Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

Sang Teman Baru

---

Suasana sekolah terasa semakin suram bagi perempuan berambut sebahu dengan mata bengkak dan sayu itu. Tangannya ia sangkutkan di tali pinggir tas ungu dan hitam kesayangannya.

"Lo bangun jam berapa kemaren?" Pertanyaan itu seperti terlontar dari sosok tanpa wujud.

Nyatanya ada Mila yang berjalan lima meter di belakang Keslacy sembari menenteng tas hitamnya. Make up natural dan lip balm tipis agaknya menjadi teman wajahnya pagi itu.

"Nggak tau. Tiba-tiba pas bangun udah ada di sofa ruangan, padahal seinget gue kemarin masih berdiri di deket pintu rumah sakit," ujar Keslacy tanpa menghentikan langkah.

Mila mempercepat jalannya, menyamai langkah Keslacy. Mereka berjalan bersisian dengan ketukan sepatu yang seirama.

"Semalem lo pingsan, jadi diangkat sama Bang Moe dan ditidurin di sofa," ucap Mila. Berniat memberitahu, tapi otak Keslacy malah menangkap hal lain.

"Ditidurin?"

"Apa, Cy?"

"Eh, nggak," sela Keslacy. Jangan sampai temannya itu mengetahui maksud yang ia tangkap. Ah! Mana mungkin abangnya Mila melakukan hal yang tidak-tidak ke dia. Iya, 'kan?

Untuk informasi, Keslacy sudah menerima Mila sebagai temannya sejak kemarin malam. Karena pertolongan Mila dan abangnya itu, Keslacy tidak harus menghadapi hal pelik dan memusingkan masalah Riany.

Tidak akan ada yang bisa memfitnah ataupun menuduhnya mencelakai Riany karena kemarin dirinya baru pulang dari rumah Bellanca dan diantar oleh Mila juga Pramoedya.

"Ngelamun aja lo." Mila menepuk bahu Keslacy dengan sedikit kencang. Ah, senang sekali karena akhirnya perempuan itu mau menerimanya sebagai teman.

"Kejadian semalem nggak akan berlanjut jauh, 'kan, ya?" tanya Keslacy. Ia ingin mengutarakan hal yang mengganggu walaupun dirinya yakin jika ia tidak bersalah dan tidak tahu menahu soal penyebab yang terjadi pada Riany.

"Nggak akan. Bang Moe udah nutup---" Remaja berambut panjang itu menabok mulutnya. "Astaga, mulut!"

"Nutup apa?"

"Nggak nutup apa-apa."

"Tapi, di kalimat terakhir tadi lo bilang nutup gitu," desak Keslacy.

"Maksud gue nutup jendela mobil." Matanya melihat ke sana kemari dengan bibir bergerak tidak menentu.

"Lo boong, ya?" Selidik perempuan yang saat ini tengah penasaran setengah mati dengan ucapan Mila.

"Nggak, kok." Mila mulai menjaga jarak dari adik kelasnya itu. "Eh, kayaknya gue dipanggil Pak Bondan, deh. Tuh, dia ngelambain tangan ke gue."

Tanpa menunggu tanggapan Keslacy, Mila langsung lari terbirit-birit hingga membuat surai hitamnya berterbangan.

***

Jam istirahat t'lah tiba, Mila dengan seragam atasnya yang sudah di luar rok menanti Keslacy di depan pintu.

Keslacy tersenyum kecil melihat hal tersebut, apa yang perempuan itu lakukan di sana? Kurang kerjaan sekali.

"Eh, gila banget. Baru kemaren Keslacy tau kalau Ka Mila itu anaknya Pak Kepala Sekolah dan hari ini mereka deket. Takjub nggak kalian sama ilmunya? Secara kan katanya Ka Mila itu jarang banget deket ama orang, apalagi sampe ditungguin kayak gitu." Samar suara itu terdengar oleh Mila. Bersyukur kepada Tuhan karena memberinya telinga dengan pendengaran yang tajam.

"Mulut lo belum pernah gue cipok ampe bengkak, ya, Bi?" Mila menyilangkan tangan dengan dagu terangkat dan alis mengkerut.

Sontak saja perkataan itu membuat penghuni kelas IPS II yang berniat keluar menghentikan aktivitas mereka.

Aura mengintimidasi hadir di antara mereka. Anak Bu Shofi si killer teacher melangkah mendekati Bianca yang saat ini sudah pucat. Ia tidak menyangka jika Mila mendengar perkataannya, padahal ia berharap Keslacy yang mendengarnya.

Mila menggebrak meja si biang gosip, membuat si empunya terkejut. Sial. Ternyata semenegangkan ini berhadapan langsung dengan Ka Mila. Gimana kabar Bellanca, ya?

Baru saja Mila akan membuka mulut dan melontarkan semua perkataan pedasnya, Keslacy sudah terlebih dahulu berdiri dan memegang tangan sang teman baru.

"Jangan ditanggepin. Lo nggak akan bisa membungkam mulut mereka. Lebih baik lo tutup telinga dan sayangi diri dengan nggak berurusan dengan makhluk pemakan bangkai manusia lainnya."

Keslacy berlalu sembari menarik tangan Mila. Semua yang ada di sana menyaksikan Keslacy membungkam mulut Bianca dengan ucapannya untuk kali pertama.

"Lo tuh kenapa santai aja, sih? Omongannya itu kasar, loh. Gue nggak terima!"

"Yang dia fitnah itu gue. Kenapa lo yang marah? Jangan-jangan lo suka sama gue?" goda Keslacy sambil menaik turunkan alisnya.

"Nggak lucu, ya, Cy. Gue beneran kesel ama orang kayak gitu. Kalau ngomong seenak jidat dan nggak pake otak."

$$$

666 kata.

J

angan lupa untuk pencet bintang di pojok kiri, komen, dan bagikan.

Terima kasih untuk semuanya. 🎀

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro