Bab 12 :: Kita itu Apa?
Flashback
Alsha speechless. Ia tidak tau harus berkata apa. Mengetahui Fathan yang begitu mengkhawatirkan dirinya membuat Alsha menjadi terlalu senang. Lihat saja, mungkin sekarang bukan lagi pipinya yang bersemu merah, melainkan sekujur tubuhnya. Fathan memang tak terduga.
Didalam sana, ada seseorang yang tengah tertawa geli melihat adegan yang sedang berlangsung antara Alsha dan Fathan.
"Siapa itu?" teriak Alsha begitu mendengar suara tawa dari dalam kamarnya.
Alsha masuk ke dalam untuk memeriksa, nihil, tak ditemukan seorang pun.
"Kenapa, Sha?" tanya Fathan yang juga ikut masuk kedalam.
"Oh enggak ada apa-apa kok."
"Yaudah kalo gitu gue balik dulu ya,"
"Kamu udah mau pulang? Gak mau minum dulu atau apa gitu?"
"Kan lo ternyata gak kenapa-kenapa. Kalo gitu gue pulang dulu ya, turun dari balkon bukan suatu hal yang mudah, Alsha." Ucap Fathan sambil tersenyum manis, membuat Alsha meleleh.
"Tapi abis ini aku bakal dicuekin lagi gak kayak kemarin-kemarin?"
Fathan lagi-lagi tersenyum. Ia mendekat ke Alsha dan mengusap puncak kepalanya. "Gak akan kok, Sha. Maaf ya udah nyuekin lo terus."
Alsha hanya mengangguk-anggukan kepala.
"Ohiya, gue pernah janji kan sama lo kalo gue bakal nganterin lo pulang kalo lo lagi gak ada barengan? Mulai besok gue akan menepati janji gue. Jadi, tiap pulang sekolah lo harus bareng gue."
"Eh? Jadi kamu beneran jadi tukang ojek online?"
"Gue pake mobil, Sha. Mana ada ojek online pake mobil. Gue itu ikutan grab car, puas?"
*****
Alsha berdiri didepan gerbang sekolah menunggu seseorang yang akan merealisasikan janjinya. Orang itu tengah mengambil mobil diparkiran sekolah.
"Alsha?"
Ini bukan suara Fathan, ini suara...
Alsha menoleh ke belakang dan mendapati Regan yang tengah bertengger diatas motor ninja nya. "Lho? Regan? Aku pikir kamu nganter Thaly,"
Regan masih dengan posisi bertengger diatas motornya. "Athaly udah gue anter dengan selamat ke tempat kursusnya."
"Oh gitu. Terus kamu ngapain balik lagi ke sekolah?"
"Ngambil baju futsal yang ketinggalan. Lo sendiri kok belom pulang?"
"Iya, ini lagi nunggu jemputan, hehe."
"Wah udah ada yang jemput ya? Padahal tadinya gue mau menawarkan diri buat nganterin lo pulang, like what I used to do."
Deg.
Sekali lagi jantungnya masih berdegup tak karuan karena Regan, padahal Regan hanya ingin mengantarnya pulang. Teori bahwa 'cewek itu baperan' terbukti sekarang. Alsha sendiri masih dibuat bingung oleh perasaannya. Jantungnya mendadak tidak normal saat bersama Regan, begitu pula yang terjadi saat bersama Fathan. Entah apa artinya semua perasaan ini.
Biiiiip.
Mobil Fathan melintas kemudian berhenti tepat didepan Alsha dan Regan. Melihat Alsha yang sedang blushing dan ada Regan disampingnya membuat emosi Fathan naik ke permukaan. Inikah yang dinamakan cemburu?
Jendela bagian depan mobil Fathan terbuka. "Alsha? Jadi pulang?" tanya Fathan dari dalam mobil.
"Eh iya-iya."
Baru saja Alsha akan berjalan memasuki mobil Fathan tapi tangannya tiba-tiba dicekal oleh Regan. Entah sejak kapan Regan sudah turun dari motornya.
"Ke-kenapa?" Dua kali. Belum sempat Alsha menetralkan jantungnya yang tadi tak karuan, kini malah ditambah satu lagi.
Regan mencondongkan tubuhnya ke Alsha. Kemudian ia berbisik ditelinga Alsha.
"Oh jadi ini yang lo maksud dengan jemputan? Jadi gosipnya kalo lo deket sama Fathan tuh emang bener? Tapi kemarin katanya lo gak deket sama Fathan. Mana yang bener, Sha?"
Tubuh Alsha merinding mendengar pertanyaan Regan ditambah lagi dengan deru napas Regan yang menyapu telinganya.
Fathan tak tinggal diam saat melihat itu semua. Ia keluar dari dalam mobil dan langsung menarik tangan Alsha, menuntunnya agar masuk ke dalam mobil.
"Wah gue baru tau kalo temen gue yang satu ini sangat posesif," cibir Regan.
"Gue udah janji buat nganterin dia pulang. Itu aja."
"Ada hubungan apa lo sama Alsha? Kenapa gak pernah ngasih tau gue, Than?" tanya Regan sambil menyeringai.
Fathan tidak tau harus berkata apa. Iya memang ada getaran-getaran aneh saat dirinya bersama Alsha. Tapi sejauh ini ia pun belum pernah mengutarakan perasaannya ke Alsha. Ia sendiri masih bingung dengan statusnya dan Alsha. Dibilang teman tidak bisa, sejauh ini mereka bahkan tidak pernah berkata 'kita temenan kan'. Dibilang lebih dari sekedar teman pun tak bisa. Yang bisa Fathan lakukan hanyalah tersenyum miris, tidak ada kejelasan dalam hubungan mereka.
"Enggak. Gue gak ada apa-apa sama Alsha,"
Regan mengernyitkan dahi sebelum kembali menaiki motor ninja nya.
"Yaudah. Gue cabut duluan, take care of her." Regan melambaikan tangannya ke Fathan kemudian melajukan motornya meninggalkan sekolah.
*****
"Bonjour!"
"Bonjour, Madame Celine!" seru semua murid kelas kursus ini, ralat tidak semuanya, ada satu orang yang malah sibuk dengan urusannya sendiri.
"Athaly Radinka!" seru Madame Celine, wanita berdarah Prancis-Indonesia yang merupakan pengajar ditempat kursus ini.
"Eh? Iya, kenapa Madame?"
Madame Celine berjalan ke arah Athaly. "Apa yang sedang kamu lakukan? Mengerjakan tugas ekonomi dikelas kursus bahasa Prancis?"
Athaly mendelik kaget. "Eh anu... Ini bukan ekonomi, Madame. Ini tugas akuntansi,"
"Ya sudah, kamu pilih tetap mengerjakan tugas akuntansi kamu atau mengikuti pelajaran kursus kali ini?"
"Ikut pelajaran, Madame."
"Lain kali jangan diulangi."
Athaly mengangguk pasrah. Ini semua salah Kenzo, begitu pikirnya. Athaly terpaksa mengerjakan tugas kelompok Akuntansi sendirian karena Kenzo sedang sakit dan tidak masuk sekolah.
Jam-jam berikutnya diisi materi tentang pariwisata. Saat tengah sibuk menyimak, ponsel Athaly tiba-tiba bergetar dan menampilkan sebuah pesan Line dari partner sekelompoknya dalam mata pelajaran Akuntansi.
Kenzzzzz : Haihai, gimana tugas Akuntansi nya? Udah selesai? Besok dikumpulin lhooo
What the heck, seenaknya aja nih anak. Dikira bikin segitu banyak jurnal bisa selesai dalam satu kedipan? Dasar gak tau diri. Batin Athaly kesal.
Athaly hanya me-read pesan itu. Tak perlu dibalas, yang ada nanti Athaly malah emosi. Melihat display name Kenzo saja sudah menyulut emosinya, belum lagi ditambah isinya.
Lagi-lagi ponselnya bergetar.
Kenzzzzz : Yaelah di R doang. Emang gue koran?
Athaly kembali mengabaikan pesan dari Kenzo.
Kenzzzzz : kerjain, Thal. Jangan males kalo jadi orang.
Sialan, yang males gue atau dia coba? Batin Athaly.
Kenzzzzz : di R mulu daritadi. Capek gue. Lo anggep gue apaan sih, Thal?
Athaly mengernyitkan dahi. Kenzo benar-benar membuatnya kesal. Akhirnya Athaly memutuskan untuk menjawab pesan dari Kenzo.
Athaly Radinka : Berisik lu. Tenang aja, udah beres kok tugasnya.
Athaly menyeringai jahat, ia berencana untuk melakukan sidak ke rumah Kenzo setelah selesai kursus nanti. Sekaligus menyuruh Kenzo untuk mengerjakan tugas Akuntansi kelompok mereka, tidak peduli Kenzo benar-benar sakit atau tidak.
*****
Mobil Fathan berhenti tepat didepan rumah Alsha.
"Makasih ya, Fathan." Alsha melepas sabuk pengaman dan hendak keluar dari mobil Fathan.
"Tunggu, jangan keluar dulu." ucap Fathan. Dan Alsha pun membatalkan niatnya untuk keluar mobil.
Fathan keluar dari mobil dan membukakan pintu mobilnya untuk Alsha. "Sekarang udah boleh keluar."
"Ih Fathan mah bikin aku jadi malu. Masa pake dibukain pintu segala," ucap Alsha sambil tersipu malu.
Dengan Alsha, seseorang yang dingin seperti Fathan bisa berubah menghangat. Dengan Alsha, seseorang yang hemat ekspresi seperti Fathan kini bisa tersenyum manis. Dengan Alsha, seseorang yang hidupnya penuh dengan kemonotonan bisa berubah menjadi penuh warna. Namun diingatkan sekali lagi, sejauh ini tidak ada kejelasan status diantara mereka.
"Alsha?" panggil Fathan.
"Apa?" tanya Alsha setelah berada diluar mobil.
"Lo ada hubungan apa sama Regan?"
Alsha mendelik kaget. "Eng-Enggak ada. Kita cu-cuma temenan aja." Alsha terbata-bata.
"Oh gitu... tapi keliatan nya kalian lebih dari itu,"
"Enggak kok, Than. Aku dan Regan emang deket, tapi sejauh ini kita cuma sebatas temen. Temen deket mungkin, gak lebih." Jawab Alsha dengan hati sedikit sesak mengingat dulu mereka pernah sedekat nadi dan kini bagai sejauh matahari.
"Yaudah deh kalo gitu. Gue balik dulu ya."
"Iya hati-hati ya. Sekali lagi makasih ya, Fathan."
"Besok gue anter lagi pulangnya."
"Eh?"
"Gue duluan." Fathan masuk ke dalam mobilnya. Ia menyalakan mesin mobilnya kemudian melaju meninggalkan rumah Alsha begitu saja.
Sepersekian detik kemudian Alsha teringat sesuatu... "Tunggu, berarti Fathan beneran supir grab car ya? Terus tadi aku lupa bayar dong?! WAAH MAMA! ALSHA LUPA BAYAR FATHAN!"
*****
Sebenernya disini scene Athaly itu cuma selingan aja wkwk. Gapapalah ya hihi
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro