Bab 23 :: Krenyes-Krenyes
Hari ini sekolah berjalan seperti biasa. Athaly datang bersama Alsha dengan diantar supir. Regan izin tidak masuk karena wajahnya masih lebam. Fathan pergi mengurus kelengkapan dokumen pemindahan Anaya. Lalu Keenan kembali datang terlambat dan terpaksa menerima jeweran dari Bu Winda. Sementara Kenzo sudah beberapa hari belakangan tidak masuk sekolah.
"Thal, lo tau nggak kalo ada gosip tentang si Kenzo?"
Baru saja Athaly sampai di kelas. Namun Vitha langsung menghampirinya dan tiba-tiba bertanya perihal Kenzo.
"Lah, nggak tau. Emang ada apa?"
Vitha duduk di sebelah Athaly, "Katanya Kenzo ditawarin buat kuliah di Singapura lho." ucapnya.
"Terus?"
"Denger-denger sih sekarang dia balik ke Jepang buat ngambil beberapa dokumen yang ketinggalan."
"Terus apa hubungannya sama gue?"
"Dan gosipnya Kenzo nerima beasiswa itu karena dia patah hati."
"Lah?"
"Kenzo patah hati karena cewek yang dia taksir ternyata suka sama orang lain."
"Oh, terus kenapa?"
"Astaga, Thaly. Lo beneran nggak update ya? Tumben banget."
"Gue lagi menjauhi gadget. Emang ada apa?"
"Rumornya, cewek yang bikin Kenzo patah hati itu lo."
Athaly mendelik kaget. "Hah!? Nggak mungkinlah. Gue sama Kenzo tuh udah kayak sahabat."
Vitha mengambil ponsel miliknya kemudian membuka aplikasi . Ia menunjukkan answeran Kenzo pada Athaly.
Kenzo dapet beasiswa ke luar ya? Wah, selamat ya!
Iya, tq ya. Doain aja semoga lancar dan gaada hambatan.
Beasiswanya diterima? Yah, berarti gue nggak bisa ketemu lo lagi dong.
Bisa kok. Sini ikut aja ke Singapura.
Apa alasan kakak nerima beasiswa itu?
Alasannya karena ya emang pengen lanjutin pendidikan kesana. Selain itu, jujur, gue mau move on dari seseorang yang ada di Indo.
Siapa cewek yang berani nyakitin kak cogan? Sini kasih tau aku biar nanti aku kasih pelajaran.
Haha. Kasih tau ga ya? Kasih deh, inisialnya A. Dia yang pernah makan sate kambing bareng. Btw, dia ga nyakitin gue kok. Guenya aja yg kalah start. Ga perlu berlebihan ya. Gue ga suka cewek yang sok jagoan.
Wah beruntung banget ya bisa makan bareng Kenzo. Gw juga mau ih.
Sayang dianya ga pernah ngerasa seberuntung itu. Tq ya :)
Minggu lalu aku liat kk makan sate bareng cewek, tapi aku gatau namanya.
Haha. Lain kali kalo lo liat gue jangan sungkan buat nyapa ya. Ps. I don't bite ;)
Athaly terdiam. Melihat isi Kenzo membuat Athaly berpikir bahwa semua answer itu memang ditujukan padanya. Kenzo, selama ini Athaly tak pernah peka dengan perasaan anak itu. Insiden Kenzo yang mencium Athaly saat mengerjakan tugas Ekonomi tak ia artikan sebagai suatu hal serius. Athaly berpikir bahwa Kenzo hanya mempermainkan dirinya kala itu.
"Gue mau ke UKS ya, Vit. Nanti tolong izinin sama guru. Makasih." ucap Athaly.
"Lo sakit, Thal? Biar gue temenin."
"Ah, nggak. Gue cuma butuh waktu buat istirahat dan berpikir kok."
"Yaudah, take care, Thal."
Athaly mengangguk kemudian pergi ke UKS. Benar, untuk saat ini Athaly memang perlu berpikir. Wajah Kenzo selalu terngiang di kepala Athaly. Bagaimana mungkin Kenzo bisa pergi begitu saja?
Ah iya! Line!
Athaly meraih ponselnya dan menggunakan layanan free call.
Tak perlu menunggu lama hingga Kenzo menjawab panggilannya.
"Heh! Ngapain lo free call gue? Gue lagi sibuk tau!"
Athaly tertawa, "nggak suka ya kalo gue fc? Yaudah gue matiin deh."
"Eh jangan!"
"Gimana sih, tadi marah pas gue fc, giliran mau di end call malah nolak."
"Gue kangen lo, Thal."
Singkat, padat, dan jelas.
"Gue nggak. Haha."
"Yah jahat. Lo kenapa tiba-tiba nelpon?"
"Lo ... Beneran terima beasiswa itu ya?"
"Oh? Lo tau? Abis ngestalk gua?"
"Ih pede! Tadi Vitha yang ngestalk terus ditunjukkin ke gue."
"Iya, gue terima beasiswanya."
"Karena mau move on dari gue?"
"Wah! Lo frontal juga ya. Tapi, itu juga salah satu alasannya sih. Hehe. By the way, sejak kapan lo peka kalo gue suka sama lo?"
"Sejak beberapa menit yang lalu."
"Terus perasaan lo ke gue ..."
"Gue sayang sama lo, Ken. Lo cowok yang baik. Tapi, rasa sayang gue ke lo itu sebatas rasa sayang ke sahabat. Maaf, gue nggak bisa kasih lebih."
"Ya, gue ngerti kok. Lo tenang aja, gue akan segera move on dari lo. Dan kita bisa bener-bener mulai sebagai sahabat."
"Gue baru tau lo bisa ngomong bijak. Eh, kapan balik kesini?"
"Lusa, Thal. Mau oleh-oleh apa? Biar gue beliin."
"Beneran ya? Gue mau itu tuh, apa sih namanya, boneka keramik yang bentuknya bulet lonjong. Yang biasa dipake buat ngurung setan."
"Ah, aneh permintaan lo."
"Makasih banyak, Kenzo!"
"Iya, love you too, Thal."
"Dasar gila!"
*****
Beliin buah apa ya? Apa gue tanya ke Keenan aja?
"Eh, Regan sukanya buah apa?"
"Regan? Ah, dia mah suka semuanya kok."
"Gue beli apel aja atau gimana enaknya?"
"Yaudah, beli aja yang banyak. Sebagian buat lo, sebagian kasih Regan. Apel kan bagus buat kesehatan dan kecantikan, bagus buat diet juga."
"Wih bener juga lo! Kebetulan gue juga mau diet, hehe."
Athaly sedang berbelanja di supermarket bersama Keenan. Aneh? Tentu tidak.
Ketika hendak pulang sekolah Athaly melihat Keenan yang berjalan sambil sibuk membaca secarik kertas di tangannya. Keenan bahkan tak menyadari keberadaan Athaly. Athaly iseng mengikuti Keenan dari belakang kemudian menepuk pundaknya hingga Keenan berjengit kaget.
"Ngeliatin apaan sih? Kok sibuk banget kayaknya." ucap Athaly.
"Oh, ini. Bokap gue nyuruh gue buat belanja sayuran pas pulang sekolah. Dia kasih kertas isinya segini banyak pas gue mau berangkat tadi."
"Wah, bokap lo biasa masak kalo di rumah?"
"Iya, bokap gue kan koki, Thal. Seminggu ini ambil shift malem. Nyokap gue juga lagi pulang kampung nengokin nenek-kakek. Bokap gue agak kerepotan, makanya kita bagi tugas. Bokap gue yang masak dan gue yang belanja."
Athaly manggut-manggut. "Kalo gitu ke supermarketnya bareng aja sama gue. Kebetulan gue juga mau beli buah buat jenguk Regan."
Dag dig dug duarrrr.
Jantung Keenan berdetak dengan cepat. Ini pertama kalinya Athaly memulai pembicaraan, bahkan mengajaknya ke supermarket bersama. Ah, betapa bahagianya Keenan hari ini. Ya meskipun Athaly pergi ke supermarket untuk membelikan sesuatu buat Regan, tetapi Keenan tetap senang. Bagaimanapun ia bisa berbelanja berdua dengan Athaly.
"Lo kapan mau ke rumahnya Regan? Abis ini?"
"Umm... Iya. Lo mau ikut? Ah, lo nggak bisa ya?"
"Bisa. Nanti jam tujuh gue nyusul. Lo mau balik jam berapa emang?"
"Ya, belom tau. Tapi kalo lo beneran mau nyusul nanti gue pulangnya bareng lo aja, gimana? Rumah kita 'kan kebetulan juga searah."
Athaly nungguin gue cuma biar bisa pulang bareng? Aih, papa, tolong anakmu... Anakmu lagi terbang dan nggak bisa turun nih.
Tanpa sadar Keenan senyum-senyum sendiri. Membuat Athaly bergidik ngeri.
Athaly menepuk bahu Keenan dengan sengaja, "Eh, lo sehat?" tanyanya.
"Alhamdulillah sehat. Sehat dan segar bugar malah. Dan gue baru pertama kali ngerasa sesehat ini."
"Dih."
Rupanya Athaly dan Keenan cukup menarik perhatian beberapa pengunjung supermarket. Mereka dikira sepasang kekasih.
"Aduduh! Lucunya ya, ada pasangan muda lagi belanja. Yang cowoknya imut dan ceweknya juga cantik."
"Liat deh, pasangan itu cute ya."
"Kapan ya cowok gue mau nemenin belanja sayur?"
"Cowoknya cute ya."
Tentu Keenan dan Athaly dapat mendengar percakapan pengunjung-pengunjung itu. Mereka berbicara dengan suara yang cukup keras.
Athaly terlihat jadi salah tingkah. Sementara Keenan terlihat sangat bahagia.
*****
"Jadi, lo nabrakin motor lo!?"
Athaly berteriak histeris selepas mendengar cerita Regan tentang insiden tabrakan Regan dan Anaya.
"Ternyata kaki lo patah karena itu? Astaga, Regan. Kenapa baru sekarang lo ceritain ke gue? Waktu itu lo bilang kaki lo nggak kenapa-kenapa, tapi nyatanya kaki lo bahkan patah!"
"Maaf, Thal. Gue nggak mau bikin banyak orang khawatir. Tapi sekarang kaki gue udah hampir sembuh kok."
Athaly memeluk Regan. "Gue nggak bisa bayangin kalo lo sampe kenapa-kenapa. Gue ... Gue nggak siap buat kehilangan orang-orang yang gue sayang."
Regan membalas pelukan Athaly. "Untungnya Tuhan masih mau nyelametin gue. Dan makasih ya udah sayang sama gue."
Deg.
Jantung Athaly berdegup kencang. Tak bisa dipungkiri bahwa setelah Regan memutuskannya beberapa waktu lalu Athaly mulai menyadari perasaannya. Dan kini ia sungguh yakin bahwa ia menyayangi Regan. Tidak, bukan rasa sayang sebagai sahabat, melainkan lebih dari itu.
Untuk saat ini gue yakin kalo gue udah jatuh cinta sama lo. Dan gue berharap suatu saat nanti lo bisa melepas perasaan lo dari Alsha. Saat itu gue rela jadi penggantinya. Athaly berucap dalam hati.
"Jangan ngelakuin hal-hal yang ngebahayain diri lo lagi ya. Dan juga, makasih karena udah rela ngorbanin nyawa lo demi Alsha. Makasih banget, Regan."
Athaly kemudian melepas pelukannya.
"Gue udah mutusin buat move on dari Alsha, Thal. Gue nggak mau ganggu hubungan Fathan dan Alsha, mereka udah bahagia."
"Kalo gue bahkan baru berhasil move on lho."
"Ohya? Move on dari siapa ke siapa coba?"
"Ya rahasia dong!"
"Alah. Segala main rahasia-rahasiaan sama gue."
"Biarin aja sih. Woo!"
Saking gemasnya melihat tingkah Athaly yang tetep kukuh untuk merahasiakannya Regan pun mencubit hidung mancung Athaly.
"Sakit anjir!"
Athaly membalas dengan mencubit pinggang Regan. Membuat Regan sedikit meringis.
"Sakit woi! Cubitan lo kayak emak-emak! Perih tau! Kalo sampe berbekas bakalan gue aduin ke KOMNAS Perlindungan Anak!"
"Bodo amat! Gue nggak peduli. Wlee!" Athaly menjulurkan lidahnya.
Diam-diam Keenan sedari tadi melihat kedekatan Regan dan Athaly. Sakit dan sesak. Hati Keenan sakit melihat keduanya. Dari sorot mata Athaly saat menatap Regan membuat Keenan yakin bahwa Athaly memang menyukai Regan.
Krenyes-krenyes, bro. Hati gue rasanya hancur berkeping-keping. Apa nggak ada yang mau bantu mungutin? Sedih banget hidup gue.
Keenan melangkahkan kakinya meninggalkan rumah Regan. Biarlah malam ini ia tak jadi pulang bersama dengan Athaly. Berdekatan dengan Athaly hanya akan membuat hatinya semakin sakit.
Athaly tiba-tiba teringat ucapan Keenan yang akan menyusul ke rumah Regan saat jam tujuh malam. Namun sekarang saja sudah hampir jam delapan.
"Si Keenan mana sih?"
"Nggak tau. Emang dia bilang mau kesini?"
"Iya. Tadi dia bilang jam tujuh malem mau ke rumah lo."
"Oh, mungkin nggak jadi."
"Iya mungkin."
"Lo baliknya gimana, Thal? Ini kan udah malem."
"Oh? Gue mau naik taksi aja. Gue balik sekarang deh ya."
"Yaudah. Biar gue temenin sampe dapet taksi."
"Nggak usah. Gue sendiri aja."
*****
Athaly menyusuri jalan sambil menanti ada taksi yang lewat. Tiba-tiba ponselnya berdering. Ia memilih menepi sebentar.
"Nomer siapa nih?"
Athaly merasa tak mengenal nomor telepon yang berusaha menghubunginya. Namun ia tetap mengangkat telepon itu.
"Halo, Thal."
"Iya. Halo? Siapa ya?"
"Ayo coba tebak."
Athaly mengenali suara ini. Ini... Suara Kenzo. Tapi bukankah Kenzo masih di Jepang dan baru akan kembali lusa?
"Nggak mungkin Kenzo kan?"
"Kenapa nggak mungkin?"
"Ya karena Kenzo masih di Jep--"
Ucapan Athaly terputus begitu melihat sosok Kenzo yang tengah berjalan ke arahnya.
"Hai."
Athaly masih tak percaya akan apa yang ada di hadapannya saat ini. Kenzo berdiri di depannya. Sulit dipercaya.
"Lo ... Beneran Kenzo?"
Sementara Kenzo malah terkekeh geli. "Yaiyalah!"
Athaly memukul lengan Kenzo berkali-kali. "Dasar tukang boong! Katanya lusa baru bakal balik!"
"Seharusnya emang lusa. Tapi karena gue nggak bisa ninggalin nenek gue lama-lama, jadi gue ambil penerbangan tadi sore."
"Terus kok lo bisa di sini?"
"Rumah gue di komplek ini juga, Thal. Harusnya gue yang tanya lo ngapain disini?"
"Gue abis dari rumah Regan."
"Wah, kalian balikan lagi?"
"Enggak."
"Terus?"
"Lo ketinggalan banyak banget, Ken."
"Ohya? Kalo gitu nanti ceritain ya. Sekarang biar gue anter lo pulang dulu."
"Tapi..."
"Dan gue nggak nerima penolakan dalam bentuk apapun."
Athaly tersenyum. Sekarang dirinya sudah tak merasa iri lagi dengan kehidupan Alsha. Athaly baru sadar bahwa hidupnya dikelilingi oleh banyak orang baik. Kali ini Athaly merasa sangat beruntung dan bersyukur atas semuanya.
"Lain kali gue mau main ke rumah lo dan mau kenalan sama nenek lo ya."
"Boleh kok. Pintu rumah gue akan selalu terbuka buat lo."
*****
Hai. Dalam satu hari ini aku update 3 part hehe. Sebagai permintaan maaf karena udah satu bulan lebih nggak update huhuu :" Pada bosen nggak? Bosen ya? Jangan deh xD
Dan aku mau kasih tau kalo cerita ini belum end kok. Masih ada banyak hal yang perlu dijelasin. Pokoknya kalo udah muncul Epilog baru deh tandanya cerita ini tamat :)
Ohiya ada lagi. Part 21 dan 22 itu sebenernya satu topik, tapi aku pisah jadi dua karena kalo dijadiin satu itu panjang bangeeeet. kayak cintaku ke kalian :3
Dan tulisan end di part 22 itu maksudnya end dari topik 'kata maaf' dan bukan end dari cerita ini hehe.
Maaf ya udah bikin kalian salah paham.
By the way, makasih banyak buat siapapun yang masih ngikutin cerita ini sampe sekarang :3
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro