Jendela 12
Satu setengah bulan adalah waktu terpanjang yang pernah Regin lewati dengan kembali menjadi sendiri. Dale sudah memberi kenangan yang memberatkan dirinya, jangannya berlari, berjalan saja langkahnya terasa berat. Namun, Regin optimis, Dia tidak sudi disesatkan oleh sesuatu yang belum pasti ada. Seperti dulu, dia nyebur ke dalam berbagai rutinitas. Ketika pekerjaannya selesai, dengan sukarela dia turun tangan membantu pekerjaan temannya. Saat jam makan siang, dia sengaja tidak membawa ponsel, kemudian setiap pulang kantor, ikut duduk dan ngobrol di ruang TV bersama penghuni kos lain, dan jika sulit tidur dia lebih baik olahraga di dalam kamar.
Suatu malam, acara pencarian jodoh di TV mengelitik kesepian, menggelitiknya agar mulai mencari pengganti Dale. Kesannya memang seperti harga mati bahwa seseorang harus menempati atau memperbaiki hatinya yang rusak, tidak peduli orang itu muncul dari dunia nyata atau maya. Ide dadakan itu membuat dia pamit dari ruang TV, lalu kemudian menyalakan laptop di kamar. Dalam waktu hampir dua jam, Regin mendaftarkan dirinya setidaknya ke empat situs kencan. Situs-situs yang pernah Cia dan Nathan tawarkan padanya.
Sebelum akun Regin benar-benar sempurna, sudah ada belasan pesan masuk dari lelaki dari berbagai negara dan latar belakang. Jika lelaki itu tinggal di Jakarta baik lelaki lokal maupun import, Regin segera mengatur janji kopi darat. Memastikan lelaki itu nyata. Regin membuat daftar nama-nama kenalannya Lukman, Ferdi, Ferry, Wahyu, Ihsan, Adam, Luke, Harm, Jordan, Andy, Joel, Richard, Jaeden, Guntur, Bambang, Doni, Paul, Kevin, Philip, Jack, Johan dan Mark.
Suara gedoran pintu terdengar begitu mendesak. Setengah terpaksa, dengan cepat Regin berdiri membuka pintu. Dia langsung menarik dalang di balik pintu, Cia. Dengan senyum malu-malu, Regin memperlihatkan akun barunya pada Cia, beserta daftar nama lelaki yang berjejer di dalam kotak pesan.
"Kamu sakit, Gin?!" Cia tak berkedip melihat ada begitu banyak pesan masuk dari semua akun Regin.
"Tiap orang berubah Mrs. Evans." Regin tersenyum, dia menaikan kedua alisnya bangga mengenalkan sisi baru seorang Regina.
"Terus Dale mau di kemanain? Buat apalagi semua cowok-cowok ini?"
Regin diam, memilih-milih dari bagian mana dia harus ngaku temuannya tempo hari.
"He was a scammer love." Aku Regin menahan antara pedih dan malu.
Cia mendengar jelas kalimat Regin. Dia berusaha mencari mata sahabatnya diantara pandangan kosong saat ini. Cia sengaja menahan satu-dua pertanyaan yang mulai muncul di benaknya karena dia bisa membaca dari raut wajah Regin, masih ada hal lain yang akan disampaikan sahabatnya.
"Semua identitas yang dia kasih palsu. Nama, usia, tempat tinggal, bahkan foto." Regin menunduk. Napasnya terdengar berat. "Bahkan sebenarnya kita belum pernah webcam."
Cia mengusap pundak sahabatnya begitu dia melihat setelah air meluncur dari sudut mata Regin. Regin tertawa sambil menghapus air matanya.
"Tolol banget rasanya."
Cia menggeleng, "Tolol karena cinta itu wajar. Bukan cuma kamu yang begitu, nggak peduli gimana pun kisahnya."
Ucapan Cia sedikit menenangkan, meski masih seluruhnya merasa tolol dan konyol. Terutama pada bagian dia berada dalam dunia fantasi.
"Kamu pantas ketemu yang lebih baik. Tapi, serius secepat ini, daftar nama-nama ini, Gin?" Mata Cia beralih melihat layar laptop. "Yakin hati kamu sudah bisa terima yang baru? Apa enggak terlalu buru-buru?"
"Nggak apa-apa. Lebih cepat, lebih baik." Deru napasnya terdengar berat, Regin akan lebih keras berusaha melupakan, meski dia sadar bahwa hati kecilnya masih bodoh tetap percaya bahwa si penipu Dale tidak bisa terganti. Dale memberikan yang selama ini dia butuhkan. Bagaimana dirinya bisa melupakan kebutuhan hatinya?
Regin memasang senyum lebar, kemudian mengajak Cia membalas satu per satu pesan masuk. Sebetulnya Cia teramat penasaran, ingin sekali rasanya mengorek lebih dalam bagaimana Regin mengetahui kebohongan Dale. Cara yang tidak pernah Cia ketahui. Cerita tak utuh yang Regin sampaikan padanya justru membuat dia sekilas merasa tak kenal pada orang yang sudah lama berada di sekelilingnya. Hanya saja, suara dalam dirinya menyuruh untuk jangan banyak bertanya dulu.
*
Tiga minggu berlalu, hari ini Regin kembali mencoret dua nama lelaki setelah Paul, Harm, Jack, Guntur dan Ferdi, persoalannya karena mereka cuma mau hubungan ranjang. Lantas Jordan, Bambang dan Kevin, meski baik Regin harus mencoretnya karena tidak bisa menerima gap usia di atas lima belas tahun. kemudian Ihsan, Adam, Ferry, Mark dan Joel karena Regin merasa kurang nyambung dengan mereka. Sekarang giliran Luke dan Richard, mereka selalu menolak webcam, tanpa banyak pertimbangan Regin memblokir akun keduanya. Regin bisa menjamin sudah pasti mereka scammer.
Selang lima belas menit, giliran nama Lukman yang dicoret setelah tunangannya nangis-nangis menelepon Regin, meminta agar dia tidak termakan rayuan Lukman. Lelaki yang sudah menjadi tunangan orang lain. Dia menghela napas melihat sisanya. Regin percaya menemukan yang dia cari diantara Wahyu, Jaeden, Doni, Philip dan Johan.
Hari berganti, menjelang pergantian tahun, Philip warga negara Amerika yang tinggal di Riverside, California menghubungi Regin seperti biasa. Dia tersenyum, Regin juga balas senyum, moment berikutnya adalah kejadian paling memalukan dan paling janggal yang Regin alami selama dia berkomunikasi dengan Philip. Regin mengenal Philip melalui Tinder. Baru tadi Philip menjelaskan bahwa dia hanya mencari teman sehubung rencana dia dan kekasihnya berlibur ke Indonesia musim panas nanti. Sebelas dua belas sama Lukman.
Besok harinya Regin juga harus mencoret nama Doni, setelah Doni tiba-tiba memblokir akun Skype miliknya tanpa sebab. Sebulan berlalu, Regin terpaksa mencoret dua nama lagi, Wahyu, Johan dan Jaeden karena mereka mendadak hilang tanpa kabar.
----------------------------------------------------------------------------------------
Hayo, siapa yang pernah nyobain online dating lebih dari 1 apps?
Apalagi sekarang mau kenalan sama orang di dunia nyata lagi susah yah akibat stay at home. hehehe
Happy Saturday night all
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro