Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

Bab 15 :: You Had Me at Hello


Mobil Fathan baru saja tiba didepan rumah Alsha. Seperti biasa, Fathan membukakan pintu mobilnya untuk Alsha. Always treat her like a princess.

"Makasih ya udah nemenin ke makam nyokap." ucap Fathan.

"Iya, sama-sama."

"Yaudah kalo gitu gue pamit pulang,"

"Eh? Kamu gak mau mampir dulu?"

Fathan melihat arloji ditangannya. "Boleh deh,"

"Mah, Alsha pulang." ucap Alsha begitu memasuki rumahnya. Diikuti Fathan dibelakangnya.

"Wah anak mama udah pu--- lho siapa ini? Ganteng banget." Inggrid tersenyum penuh arti ketika melihat Fathan.

"Saya Fathan, tante. Temennya Alsha."

"Ooh cuma temen ya? Gaada niatan buat lebih dari temen gitu?" Inggrid menaik turunkan alisnya. Sungguh ibu yang pengertian.

"Mama apaan sih," protes Alsha sambil tersipu malu.

"Yasudah silahkan duduk. Biar mama ambilin makanan dan minuman."

"Gausah repot-repot, tan."

"Ah ga repot kok. Bentar ya. Nak Fathan duduk aja dulu."

"Thaly belum pulang, mah?" tanya Alsha.

"Belum, tadi SMS mama katanya mau makan diluar sama temennya."

Tak lama kemudian Inggrid datang membawa sebuah nampan yang diatasnya berisi tiga gelas jus jeruk serta tiga piring kue ringan buatannya. "Nih, di icip-icip ya, nak Fathan. Tante sendiri lho yang buat," ucapnya.

"Wah makasih banyak lho, tan." Fathan meminum jus jeruk buatan Inggrid.

"Alsha ke kamar dulu ya," pamit Alsha kemudian pergi begitu saja menuju kamarnya.

"Ohiya tan, saya mau minta izin sama tante." Fathan membuka suara.

"Izin apa tuh? Izin ngelamar Alsha?" tanya Inggrid diiringi kekehan.

"Haha bukan, tan. Saya mau minta izin buat ngajak keluar Alsha nanti malem, gimana tan?"

"Wah boleh aja kok. Asal pulangnya jangan sampai larut ya,"

"Iya, makasih banyak tan."

*****

"Jadi, lo beneran putus?" tanya Kenzo.

Athaly memakan sate kambing pesanannya tadi. "Hmm."

"Ngomong tuh yang jelas, Thal."

"Iya, iya. Gue putus."

Kenzo menyeruput es jeruk pesanannya. "Terus perasaan lo gimana?"

"Gue gak tau," ucap Athaly tak acuh.

"Thal?"

"Ya? Kenapa lagi?"

"Alsha udah tau?"

Athaly kembali memakan satu tusuk sate kambing. "Belom. Udah lah gausah ngomongin putusnya hubungan gue, lo bikin gue galau mendadak jadinya."

Sumpah ini kenapa tiba-tiba jadi awkward sih. Batin Kenzo.

"By the way, makasih banyak ya buat traktirannya, hehe." ucap Athaly setelah sebelumnya menghabiskan total sepuluh tusuk sate kambing beserta segelas es teh manis.

"Iya, sama-sama."

Kemudian hening beberapa saat.

"Kenzo?"

"Iya?"

"Lo kenapa berubah sampe segininya?"

Kenzo mengernyitkan dahi, ia tidak mengerti maksud ucapan Athaly. "Berubah segininya gimana?"

"Umm dulu kan lo gendut dan ya gitu deh, if you know what I mean. Terus sekarang lo jadi keren, ganteng, atletis, ah pokoknya beda banget. Gue penasaran, apa yang memotivasi lo sampe berubah gitu? Gue tau pasti lo kerja keras banget," cerocos Athaly panjang lebar.

Kenzo mendongak kemudian beralih menatap Athaly. "Gue berubah demi seseorang, Thal."

"Siapa tuh?"

"Lo, Thal."

Athaly terbelalak begitu mendengar ucapan Kenzo. Bagaimana mungkin Kenzo berubah seperti itu hanya karena dirinya. "Ah bercanda ya lo?"

"Yaudah terserah kalo ga percaya." Kenzo meneguk habis es jeruk pesanannya. "Gue beneran berubah demi lo. Gue udah suka sama lo sejak pertama kali kita ketemu. Beberapa hari sejak pertemuan kita, gue mulai berpikir kalo lo terlalu cantik dan gue pasti merasa insecure banget kalo disebelah lo.

Bertahun-tahun, gue tetep ga bisa ngelupain lo, Thal. Dan akhirnya begitu gue masuk SMP gue memutuskan untuk berubah, gue pengen jadi sesosok Kenzo yang pantas disandingkan sama lo seandainya suatu saat nanti kita ketemu, sebagai temen lo mungkin, I don't know. Gue mulai rajin ngegym, diet ketat, dan hasilnya ya seperti Kenzo yang ada didepan lo ini."

"Ah tanpa lo ngelakuin semua itu lo tetep pantes kok ada disebelah gue dan jadi temen gue."

"Ada satu hal lagi yang lo gatau,"

"Apa?"

"Dulu pas gue SMP gue sahabatan sama seseorang. Suatu hari gue liat lo nyamperin dia. Dari situ gue tau kalo lo suka sama sahabat gue, keliatan banget dari cara lo natap dia. Tapi gue ga berani buat sekedar nanya nama lo ke sahabat gue, gue terlalu insecure saat itu."

"Terus, terus?"

"Akhirnya pas lulus SMP gue pindah ke Jepang. Tapi kepindahan gue ke Jepang ga membuat rasa suka gue ke lo ilang. Tiap hari gue mimpiin lo, mimpiin anak kecil yang bilang kalo dia akan jadi temen gue dan dia ga bakal ngatain gue gendut."

"Wah untungnya bukan mimpi jorok," ucap Athaly.

"Sebelum gue ke Jepang, gue punya janji sama sahabat gue. Janji kalo kita akan selalu duduk bareng setelah lulus SMP. Ternyata dia beneran nepatin janjinya. Gue tinggal di Jepang sekitar tiga tahunan kurang dan akhirnya gue balik ke Indonesia.

Sahabat gue nyuruh buat masuk SMA Wijaya karena dia udah nyiapin satu bangku kosong buat gue. Untungnya tiap tahun gaada anak baru dikelasnya."

"Bentar, bentar. Jadi, sahabat lo itu..."

"Iya, Fathan Arsenio Ghani. Dia sahabat gue."

*****

Sudah lebih dari setengah jam Alsha menghabiskan waktunya hanya untuk mengobrak-abrik lemari pakaian miliknya. Ia tak kunjung menemukan gaun yang kira-kira pantas untuk lekuk tubuhnya. Dikeluarkannya semua isi lemari pakaian miliknya. Dan kini kamarnya tampak seratus persen seperti kapal pecah.

Masih tersisa dua jam dari sekarang sebelum Fathan menjemputnya, entah dalam acara apa. Yang pasti Fathan berjanji akan mengajak Alsha pergi ke suatu tempat yang spesial, begitu katanya.

"Sha! Lo liat kacamata pink gu-- YA AMPUN ALSHA LO NGAPAIN SIH? INI KAMAR KENAPA JADI BEGINI BENTUKNYA?" teriak Athaly begitu memasuki kamar Alsha.

"Ini Thal, Fathan ngajak aku keluar tapi aku bingung mau pake baju apa. Kayaknya malem ini gak ada satu baju pun yang bagus buat aku pake." keluh Alsha.

"Bentar," Athaly berlari meninggalkan kamar Alsha.

Tak lama kemudian Athaly kembali dengan satu set midi dress bernuansa pastel digenggamannya.

"Nih, dress terbaru gue. Belum pernah dipake, baru beli di Mango kemarin. Bahannya bagus, ga ketipisan dan ga ketebelan. Pasti pas banget kalo dipake sama lo."

"Sekalian biar gue make over. Gue bakal bikin lo jadi Alsha yang cantik dan beda dari yang biasanya. Dijamin Fathan bakal mimisan pas liat transformasi lo." ucap Athaly menggebu-gebu.

"Ih kalo Fathan mimisan berarti nanti kita batal jalan dong, Thal!" hardik Alsha.

"Bodo amat! Gue kok bisa punya kembaran yang segini lemotnya ya. Udah sini, tenang aja. Serahin semua ke gue."

*****

Fathan menggandeng Alsha dan menuntunnya menuju tepi pantai berpasir putih yang masih berada di wilayah Ibukota. Semilir angin malam menyapu permukaan kulit Alsha. Menambah sejuk suasana malam ini.

"Kenapa kita ke pantai malem-malem?" tanya Alsha.

Fathan menggaruk tengkuknya yang tidak gatal. "Ahh gue juga gatau sih, cuma pengen aja."

Kemudian mereka berdua duduk beralaskan pasir pantai sambil menikmati desiran ombak yang tampak begitu indah.

"Malem ini lo keliatan beda, Sha."

"Eh? Apanya yang beda?"

"Semuanya... Lo lebih apa ya, lebih anggun dari biasanya." puji Fathan.

Rupanya kerja keras Athaly sukses membuat Fathan terkesima dengan penampilan Alsha malam ini. Tubuh Alsha dibalut half sleeve crochet lace A-line midi dress berwarna biru pastel. Dipadukan dengan gaya rambut lace braid menambah sempurna penampilannya.

"Ohiya, gue punya sesuatu buat lo," ucap Fathan.

"Apa?"

Fathan merogoh saku jaketnya dan mengeluarkan sepucuk amplop berwarna putih tanpa motif dan memberikannya pada Alsha.

"Surat?" tanya Alsha.

"Iya, dibuka aja dulu." ucap Fathan.

Alsha membuka perekat amplop itu dan mengeluarkan secarik kertas dari dalamnya. Ia membuka lipatan demi lipatan kertas itu. Ternyata kertas itu bertuliskan sesuatu.

Buat Alshary Radinka,

Gue mau lo tau sesuatu. Gue ga berani ngomongnya, bingung juga mau pake cara apa. Tapi, coba baca tiga kata pertama.

"Gue mau lo?" tanya Alsha.

"Iya. Maksudnya gue mau lo buat jadi pacar gue. Jujur, gue udah suka sama lo sejak pertama kali ketemu. Saat lo masuk ke kelas gue buat ngasih bukunya Athaly. Saat itu gue mikir kalo tingkah lucu lo berhasil bikin gue jatuh cinta sama lo pada pandangan pertama." ucap Fathan.

"Aku..." belum sempat Alsha melanjutkan ucapannya namun sudah dipotong oleh Fathan.

"Maaf ya kalo hal ini terkesan mendadak dan malah bikin lo kaget. Gue cuma mau ngungkapin perasaan gue yang sejujur-jujurnya. Satu hal yang harus lo tau, gue suka sama lo-- gak, gue sayang banget sama lo, Alshary Radinka,"

Alsha terpaku sejenak. Ia sedang mencerna kalimat Fathan. Jujur, ia merasa hatinya menghangat begitu membaca surat dari Fathan. Tapi di satu sisi lain, terasa ada yang masih mengganjal dihatinya, entah apa.

"Aku... Sebenernya aku rasa aku belum siap pacaran..." ucap Alsha.

Fathan menarik napas berat kemudian menundukkan kepalanya. Hatinya bergemuruh sesak. Seharusnya ia sudah siap dengan apapun jawaban Alsha. Seharusnya ia tau bahwa tidak akan semudah itu untuk mendapatkan gadis semacam Alsha.

Terjadi keheningan selama beberapa menit sebelum Alsha kembali melanjutkan ucapannya.

"Tapi aku bakal coba kok. Aku bakal coba buat jadi pacar yang baik buat kamu karena... Karena aku juga suka sama kamu."

Fathan mengangkat kepalanya dan berbalik menatap Alsha. "Lo barusan ngomong apa?" ucapnya seakan tak percaya akan apa yang baru saja didengarnya.

"Ga ada pemutaran ulang ah, wleeee." Alsha memeletkan lidahnya pada Fathan.

"Jadi, mulai sekarang kita pacaran kan?" Fathan kembali memastikan.

Sementara Alsha malah mengalihkan pandangannya ke sisi lain pantai, alih-alih menutupi pipinya yang sudah pasti bersemu merah.

"Alsha, kok pacar sendiri malah dikacangin sih?"

*****

Yooo aku balik lagi setelah sekian lama menghilang ditelan masa lalu *ehh ._.

Congrats ya buat Fathan-Alsha ^^

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro