Plan To Go Back To 'Hell'
Seorang gadis--dengan mata bengkak, dan memakai baju hitam-hitam--menatap dua kuburan yang berada tepat didepannya. Hujan mengguyur dirinya sehingga ia kehujanan, tetapi ia tidak peduli. Ia sendirian, dan ia tidak peduli juga. Ini sudah tengah malam, tetapi ia tidak takut. Penyakit anehnya itu sudah lenyap dari dirinya. Benar-benar hilang total. Dirinya terlalu banyak diselimuti rasa bersalah.
Polisi dan Mitsuko sudah membujuknya sedari tadi siang sampai sore agar pulang. Ia tetap tidak bergerak. Mitsuko sudah dengan gemas mengatakan bahwa bukan dirinya yang salah. Tetapi dia yang sangat keras kepala itu, menyangkal Mitsuko.
Ia tidak masuk sekolah. Teman-temannya yang lain, batal mengunjungi rumah Kakek dan Neneknya karena mereka tahu bahwa Yume membutuhkan waktu sendiri. Hanya Mitsuko yang kembali datang mengunjunginya ketika pulang sekolah, dan mati-matian menghiburnya.
Si hitam dan si lebar, dengan sangat-sangat baik, menemaninya terus-menerus dari tadi pagi setelah ia selesai menangis tersedu-sedu. Sekarang, si hitam dan si lebar sedang beristirahat dirumah Kakek dan Neneknya. Yume yang menyuruhnya tidur dirumah Kakek dan Neneknya saja.
Si hitam dan si lebar memiliki nama. Si hitam bernama Blacky, sedangkan si lebar bernama Matthew. Entah kenapa Yume lebih suka menyebut mereka si hitam dan si lebar dalam hati.
Hawa sangat dingin sekarang, tetapi Yume tetap tidak peduli. Meskipun dirinya sangat kedinginan, ia juga tida peduli. Yang ia lakukan sekarang adalh setia menatap kuburan didepannya.
Ia tidak menangis. Ia hanya menatap kosong kuburan itu. Air matanya sudah habis sedari tadi. Pikirannya benar-benar kacau.
Ia sangat sakit ketika Kakek dan Neneknya meninggalkannya? Dan ia benar-benar murka dengan si pembunuh.
Siapapun si Donlox itu, lihat saja nanti. Ia akan mati ditangan Yume.
***
Di hari kedua, Yume sudah menatap kosong 2 kuburan itu dari atas, di jendela. Pagi-pagi buta tadi, si lebar gemas sekali melihat Yume masih berada tepat disamping kuburan dengan terkantuk-kantuk dan tubuh bergetar karena kedinginan. Tubuhnya masuk angin. Mau tak mau, mereka harus menyeret paksa Yume dan memaksanya beristirahat. Mereka dengan sukarela merawat Yume yang sedang sakit. Yume tidak memberontak saat diseret tadi. Tetapi, pandangannya terus kosong.
"Awas, kerasukan!" Pekik si hitam dengan suara sok dramatis. Yume menatap si hitam sekilas dengan datar. Si hitam yang ketakutan melihat tatapan Yume, mengalihkan tatapannya, dan pura-pura menepuk nyamuk. Padahal tidak ada nyamuk sama sekali. Si lebar disampingnya terkekeh sambil menggeleng-gelengkan kepalanya.
"Makanya, jangan cari ribut!" Cengir si lebar sambil menepuk-nepuk bahu si hitam. Si hitam memasang ekspresi sok sedih. Dalam hati, Yume kesal dengan tingkah si hitam yang sangat drama sekali.
Yume menatap kembali dua kuburan itu. Hatinya serasa diiris-iris ketika melihat kuburan itu. Tidak-tidak, ia tidak akan sanggup lama-lama jika ia harus menatap kuburan itu terus. Yume mengalihkan pandangannya.
Tes.
Air matanya jatuh lagi. Hatinya sakit sekali. Ia merasa sesak. Yume sesenggukan di tempat.
Si hitam menatapnya sok iba, sedangkan si lebar menghela nafas. Mereka menatap Yume iba. Si lebar dan si hitam tidak bisa membantu apa-apa.
Si hitam dan si lebar membiarkan Yume menangis.
"Dua hari lagi, kami harus kembali. Mereka hanya mengizinkan kami menemanimu dua hari saja. Siapa yang akan merawatmu? Apa kau mempunyai kerabat?" Tanya si lebar pelan---membuka suara--- lalu berdeham. Yume menatap si lebar dan si hitam sendu. Meskipun mereka baru menemaninya selama dua hari, mereka memperlakukannya seperti anak sendiri---khususnya si lebar. Yume mengangguk pelan.
"Aku tidak memiliki kerabat, tetapi aku memiliki orangtua." lirihnya. Suaranya hanpir tidak terdengar ketika ia mengucapkan kata 'orangtua'. Ia menghela nafas. Hatinya terasa pedih. Ia benci kenyataan bahwa ia tidak memiliki saudara. mau dari pihak ibunya, ataupun ayahnya. Ia benci sekali, dan rasanya pasti seperti di neraka jika ia kembali ke tempat asalnya.
"Apa kau ingin kembali? Ke orangtua mu?" Ragu si lebar.
Yume menatap kedua polisi yang ada di depannya. Mereka baik sekali, mau merawatnya. Bahkan mereka sampai rela cuti selama dua hari untuk sekadar menemaninya. Dan, tidak sepantasnya sebenarnya ia memanggil mereka si lebar dan si hitam dalam hati. Meskipun memang kenyataan.
Yume mengangguk pendek. Sangat pendek. Ia sebenarnya enggan kembali ke neraka itu. tetapi, mau tak mau, itu lah satu-satunya tempat yang dapat ia tinggalkan.
"Terima kasih karena sudah mau merawatku selama dua hari ini. Maaf, aku tidak bisa memberi apapun. Aku tidak memiliki apa-apa." Yume tersenyum tulus kepada polisi itu. Si lebar mengangguk, sedangkan si hitam yang tidak mendengar perkataan Yume, tiba-tiba pendengarannya jadi tajam ketika mendengar kata-kata terakhir. Ia memasang lagu The Lion Sleep Tonight ketika mendengar Yume mengatakan 'tidak memiliki apa-apa'.
Memang si hitam ini makin kurang hajar.
"Tapi..., Boleh kah kalian mengantarku ke rumah orangtua ku, lusa?" Katanya pelan. Si lebar dan si hitam saling bertatapan, seperti sedang bertelepati hanya dengan menatap mata sesama.
"Boleh! Lagian sih kamu! Ga punya transportasi! Siapa suruh mis-"
Plak!
Si lebar menampar mulut si hitam dengan garang. Si hitam meringis kesakitan.
"Dasar, gila! Diam saja kamu, hitam!" Pekik si lebar, jengkel. Yume tersenyum miris. Ya, memang ucapan si hitam adalah kenyataan. Si hitam tadi ingin mengatainya 'miskin'. Dan itu memang benar.
"Maaf, nak! Dia ini memang sinting!" Si hitam menekan kata 'sinting' kuat-kuat. Si hitam menatap si lebar dengan tatapan sedih yang ia buat-buat sok imut. Yume mendelik jijik.
"Bukan aku tidak memiliki transportasi. tapi, rumah kedua orangtua ku ada diseberang sungai besar Grymc. Aku harus menaiki perahu. Aku memiliki perahu, tetapi aku tidak bisa mendayung." Ujar Yume.
"Wah! Perahu!" Pekik si hitam yang entah kenapa menjadi sangat girang. "Aku ini mantan pendayung dulu di tempat wisata yang ada sungainya! Jadi, serahkan saja padaku!"
"Dan jangan lupakan fakta bahwa kau dipecat karena kau mendayung dengan abal-abalan sampai kau membalikkan perahu sehingga penumpang harus berenang ke tepi." Sindir si lebar. Si hitam memasang wajah masam.
"Cih, siapa suruh kau sok-sokan memberhentikan perahu dengan sangat mendadak--- ketika kau dengan tidak jelasnya mendayung cepat-cepat sehingga perahu melaju dengan sangat kencang---sampai perahu naik setengah ke udara?" Celetuk si lebar lagi.
"Dan siapa suruh juga kau untuk kedua kalinya mendayung dengan sangat cepat seperti orang kesetanan sampai akhirnya kau memberhentikan perahu lagi dengan mendadak lagi sampai akhirnya itu perahu terbalik? Uhh, syukur-syukur kau tidak diamuki si penumpang!" Oceh si lebar, sampai akhirnya mendelik ke si hitam. "Kau ini benar-benar gila, ya? Menggelikan sekali waktu melihatmu mendayung seperti kesetanan!"
Si hitam meringis pelan. "Tau, ah!" Serunya. Si lebar terbahak pelan, sedangkan Yume hanya tersenyum tipis.
Setelah tertawa, si lebar menatap Yume dengan serius dan tiba-tiba mengangguk. "Hitam! Siapkan semua benda pengaman yang kita punya! Siapkan senjata-senjata yang kita punya juga semua! Siapkan kotak P3K!" Perintahnya dengan tegas dan lantang, Yume terlonjak. Si hitam hanya mengangguk. Tampangnya juga ikut serius.
"Nak, kita akan melewati banyak rintangan. Siapkan fisikmu sebaik-baiknya! Sungai Grymc adalah laut yang sangat menyeramkan karena dipenuhi banyak mahluk yang sangat berbahaya. Lusa, kita akan melewati perjalanan yang panjang." Tegas si lebar dengan sangat serius. Sangat serius.
***
A/N
Sori partnya ngga sampai 1500+.
Aku bingung nulis yang sedih-sedih itu gimana? Susah bener kalau mau dapet feel-nya ;-;
Yah, yaudah aku tulis begini aja. Sori aku tidak bisa memuaskan kalian semua. Maaf kalau aku banyak typo. Maaf atas semua ketidak nyamanan yang kalian rasakan._.
Hm, dan aku punya target. Aku ingin readers 1000+ di part yang ke 20- serta vote 50- atau 50+ di part 20- juga.
Tapi, mungkin mustahil ya?
Bagi readers di sini yang mungkin adalah penulis juga, apa sih tips supaya mendapatkan banyak readers dan vote? Aku kepo nih :)
Muehehhe
Dan menurut kalian, bagaimana dengan cerita ini? Seru? Membosankan? Atau gimana?
Lah, ini kenapa aku jadi makin kepo:v
Eh, btw maap ini telat upnya, baru dapet koneksi:)
Karena aku ngga mau Author's Notenya lebih banyak dari pada ceritanya, ok kayaknya segini aja yang mau aku sampaikan dan tanya.
Jaga kesehatan terus ya!
See you in Next Part💖
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro