Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

Bab 22 :: Kata Maaf (End)



Toktoktok.

Inggrid membuka pintu. "Eh? Temennya anak-anak ya? Mari masuk."

"Iya, Tante."

Keenan masuk ke dalam rumah Alsha. Ia duduk di sofa ruang tamu.

"Cari Alsha atau Athaly?" tanya Inggrid.

Kalo sekarang sih nyari Alsha. Kalo buat dinikahin sih gue mau Athaly.

"Cari Alsha, Tan. Hehe."

"Oh begitu... Yasudah, sebentar ya, biar Tante panggilin."

Inggrid menaiki tangga ke lantai dua. Namun, tak sampai ke depan kamar Alsha, hanya sampai di tangga teratas.

"ALSHAAAA! ADA TEMEN KAMU NIH NYARIIN!" teriak Inggrid.

Mendengar suara menggelegar mamanya, Alsha langsung keluar kamar dan menghampiri Inggrid.

"Tuh ada temen kamu yang nyariin."

"Siapa, Ma?"

"Itu ... Cowok pokoknya. Udah, cepet turun sana!"

"Iya-iya, Ma."

Alsha turun dan betapa kagetnya ketika ia melihat Keenan. Tumben sekali Keenan berkunjung.

"Lho? Keenan? Ada apa? Kok kesini malem-malem?"

Keenan manggaruk tengkuknya yang sama sekali tak gatal.

"Anu, Sha ..."

"Duh, tadi Athaly yang anu-anu mulu. Eh sekarang kamu. Ada apa sih?"

Wow. Jantung Keenan tiba-tiba berpacu sangat cepat hanya karena mendengar nama Athaly. Ah, cinta masa SMA memang begitu lucu. Hanya mendengar nama orang yang disukai saja sudah membuat pacu jantung.

"Hoi! Ada apa, Keenan?" tanya Alsha. Lagi.

"Eh? Itu ..."

"Apaan sih?"

"Gue mau minta maaf sama lo."

Alsha panik. Ia mengguncang tubuh Keenan. "Kamu kenapa tiba-tiba minta maaf? Kamu sekarat ya? Kamu sakit apa? Kamu mau pergi jauh? Kamu kenapa, Keenan?"

"Pfft. Bhahahahahahaha!"

Alsha terdiam melihat Keenan yang tertawa terpingkal-pingkal.

"Lo kacau banget, Sha! Kebanyakan nonton drama sama sinetron sih lo! Bahahahahaha! Kocak!"

Aku salah lagi ya? Batin Alsha.

"Gue minta maaf bukan karena sekarat atau mau pergi jauh. Gue minta maaf karena gue sempet ngelakuin hal yang jahat ke elo, Sha. Padahal kan lo orangnya udah lemot begini, muka lo juga kayak penuh penderitaan, eh masa gue jahatin. Dosa gue kan jadi berlipat ganda."

Alsha mendelik. Katanya Keenan mau meminta maaf, tetapi yang terjadi adalah Keenan malah mengejeknya dibalik permintaan maafnya. Sungguh menyebalkan.

Tanpa sadar bibir Alsha mnegerucut. Di dalam hati Alsha menyumpah serapah Keenan.

Tiba-tiba Inggrid berteriak entah dari mana. "ALSHA! KAMU NGGAK LAGI SELINGKUH DARI FATHAN KAN!?"

Refleks keduanya pun terbatuk.

"Nggak mungkin banget aku selingkuh ke Keenan. Ibarat dapet emas eh dituker sama biji pepaya. Eww." tanpa sadar Alsha bergumam dengan suara keras.

Mendengar hal itu, Keenan merasa miris. Bagaimana mungkin Alsha mengibaratkan dirinya sebagai biji pepaya. Keenan merasa dirinya terlampau sempurna untuk ukuran biji pepaya. Setidaknya Keenan layak diumpamakan sebagai perak, mungkin? Perak yang tercelup di kubangan lumpur tepatnya.

Oke, kembali ke topik.

"Sha, gue mau minta maaf banget ke lo karena gue dulu sempet bantuin Anaya buat ngejauhin lo dan Fathan." akhirnya Keenan benar-benar mengatakannya.

"Ma-maksudnya?"

Keenan menceritakan semuanya ke Alsha perihal Anaya yang memintanya untuk melaporkan jikalau Alsha sedang berdekatan dengan Fathan. Anaya mempengaruhi Keenan dan membuat ia berpikir bahwa Fathan benar playboy seperti yang dikatakan Anaya. Parahnya Keenan dengan begitu mudahnya terhasut.

"Gitu ceritanya, Sha."

Alsha masih tak percaya bahwa Anaya melakukan hal itu. Namun, sepertinya Keenan juga bukan seorang pembohong.

Melihat Alsha yang tiba-tiba terdiam membuat Keenan kembali berbicara, "Apa gue dimaafin, Sha?"

"Eh? Iya, aku maafin kok. Makasih ya, Keenan."

"Kok makasih?"

"Iya, soalnya kamu ngelakuin itu karena kamu nggak mau kalo aku sampe disakitin cowok kan?"

Keenan menggaruk tengkuknya sambil mesam-mesem. "Iya, hehe. Tapi maaf ya, niatnya gue cuma mau bantuin lo eh ternyata malah gue yang kena tipu muslihat Anaya."

"Aku tau kok kalo kamu itu emang baik. Makasih ya."

"Iya, Sha."

Diam-diam Athaly ikut mendengar semua percakapan mereka.

Keenan. Kenapa lo baik sih? Gue kan jadi penasaran sama lo. Ucap Athaly dalam hati.

"Eh, ngomong-ngomong lo nggak jengukin Regan?"

*****

Kini Keenan, Alsha, dan juga Athaly sedang dalam perjalanan menuju rumah Regan setelah mendengar cerita dari Keenan bahwa Regan menderita lebam akibat berseteru dengan Fathan. Athaly yang saat itu tengah menguping pembicaraan Alsha dan Keenan pun langsung keluar dari tempat persembunyiannya. Ia begitu panik begitu mendengar Regan terluka.

"Dah sampe. Ayo masuk, para gadis." ucap Keenan.

Keenan melihat ada mobil sport berwarna putih terparkir di garasi rumah Regan. Padahal seingatnya garasi itu kosong ketika pergi meninggalkan Regan tadi.

Ah, mungkin mobil bokapnya.

Alsha dan Athaly sudah terlebih dahulu masuk setelah diberitahu Keenan bahwa tadi Regan sedang di gazebo rumahnya.

"Yaampun! Regan, muka lo pada lebam begini!" pekik Athaly yang histeris begitu melihat wajah Regan.

"Alsha? Kamu kok kesini juga?" tanya Fathan yang kebetulan juga belum pulang dari rumah Regan.

"Alsha kan pengen ngobatin gue, ya 'kan?" Regan mengedipkan sebelah matanya ke Alsha.

"Kamu sendiri ngapain di sini? Daritadi kalian berduaan? Terus kalian berantem lagi?"

"Jadi, kamu udah tau ya?"

"Iya, Keenan yang cerita tadi."

"Ah, dasar mulut ember tuh si Keenan. Mana lagi nih orangnya?" cecar Regan.

"Tadi ada kok di belakang kita, ya 'kan, Sha?" timpal Athaly.

"Woi, itu di garasi ada mobil sport. Mobilnya siap-- lho? Fathan 'kan? Kok di sini?" Keenan tiba-tiba muncul.

"Gue kesini buat minta maaf kok. Nih, sekalian ngobatin Regan. Kasian dia, jomblo jadi nggak ada yang ngurus."

"Sialan." umpat Regan.

"Eh? Emang kalian udah putus?" Alsha bertanya dengan polosnya.

Sementara Regan dan Athaly terbatuk berbarengan.

"Thaly, kamu kenapa nggak pernah cerita?"

"Itu ... "

"Kalian kayaknya jarang saling curhat ya?" tiba-tiba Keenan angkat suara.

Hening. Situasi pun menjadi canggung.

"Besok-besok kalian harus sering curhat satu sama lain. Jangan pada mendam masalah sendirian. Kalian kan sodara kembar."

Sungguh ajaib. Hari ini Keenan banyak berkata hal-hal bijak.

*****

Athaly dan Alsha kembali berbincang di kamar Alsha. Malam ini Athaly berniat untuk tidur di kamar Alsha. Mereka sudah memikirkan perkataan Keenan dan memutuskan untuk mencoba pempererat hubungan pertalian darah mereka.

"Thal?"

"Iya, kenapa, Sha?"

"Maaf ya."

Athaly mengangkat sebelah alisnya. Kenapa Alsha tiba-tiba meminta maaf padanya?

"Buat?"

"Aku nggak sengaja baca post-it di kamar kamu."

Mampus. Kenapa itu post it nggak gue buang dari dulu sih. Ah, bisa salah paham nih. Batin Athaly.

"Itu... Gue udah nggak suka sama Fathan kok, Sha. Gue sukanya dulu doang. Bener deh."

Tiba-tiba Alsha memeluk kembarannya. Ia menangis di balik pelukannya.

"Thaly, maaf. Aku nggak pernah tau perasaan kamu ke Fathan. Andai dulu aku tau pasti aku bakal nolak Fathan. Aku bukan saudara yang baik. Aku jahat sama kamu. Aku nggak pernah berani tanya gimana pendapat kamu saat Fathan deketin aku. Aku--"

"Lo nggak sepenuhnya salah, Sha. Gue juga salah. Gue yang nggak pernah mau ceritain semuanya ke lo. Maaf, Sha. Gue juga bukan saudara yang baik. Selama ini terlalu banyak yang gue tutupin dari lo. Maaf ..."

Keduanya saling mengeratkan pelukan. Mereka menangis bersama dan menyesali semuanya. Andai sejak dulu mereka melakukan hal ini. Saudara memang seharusnya seperti ini, saling terbuka satu sama lain.

"Sepertinya putri kembarku sudah makin dewasa. Syukurlah." Inggrid mengintip dari balik pintu.

Inggrid senang kedua putrinya tumbuh sebagai putri yang baik. Sejak dulu Alsha dan Athaly jarang bertengkar. Namun keduanya juga jarang saling bicara dari hati ke hati. Syukurlah kini keduanya tampak lebih baik.

Sebenernya masih ada satu lagi, Sha. Masalah Regan yang diem-diem suka sama lo mungkin ada baiknya kalo gue rahasiain dulu. Biar nanti Regan sendiri yang ngomong ke lo. Batin Athaly.

*****

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro