Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

Chapter 38

Selain kata 'berhenti', sungguhkah tidak ada kata lain yang bisa diucapkan kedua penjaga desa ini? Sampai berapa lama pula mereka harus melemparkan pandangan menyelisik nan mengganggu seperti ini? Ingin berucap menanyakan, tapi lidah keluh pun debaran jantung ... berharap saja penjaga desa ini tak mendengar. Bahkan telapak tangan yang membawa keranjang berisi wortel ini telah sukses menghadirkan sejumlah keringat.

Belum lagi, sampai kapan pula sepasang pendengaran akan terus menangkap nyanyian aneh dari hutan terlarang sana? Kala di mana gagak-gagak telah berhenti berkoak mengejek, yang mana bertepatan dengan itu pula, entah karena kebetulan ataukah tidak, yang jelas dua penjaga desa penghadang pintu masuk gudang penyimpanan ini berakhir mengalihkan pandangan mengintimidasi kepada mereka yang merupakan penarik dan pendorong gerobak penuh umbi-umbian.

"Biarkan dua wanita ini saja yang membawa masuk isian gerobak itu." Menyingkir dari posisi menghadang, kembali menjaga sebagaimana posisi awalan tadi tepat saat penarik dan pendorong gerobak menarik diri menjauh. Namun, baik Hui Yan dan Xia Chia masih pula berdiam diri seakan belum mencerna baik ucapan yang baru didengar. "Apa yang kalian lakukan? Jika tidak ingin maka suruh orang lain, jangan menghalangi jalan seperti itu."

"Ingin, tentu saja ingin, karena kami jelas warga baik dan suka bekerja," balas Xia Chia, tersenyum lebar sembari menarik masuk Hui Yan yang akhirnya mampu bernapas lega. Setidaknya jauh lebih baik, dan waktunya pula untuk melanjutkan kembali rencana yang ada.

Hanya saja, bagaimana harus memulai? Bagaimana pula harus menggeledah ruangan yang tak terlalu besar ataupun kecil ini? Berlantaikan papan, mengeluarkan deritan pula tiap kali melangkah, yang mana sejumlah debuan tipis melapisi. Selain itu, tak pula terlihat ada sesuatu yang mencurigakan, pun lihatlah sejumlah warga yang mengisi ruangan penyimpanan ini berada, sibuk dengan pekerjaan masing-masing dalam menempatkan hasil panen pada tempat yang telah disediakan.

Lantas, di manakah letak keanehan dari ruangan ini? Dari mana pula harus memulai, tanpa harus menarik ataupun mengundang sejumlah perhatian atau kecurigaan. Dan Hui Yan yang sedang sibuk memindahkan wortel dari keranjangnya ke rak, berakhir mengedarkan pandangan untuk kemudian hanya menangkap beragam jenis sayuran menguasai sudut lantai, termasuk pula tiap jejeran rak kayu pada sisi kiri dan kanan ruangan. Sedangkan bagian tengah kosong, dijadikan area lalu-lalang sebebasnya.

Pun inilah yang terjadi, ataukah memang ini pula yang menjadi rencana Hui Yan dan Xia Chia. Entahlah, yang jelas mereka sibuk pada pekerjaan, beralih memindahkan sekeranjang demi sekeranjang hasil panen dari gerobak yang ditinggalkan oleh dua warga di depan pintu tadi, membawa masuk untuk kemudian ditempatkan pada rak yang telah disediakan, dan hal itu terus dilakukan selama beberapa menit waktu berlalu. Apalagi, dua penjaga desa yang berjaga sesekali akan menoleh ke dalam seolah memastikan tidak ada hal aneh sedang berlangsung.

Pasti ada sesuatu di sini, pasti ... tapi di mana ...? Mungkinkah tidak bisa dilihat oleh mata langsung? Lantas .... Mendesah, mata dipejamkan sementara kedua tangan memperkuat keranjang berisikan kentang, bertingkah pula seakan keranjang tersebut cukuplah berat sampai langkah sulit dilajukan. Namun, sepasang indra pendengaran dibiarkan terus menajam, menangkap berbagai jenis suara terutama deritan dari lantai berpapan ini. Apa mungkin dengan cara ini bisa menemukan? Penjaga desa harusnya tak begitulah curiga akan gerak-gerik ini, bukan? Kembali mendesah, tersenyum bodoh kemudian. Lagian bagaimana bisa menggunakan cara seperti ini, tidak mungkin pula terus menelusuri ruangan dengan mata terpejam. Kecuali ....

"Kecuali ada sesuatu yang tumpah dan berserakan pada hampir setiap lantai dalam ruangan ini."

Benar, hanya itu caranya agar aku bisa menelusuri tiap ruangan tanpa khawatir dicurigai. Lagian semua cara patut dicoba, jika gagal maka gagal saja. Yang terpenting kegagalan tersebut tidaklah dalam bentuk tertangkap penjaga desa, maka semua tentu aman-aman saja, bukan? Oleh karena itu, Hui Yan menjatuhkan pandangan pada Xia Chia, mengirim semacam sinyal berupa sekali anggukan, dan permainan pun ... dimulai.

Tak lagi ada keranjang yang dijinjing, yang ada hanyalah tergeletak pada lantai pun isian berupa kentang berserakan, beberapa bergelindingan cukuplah jauh dari pusat jatuhnya. Tidak, tepatnya sengaja dijatuhkan. Pun Hui Yan berakhir menjadi sorotan, entah dari sejumlah warga di dalam gudang ini ataupun dua penjaga desa yang sedang berjaga dekat pintu sana. Ingin tersenyum puas pun, Hui Yan tahan sejadinya sembari memalingkan wajah, berjongkok pula untuk mulai memungut kentang-kentang berserakan ini. Setidaknya sampai penjaga desa berhenti memerhatikan dari balik netra menajam mengintimidasi tersebut.

"Sudah kubilang kita angkat sama-sama, lihatlah kekacauan yang kau buat," oceh Xia Chia sembari membantu, tapi kemudian tersenyum kecil. "Kau baik-baik saja?" bisiknya.

"Tentu, aku cukuplah senang dan sangatlah bersemangat. Sekarang ...." Mengedarkan pandangan pada sejumlah warga yang ada, tak pula mendapati ada satu orang di antara mereka yang masih memerhatikan. Terlebih, tak pula ada niatan dari mereka untuk membantu, tapi kenapa? Dan hal itu terpikirkan oleh Xue Jing, alih-alih Hui Yan ataupun Xia Chia. "Bantu aku memungut dan mari kita telusuri baik-baik," bisik Hui Yan lebih lagi.

Namun, bagaimana caranya Xue Jing mengemukakan kekhawatirannya? Bagaimana pula caranya menyadarkan dua wanita ini untuk jangan terlalu senang sampai mengabaikan atau bahkan melupakan keanehan-keanehan kecil sekitaran. Pasalnya, sikap mengabaikan dan tak pedulian, dan tak membantu yang ditunjukkan sejumlah warga dalam gudang saat ini bukanlah sikap dari seorang warga Desa Weiji, bukan? Terkecuali jika mereka tahu apa yang hendak dilakukan dan dicari Hui Yan dan Xia Chia. Akan tetapi, apa mungkin karena alasan itu? Benarkah mereka tahu jika ada tim pemberontak dalam desa ini?

Jika benar demikian, tentu akan sangat menenangkan, karena itu menunjukkan mereka mendukung secara diam-diam pemberontakan yang ada. Namun, jika bukan ... maka gawat sudah. Kala di mana Hui Yan dan Xia Chia telah tenggelam dalam aktivitas memungut kembali kentang nan berserakan yang ada satu persatu, mata tak dibiarkan berkedip dan tangan terus memeriksa bagian lantai, rak, sudut atau bahkan dinding ruangan didekatnya. Tidak boleh bergerak terlalu lama, dan tidak boleh pula terlalu cepat. Dan untuk mengimbangi dua hal tersebut, memanglah sedikit sulit. Hanya untuk kemudian mendapatkan kenihilan.

Lantas, tidak mungkin Hui Yan dengan sengajanya menuangkan kembali isian keranjang, bukan? Menjatuhkan apa yang hampir saja selesai dikumpulkan. Kecuali, ia benarlah ingin dicurigai langsung oleh dua penjaga desa. Kala di mana Xia Chia sendiri menggeleng, wajah kekecewan yang dimiliki disembunyikan sedemikian rupanya.

Sungguh benarkah tidak ada apa-apa di sini? Apa benar kami telah salah menebak? Sembari Hui Yan membawa diri untuk kembali memungut kentang terakhir yang berada di tengah dari ruangan gudang ini. Mengembuskan napas untuk ke sekian kalinya, dan dengan berat hati kemudian membangunkan diri. Apa mungkin aku yang kurang teliti memeriksa?

DEG!

Mungkinkah ...? Napas tercekat, sepasang tungkai kembali ditekuknya seraya rambut halus pada bagian pelipis bergerak-gerak tertiup oleh embusan angin. Pun pasang netra kekasih Ji Yu ini teramat berfokus pada satu titik, lantai papan yang memiliki celah seraya sebelah tangan diulurkan tepat di atas dari celah tersebut. "Huff ...." Menoleh, mencari-cari keberadaan Xia Chia. Sontak, kekasih Yue Ming yang menyadari keanehan dari temannya ini mendekat sealami mungkin, menutupi Hui Yan dari pandangan penjaga desa yang bertugas di luar tersebut.

"Ada yang aneh dengan bagian lantai ini, Xia Chia."

Aneh? Tapi Xia Chia tak melihat adanya keanehan tersebut. Tidak pula ada semacam tanda, simbol atau hal lainnya yang mampu dikatakan mencurigakan. Tentu, selain sebuah celah dari lantai berselimutkan debuan yang menurut kekasih Yue Ming ini hanyalah celah biasa nan usang.

Namun, reaksi Hui Yan yang begitulah yakin sukses membuatnya mau tak mau ikut percaya jika memang ada sesuatu di sana. Hanya saja, belum sempat merendahkan tubuh untuk melihat lebih lagi, sergahan dari seseorang pun sukses membekukan kedua wanita ini, yang mana tanpa sadar pasang mata mereka diarahkan langsung ke asal suara. Mendapati, satu penjaga desa mendekat.

"Apa yang sedang kalian berdua lakukan?"

"Kami hanya, itu karena ...."

"Kentang, aku butuh dia membantuku membawa keranjang ini. Jelas tak mau menjatuhkannya lagi seperti sebelumnya," sela Hui Yan cepat, seraya membangunkan diri dari posisinya saat ini dengan menampilkan senyuman ramah. "Apa ada masalah dengan meminta bantuan?"

Diam, tapi setidaknya penjaga desa ini memberikan gelengan, kala ketajaman dari sepasang netra diarahkan pada lantai yang menjadi kecurigaan Hui Yan tadi. Yang mana barulah kemudian penjaga desa ini secara bergantian memandangi mereka, semacam berusaha mencari tahu kebenaran dari balik pasang netra yang sejadinya Hui Yan dan Xia Chia sembunyikan.

Pun apa ini? Seakan tak cukup teryakini, penjaga desa malah mengikis jarak lebih lagi. Sejadinya pula kedua wanita ini tak menurunkan pandangan ataupun bergerak mundur. Entahlah karena apa alasannya, bisa saja karena efek teramat terkejut, ataupun karena bertekad kuat untuk tak ingin dicurigai, bukan? Karena ada yang bilang, jika seseorang sedang berbohong maka pandangan tak berani diarahkan langsung pada lawan bicaranya.

Hanya saja, ingin seberapa dekat penjaga desa ini akan mengikis jarak sebenarnya? Bagaimana jika diteruskan maka benar-benar akan ketahuan? Dan mau seberapa lama pula terus-terusan diperlakukan seperti ini? Kala pasang netra Hui Yan mulai bergetar, kala hati pun mulai berseru meminta tolong. Yang mana bahkan embusan angin menerobos masuk dari balik pintu yang terbuka, mengedipkan pasang netra untuk kemudian menangkap sebuah bantuan sungguhlah datang menghampiri.

"Apa yang kalian berdua telah lakukan sampai diperlakukan seperti ini? Kalian pasti tak bekerja dengan baik, bukan?" ucapnya, menunjukkan keramahan dari balik senyuman untuk kemudian memberikan hormat pada penjaga desa. "Terima kasih atas pemberian ramuannya, berkat itu bayi yang kukandung memanglah tidak banyak memberikan efek mual padaku."

"Untuk apa kemari? Segeralah pulang, istirahat dan makan yang teratur."

"Aku hanya berjalan-jalan untuk melihat musim panen, hitung-hitung menghirup dan menikmati udara segar bersama suamiku." Memalingkan pandangan, melambaikan tangan dengan bahagianya pada Azhuang yang tampak mengobrol dengan penjaga desa satunya di luar sana.

"Kotornya udara dalam gudang ini tak baik untuk kandunganmu, pulanglah bersama suamimu, dan jangan sungkan pula menanyakan apa pun pada kami penjaga desa jika memang dirasa ada hal yang tak nyaman sedang kau alami."

Mengangguk paham, Jing Shin bahkan tak henti-hentinya merekahkan senyuman seakan tak akan pernah layu. Setidaknya senyuman itu sukses membawa penjaga desa ini menjauh kemudian, kembali pada posisi jaga semacam tak pernah terjadi apa-apa sebelumnya. Yang mana dua tersangka yang hampir tertangkap basah, pada akhirnya mampu mengembuskan napas penuh kelegaan. Namun, tak mampu merekahkan senyuman barang sedikit saja atau bahkan jika itu hanya palsu semata.

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro