Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

Bab 14 :: One Step Closer


"Aduuuh ampun, Bu." Keenan meronta kala telinganya dijewer oleh bu Winda selaku guru piket hari ini.

"Lagian ngapain kamu pake manjat pager?"

"Ya kan Pak Satpam nya gak mau bukain gerbang, bu"

"Itu kan karena kamu telat."

"Iya, tapi kan saya cuma telat satu menit dua puluh tujuh detik, Bu." sangkal Keenan.

"Tetap saja kamu telat!" hardik bu Winda yang sudah kesal dengan segala argumen Keenan.

"Saya manjat pager supaya ga ketinggalan pelajaran jam pertama, Bu. Kan biasanya kalo telat gerbangnya baru dibuka abis pelajaran pertama,"

"Ya sudah. Kali ini saya maafkan. Kamu boleh masuk kelas. Lain kali jangan diulangi lagi," Bu Winda melepas jeweran dari telinga Keenan.

"Makasih bu." Keenan mengusap-usap telinganya yang sekarang warnanya sudah semerah tomat.

Keenan menaiki satu persatu anak tangga nenuju lantai empat. Saat sampai di tangga lantai dua ia melihat Athaly yang sedang berjalan ke arah nya.

"Eh? Elo?" ucap Athaly begitu berpapasan dengan Keenan.

"Kenapa?" Keenan berpura-pura tak acuh.

"Lo yang waktu itu nabrak gue kan? Yang ditempat kursus? Masih inget?"

"Oh iya gue inget. Hehe, maaf ya." gue selalu inget lo kali, asal lo tau aja. Batin Keenan.

"Wah ga nyangka ya ternyata kita satu sekolah!" Athaly memekik girang.

Keenan mencoba untuk tersenyum senatural mungkin "Iya."

Selama ini Athaly bahkan tidak tau jika mereka berada disekolah yang sama. Lagi pula apa yang mau diharapkan? Seorang siswi populer macam Athaly tidak mungkin mengenali semua siswa sekolah ini kan? Apa lagi siswa biasa sepertinya dirinya. Keenan terlalu invisible.

"Ohya, nama lo siapa? Kenalin, gue Athaly." Athaly mengulurkan tangan dan langsung disambut oleh tangan Keenan.

"Nama gue Keenan, Keenan Rafardhan."

"Wah nice to meet you, Keen."

"Nice to meet you too, Thal. Kalo gitu gue duluan ke kelas ya,"

"Eh? Iya-iya. Emangnya lo kelas berapa?"

"Mia 3. Sekelas sama kembaran lo,"

"Oh gitu... Yaudah deh, gue duluan ya."

Belum sempet Keenan membalas ucapan Athaly namun Athaly sudah terlebih dahulu pergi menuruni anak tangga.

Padahal masih pengen ngobrol, gapapa deh. Mungkin lain kali kalo ada kesempatan. Batin Keenan.

*****

Jarum jam menunjukkan pukul 09.35 pagi saat speaker tiba-tiba berbunyi.

"Bagi semua siswa dipersilahkan meninggalkan sekolah dikarenakan guru-guru akan mengadakan rapat penting. Terimakasih."

Kemudian bunyi speaker itu disambut tepuk tangan meriah dari para murid SMA Wijaya. Bagaimana tidak? Pulang cepat adalah hal yang tentu dinanti-nanti oleh semua murid.

"Sha, gue balik duluan ya! Bye-bye!" Anaya langsung berlari meninggalkan kelas. Entah sedang terburu-buru atau apa.

Melihat kelas yang berangsur-angsur sepi, Alsha langsung membereskan tasnya dan bergegas keluar kelas. Betapa kagetnya Alsha ketika mendapati Fathan tengah berdiri didepan pintu kelas Mia 3.

"Fathan, kamu ngapain didepan kelas aku?"

"Sengaja nungguin lo," jawab Fathan.

"Oh mau nganter pulang lagi ya? Yang kemarin aja aku belum bayar."

Fathan mengusap puncak kepala Alsha. "Alsha, gue gak beneran jadi supir grab car. Lagian mana ada supir seganteng gue?"

Alsha mengangguk-anggukan kepalanya. "Oh aku kira kamu beneran supir,"

"Ya enggalah, Sha. Yaudah yuk langsung jalan,"

"Kemana?" Tanya Alsha.

"Ke parkiran. Atau lo mau nunggu didepan gerbang aja?"

"Aku tunggu didepan gerbang aja deh."

"Yaudah. Gue duluan," Fathan pergi menuju tempat parkir.

"Dor!" Keenan tiba-tiba berdiri dibelakang Alsha.

Alsha menoleh kebelakang dan mengerucutkan bibirnya. "Berisik, Keenan. Kuping aku sakit denger suara kamu, dar-dor-dar-dor."

"Kok lu ga kaget sih?"

"Ya enggalah,"

"Yah yaudah. Lo kenapa gak pulang?"

Alsha menepuk keningnya. "Ohiya lupa, aku udah ditungguin Fathan. Duluan ya, Keenan." Kemudian Alsha lari tergesa-gesa.

Mendengar Alsha mengucapkan nama Fathan, Keenan langsung merogoh ponselnya dan menghubungi seseorang.

*****

"Keliatannya Athaly putus sama Regan, deh."

"Ah tau dari mana lo?

"Lo gak liat statusnya Thaly di BBM?"

"Status apaan? Gue mana pernah ngestalk Athaly di BBM."

"Pas abis ditembak waktu itu, Athaly langsung ubah status BBMnya jadi nama Regan. Nah semalem pas gue cek statusnya udah ganti jadi 'available' gitu."

"Ah lo jangan bikin gosip,"

"Yah lo ga percayaan."

Kenzo tengah menguping pembicaraan dua orang siswa perempuan yang keliatannya merupakan teman satu angkatan. Tadinya Kenzo hanya ingin mengambil mobilnya yang kebetulan parkir disini, tapi ia mengurungkan niatnya setelah mendengar nama Athaly disebut-sebut oleh siswa tersebut.

Membicarakan seseorang saat berada diparkiran sepertinya bukanlah sesuatu yang baik, apalagi diwaktu pagi begini.

Gue gak salah denger nih? Wah berita bagus. Ini berarti gue bisa mulai deketin Athaly. Ah gue Line dulu deh, takut cuma hoax. Batin Kenzo sambil mesam-mesem tidak jelas.

Kenzo mengambil ponselnya dari dalam saku celananya.

Kenzzzzz : Thal, masa ada gosip kalo lo putus

Sedetik kemudian muncul balasan dari Athaly.

Athaly Radinka : Terus kenapa?

Kenzzzzz : Gue cuma mau mastiin berita itu hoax atau engga

Athaly Radinka : It's none of your business :p

Kenzzzzz : Ah anjir lo mencoba mempermainkan gue

Athaly Radinka : Traktir gue makan sate kambing deket komplek rumah mau ga? Entar gue jawab deh.

Kenzo mengernyitkan dahi begitu membaca isi pesan Athaly.

Cewek emang paling bisa manfaatin keadaan. Eh tapi boleh juga nih, sekalian gue pdkt sama Athaly. Batin Kenzo.

Kenzzzzz : Boleh, kapan? Sekarang? Kebetulan pulang cepet nih

Athaly Radinka : LO SERIUSAN MAU TRAKTIR GUE??

Kenzzzzz : Iye

Athaly Radinka : Yaudah gue tunggu didepan gerbang.

Kenzzzzz : siip

*****

"Lho? Kita ngapain ke pemakaman, Than?" tanya Alsha yang bingung ketika Fathan menghentikan mobilnya disebuah tempat pemakaman umum.

"Gue mau ajak lo ketemu seseorang." ucap Fathan.

Fathan mematikan mesin mobilnya kemudian keluar dan membukakan pintu untuk Alsha. Mulai sekarang Fathan akan selalu memperlakukan Alsha layaknya seorang puteri.

Padahal sampai saat ini Fathan masih belum benar-benar menyatakan perasaannya pada Alsha. Salah satu faktornya adalah Fathan yang menganut prinsip 'Boy will say I love you, but man will show it'. Fathan menganggap dirinya sebagai pria, bukan anak kecil yang begitu mudah mengatakan cinta pada siapapun yang ia sukai.

Fathan menggandeng tangan Alsha dan menuntunnya ke suatu tempat. Mereka berhenti tepat didepan sebuah batu nisan bertuliskan nama 'Tamara Arsella'.

Fathan berjongkok dan mengusap permukaan makam tersebut. "Selamat pagi, Ma. Ini Fathan. Maaf ya Fathan ga bawain bunga kesukaan mama, tapi Fathan kesini bawa bunga yang lain. Bunga yang Fathan bawa itu lebih cantik dan indah."

Fathan menarik tangan Alsha kemudian menuntun nya untuk berjongkok disebelahnya. "Ini bunga yang Fathan bawa. Namanya Alshary, Ma. Ini bukan sembarang bunga. Bunga yang satu ini udah ngajarin Fathan tentang banyak hal lho, Ma."

Almarhumah Tamara Arsella sendiri merupakan ibu biologis dari Fathan. Beliau meninggal lima tahun yang lalu, dimana Fathan masih duduk dibangku SMP. Beliau meninggal karena kecelakaan pesawat sewaktu dalam perjalanan kerja.

Ibu yang tiga tahun belakangan ini tinggal bersamanya dirumah adalah ibu kandung Anaya yang dinikahi oleh Ayah kandung Fathan alias ibu tiri Fathan. Meskipun hanya ibu tiri tetapi beliau sangat menyayangi Fathan dan begitu pula sebaliknya, Fathan juga sangat menyayangi ibu tirinya.

Alsha terharu mendengar ucapan Fathan. Ia ikut mengusap makam yang ternyata merupakan makam ibu nya Fathan. "Hai, Tan. Aku Alsha, kata Fathan barusan sih aku bunganya Fathan. Padahal kan aku ini manusia dan bukan tumbuhan ya, Tan? Fathan emang aneh ya. Tapi Fathan baik banget lho, Tan. Tante pasti bangga banget punya anak kayak Fathan."

Fathan tersenyum. Kali ini ia sudah benar-benar yakin dengan perasaannya. Mah, doain ya semoga nanti Fathan diterima. Ucapnya didalam hati.

*****

Ayo tebak siapa orang yang ditelpon Keenan? :D


Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro