sahabatku.
Saat itulah kudapatkan kembali kepercayaan diriku. Meskipun karyaku belum dilirik penerbit, bahkan malah aku tak sempat menulis panjang untuk dikirimkan ke penerbit, aku tidak apa-apa. Aku menerima kekuranganku itu. Aku masih memandangi draft-draft yang kusimpan di laptop, melihat halaman-halaman kosong terbengkalai setelah puluhan halaman. Umumnya halaman pertamanya ditulis saat aku kelas dua belas, lalu tidak kulanjutkan lagi karena aku benci diriku sendiri, benci tulisanku sendiri, dan berpikiran negatif.
Kini, dengan sahabatku yang selalu menyemangati, aku bisa mengurangi sedikit demi sedikit pikiran negatif itu. Aku mengubah niatku; aku menulis untuk membahagiakan diriku dan orang-orang di sekitarku. Aku ingin menjadi pengaruh yang baik. Aku ingin menginspirasi dan menyemangati.
Kini, aku menulis fiksi lagi. Aku mulai membuka lagi draft-draft yang dulu kutinggalkan. Aku melakukan riset untuk mencocokkan world building dan karakterisasi tokohku. Aku menonton film dan membaca fiksi lagi untuk referensi.
Aku juga memberanikan diri untuk menulis naskah komik. Sayang sekali 'kan jika naskahku semakin berdebu? Aku menggunakan naskah-naskah lamaku untuk bahan menulis cerita komik. Suatu hari, seorang CEO platform komik lokal mengadakan challenge bagi penulis. Sahabatku yang memberitahuku. Aku lalu mencoba mengirimkan naskahku
Alhamdulillah, naskahku diterima. Aku benar-benar tidak menyangka. Soalnya, di dunia perfilman, naskahku sering kalah! Makanya, aku tidak terlalu berharap.
Setelah seleksi itu, masih ada seleksi lagi. Studio yang akan menggambar naskahku. Tentu saja, karena itu komik, diperlukan seorang comic artist. Alhamdulillah lagi, ada studio yang mau mengadopsi anakku naskahku! Aku senang sekali.
Aku merasa diterima. Memang, harus kuakui aku butuh pengakuan. Soalnya, aku sendiri tidak yakin apa yang kutulis sudah bagus. Melihat respon orang lain yang bagus terhadap karyaku, sekarang aku lebih percaya diri dan mencintai karyaku.
Sekarang aku sudah menulis naskah komik dan berkolaborasi dengan seorang comic artist untuk mengikuti sebuah lomba di platform komik lokal. Jika kalian jngin membacanya, kalian bisa mengeklik galat ini: bit.ly/WPComics. (Shameless promotion! Harus bangga 'kan, ya?)
Juga, untuk menambah uang jajan, aku menjadi penulis naskah komik freelance. Komiknya belum terbit, jadi aku belum bisa memberikan galat untuk diklik. Tunggu, ya! Hehe.
Selain menulis naskah komik, aku juga menulis lagi naskah fiksi panjang seperti novel. Aku sudah lama tidak membuat series panjang, dan yang kutulis sekarang akan kupublikasikan di wattpad. Judulnya, Colorful Hearts.
Aku juga punya series lain yang diterbitkan secara indie dengan teman di komunitasku. Aku diajak ikut menulis light novel dalam kompilasi Comicventure. Jadi, aku terus melakukan apa yang kubisa! Teman-teman bisa cek di instagramku @ikarina143.
Di samping itu, aku juga masih memiliki tanggung jawab untuk menyempurnakan akademikku. Aku sedang menyusun skripsi, sedang menyelesaikan bab-bab akhir dan bersiap-siap sidang! Mohon doanya, teman-teman...
Kuharap, kita semua bisa berpikiran positif dan percaya pada kemampuan diri kita sendiri. Allah memberikan kita potensi untuk dikembangkan. Dan aku, memilih untuk mengembangkannya dan menginspirasi orang-orang di sekitarku. Aku ingin meninggalkan jejak yang baik untuk dikenang. Aku tidak mau lagi menjadi negative thinker.
So, find me at the positive side!
Satu pesanku, we are precious and worth it. Allah menciptakan kita bukan tanpa tujuan, 'kan? Setiap orang pasti berharga dan bisa menjadi cahaya untuk lingkungannya. Semangat!
Find me on :
Wattpad : AlishaNanta
Instagram : @ikarina143
With love,
Alishananta a.k.a. Ikarina ❤️
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro