Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

16. Diantara (Love Zone)

Cahaya yang menerobos masuk melalui beningnya kaca jendela menusuk-nusuk mataku agar terbangun.

Kubuka mataku perlahan. Suhu dingin pun semakin terasa ketika aku membuka mataku secara keseluruhan.

Di hadapanku tertidur dua orang yang dengan tulus menolongku. Vaneesa dan Toorian. Tubuh mereka mengkerut kedinginan.

Aku beranjak dari tidur dan menghampiri Vaneesa. Sejak kemarin ia tidak ingin berbicara denganku.

"Vaneesa," aku menggoyangkan tubuhnya "Neesa."

"Hm." ia meringkuk kemudian mengucek matanya.

"Sudah pagi." kataku.

"Ya."

"Kau marah padaku?"

"Tidak."

"Hm lalu apa yang terjadi denganmu?"

"Aku hanya iri melihatmu ditarik -dia- sedangkan aku ditinggal."

Ah benar juga. Aku melupakan sifat asli Vaneesa yang selalu tidak mau kalah. Dan ternyata sifatnya itu tidak hilang walaupun sekarang ia tidak ingin mencongkel mataku.

"Neesa, kemarin kan kita ketakutan dan buru-buru. Bisa saja Toorian tidak sengaja menarikku. Aku juga sudah mengulurkan tanganku padamu kan?"

"Hm ya ya." Vaneesa mengerucutkan bibirnya.

"Sekarang kau bangunkan Toorian." kataku.

"Kenapa aku?"

"Aku ingin memeriksa persediaan makanan."

"Hm baiklah."

Aku mengambil tas selempang dan memeriksa isinya. Sementara Vaneesa membangunkan Toorian.

"Toorian..." suara lembut Vaneesa menyebut nama Toorian.

Bagaimana bisa ia membangunkan Toorian dengan cara seperti itu. Saat di rumah tuan Tom saja aku meneriakinya baru ia terbangun.

"Toor.." kata Vaneesa menarik-narik tangan Toorian.

Aku hanya melihat mereka sekilas dan setelahnya menjejerkan sayur dan buah yang agak layu. Sampai akhirnya aku mendengar Toorian berteriak.

"Hei apa yang kau lakukan??" kata Toorian.

Aku spontan menoleh kearah Vaneesa dan Toorian. Toorian dengan ekspresi kagetnya dan Vaneesa dengan wajah girangnya.

"Aku membangunkanmu." kata Vaneesa.

"Ya sudah." tanpa banyak kata Toorian langsung beranjak dan memposisikan dirinya di sebelahku sambil berjongkok.

"Kau sedang apa?" kata Toorian.

"Memeriksa makanan. Aku lapar, tapi makanan jadi hanya tersisa sedikit." kataku.

"Apa gunanya sayur yang kau bawa? Apa kau bisa masak?"

"Tidak."

"Payah."

"Kau mengatakan payah sedangkan dirimu juga tidak bisa?" kataku.

"Tentu saja bisa."

Toorian langsung mengambil tas ranselnya dan mengeluarkan beberapa peralatan yang jarang kulihat. Ia mengeluarkan sebuah alat berbentuk kotak bersumbu dan korek. Ia juga mengerluarkan panci kecil dan sendok.

"Kau membawa semua itu?" tanyaku heran.

"Ya."

"Pantas saja tas itu sangat berat."

"Siapa suruh kau bawa." kata Toorian dan sibuk merakit alat-alat yang dikeluarkannya.

"Dasar." aku melirik ke belakang. Vaneesa lagi-lagi terlihat cemberut "Vaneesa sini! Bantu Toorian" kataku.

Vaneesa tidak beranjak dari tempat duduknya, jadi aku menghampirinya dan hanya menonton Toorian yang sibuk sendiri.

"Nah selesai, sekarang tinggal masak." kata Toorian "kalian bantu aku membersihkan sayur."

"Sana Vaneesa, aku sangat mengantuk dan lelah." kataku pada Vaneesa. Aku tidak benar-benar mengantuk sebenarnya. Ini hanya akal-akalanku saja.

"Kalian kenapa diam? Tidak ada yang mau membantu?" kata Toorian lagi.

"Aku akan membantumu." kata Vaneesa dan langsung mendekati Toorian.

Vaneesa mengambil sayur dan memasukkannya ke dalam panci lalu berjalan ke belakang ruangan. Nampaknya ia akan mencari air.

Dan Toorian. Hei sebanyak apa sih isi tasnya?
Sekarang ia mengeluarkan garam dan bumbu lainnya.

"Raeesa, apa yang kau lakukan?" tanya Toorian ketika memergokiku memperhatikannya.

"Tidak ada."

"Kau bantulah aku."

"Tidak, aku mengantuk." kataku dan langsung membaringkan diri di lantai dingin membelakangi Toorian.

"Dasar pemalas." katanya.

"Hmmm."

🐭
🐭
🐭

"Raeesa bangun." suara Vaneesa terdengar samar dan lama-kelamaan menjadi jelas.

"Ah aku ketiduran." kataku.

"Ayo kita makan." kata Vaneesa.

"Makanannya sudah jadi?"

"Ya."

Aku beranjak dari tidurku lalu bersama Vaneesa mendekati Toorian dengan panci di depannya.

"Ini siapa yang masak?" tanyaku.

"Tentu saja aku." kata Toorian.

"Aku juga membantuu." rengek Vaneesa.

"Hanya sedikit." saut Toorian lagi.

Vaneesa mengembungkan pipinya. Aku geli melihat tingkah mereka.

"Ah, maaf aku tidak membawa piring jadi kita langsung makan dari panci saja. Dan sendoknya hanya ada dua." kata Toorian menunjukkan dua buah sendok di tangannya.

"Kau dan Vaneesa saja makan lebih dulu, aku bergiliran dengan Vaneesa." kataku.

"Oke." Vaneesa mengambil satu sendok di tangan Toorian lalu menyendok sayur dalam panci.

"Bagaimana?" tanya Toorian pada Vaneesa.

"Enaaakkkk." Vaneesa menempelkan dua tangannya di pipi.

Toorian juga ikut menyendok sayur dan sendok itu diarahkan ke mulutku.

"Buka mulut." kata Toorian.

"Untuk apa?" tanyaku heran.

"Tentu saja menyuapimu pemalas. Aku tidak tega membiarkan anak perempuan kelaparan." katanya dengan wajah datar.

Aku melirik Vaneesa yang hanya diam.

"Makan saja sendiri." aku mengambil sendok ditangan Vaneesa "aku kan bergiliran dengan Vaneesa." dengan cepat aku menyendok sayur dan memakannya.

"Tidak tau terima kasih." kata Toorian lalu menyuap sayur yang semula untukku.

Dasar Toorian, dia tidak lihat apa bagaimana Vaneesa kalau dia bersikap begitu. Aku berusaha tidak membuat Vaneesa kesal. Aku tahu bagaimana Vaneesa.

Selesai acara makan canggung kami. Kami membereskan sisa sayur dan alat yang berserakan.

"Sekarang kemana tujuan kita?" tanyaku.

"Iya kita harus cepat mencari Rattatoo. Aku lelah harus lari terus." kata Vaneesa.

"Kita ke desa selanjutnya saja. Mencari disini tidak menghasilkan apapun." kata Toorian.

"Hm baiklah."

"Kita juga harus berhati-hati. Takutnya Raeesa diincar lagi." kata Vaneesa.

"Berdoa saja tidak ada yang mengejarku. Ayo berangkat." kataku.

Kami melanjutkan perjalanan. Toorian mengajak kami berjalan melewati pinggiran hutan, desa pun tetap terlihat. Hal ini untuk menghindari kejadian seperti kemarin. Karena seperti kata tuan Tom. Desa-desa ini mengelilingi hutan. Jadi kami hanya perlu berjalan mengikuti jalur saja.

•••

Nulis part ini gimana gitu wkwk

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro