Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

13. Kenyataan

Dua minggu berlalu setelah kejadian di kafe. Hari-hari Orion tidak baik-baik saja. Ia bahkan harus mebgambil cuti selama tiga hari untuk menenangkan diri. Kini ia sudah kembali menjalani koas-nya. Beruntung ia ditempatkan di divisi yang sama dengan Johnny. Setidaknya ia tidak harus makan sendirian di rumah sakit.

Orion baru saja keluar dari ruang perawatan saat ponselnya bergetar. Begitu melihat nama yang muncul di layar, laki-laki yang mengenakan jas putih itu langsung menjawab panggilan itu dengan satu sentuhan.

"Lo dimana?" Suara Jeff terdengar sedikit panik.

"Di rumah sakit, shift gue selesai 10 menit lagi. Tumben lo nelfon gue, ada apa?"

"Hana sakit, dia dirawat di rumah sakit gue. Baru aja Petra telpon, ini gue lagi jalan mau ke kamar Hana."

Kaki Orion melemas, punggungnya menegang dan matanya bergetar. Ia menutup panggilan itu tanpa mengucapkan salam.

Orion segera berlari melintasi lorong rumah sakit dan menuju ruangannya. Ia melepaskan jas putih dan stetoskop yang menggantung di lehernya, meletakkan benda itu di meja dengan sembarang. Ia meraih jaket dan kunci mobilnya. Jari-jarinya sibuk mengetik ketika salah satu rekan koasnya memasuki ruangan.

"Gue sudah izin sama Kak Dirga. Gue cabut duluan."

Orion berjalan cepat menuju area parkir dan jari-jarinya kembali sibuk mengetik untuk menanyakan ruangan tempat Hana dirawat.

***

Laki-laki dengan kemeja biru itu berjalan dengan tergesa-gesa. Kepalanya dipenuhi banyak pertanyaan. Namun, langkahnya terhenti ketika melihat Jeff dan Petra yang kelihatan sedang membicarakan sesuatu dengan serius.

"Gue sayang sama Hana, bukan sebagai kakak tapi sebagai laki-laki. Menurut lo gimana?"

Satu kalimat pernyataan yang mampu membuat seorang Orion Dirgantara membalikkan badannya dan memilih untuk bersandar pada tembok dibanding melihat Hana, gadis yang ia cintai.

"Gue sadar setelah kejadian tadi. Saat lihat dia pingsan, dada gue sesak, seolah-olah seseorang lagi mencekik gue. Terakhir gue rasain hal ini saat bokap pergi. Gue benar-benar takut kehilangan dia." Petra menunduk, Orion bisa melihat kalau sahabatnya merasa bersalah.

Orion menghela napas dalam dan memilih untuk meninggalkan tempat itu.

Ekor mata Jeff melihat sesorang yang ia kenali. Jeff segera berpamitan pada Petra setelah pura-pura mendapatkan panggilan dari rekannya yang bertugas.

Jeff berlari mengejar seseorang yang kini hanya terlihat punggung yang dibalut kemeja biru.

"Orion." Jeff mempercepat langkahnya ketika mendapati kalau laki-laki itu benar sahabatnya.

"Gue merasa, gue nggak dibutuhkan di sini."

"Lo ... dengar sesuatu?" Jeff dibuat jantungan karena mungkin saja Orion mendengar percakapannya dengan Petra.

"Hana, baik-baik aja?" Orion berusaha mengganti topik pembicaraan mereka.

"Dia cuma kelelahan. Tadi sempat pingsan waktu Petra jemput."

"Syukurlah kalau dia baik-baik aja. Gue cabut ya. Thanks, Bro." Orion segera meninggalkan Jeff yang malah dibuat sakit kepala karena sikapnya.

"Dia pasti dengar semuanya." Jeff mengacak rambutnya kasar.

***

Hana bisa melihat kalau kini ia tengah berada di rumah sakit. Satu-satunya harapannya, setidaknya ada seseorang yang ada untuknya di saat seperti ini. Hati kecilnya sebenarnya berharap Orion ada di sana. Namun, sepertinya harapannnya terlalu egois mengingat kalau ia adalah tersangka dari putusnya hubungan mereka.

Pintu terkuak dan memunculkan sosok yang tidak ia duga sebelumnya. Hana menghela napas, setelah ingatannya kembali. Tentu saja Petra yang ada di sini karena sebelumnya mereka bersama.

"Kamu sudah bangun? Mau aku panggil dokter?" Petra bertanya setelah duduk di kursi yang berada tepat di tepi ranjang Hana.

Hana tersenyum dan dengan lembut berkata, "Aku punya dokter di sini. Aku baik-baik aja."

Petra tersenyum. Senyum yang terlihat lebih tulus dibanding biasanya.

#30DayWritingChallenge #30DWCJilid28 #Day6

Aloha, ketemu lagi sama Hana, Orion, Jeff, dan Petra.

Rasanya nggak ikhlas lihat Bang Ion jadi sadboy. Kalian team mana nih? Bang Ion atau Bang Petra?

Kalau aku sih tim oleng sana sini. 🙈🙈🙈

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro