Flashback (4)
Yume menatap ke langit-langit kamar.
Ia memang memiliki trauma dengan monster. Tetapi, entah kenapa ia malah lupa bahwa ia takut dengan mahluk semacam itu ketika berhadapan dengan monster saat diperjalanannya tadi.
Ia kemudian kembali memikir-mikirkan lagi apa kelanjutan dari kejadian itu--membiarkan dirinya tersiksa ketika mengingat hal itu semua.
***
FLASHBACK
BUGH!
Suara bedebum terdengar setelah monster itu menyayunkan tangannya, lalu menjatuhkannya tepat di salah satu bagian dari tubuh Yume.
Tepat saat tangannya itu mengenai pundak Yume, suara retakan ngilu terdengar memekakkan telinga sampai-sampai bisa membuat seseorangmerinding hebat.
Yume menggigit bibirnya kencang-kencang--melampiaskan kesakitannya pada bibirnya--sampai-sampai dapat merasakan darah amis. Air matanya menggenang. Pundaknya terasa sangat sakit. Mungkin sudah retak.
Makhluk itu menyerangnya bukan dengan kapaknya. Tapi dengan tangan kosongnya sendiri. Mungkin karena terlalu marah. Bahkan ia bingung bercampur marah karena menurutnya ia tidak melakukan hal yang jahat.
Yume memekik tertahan sambil memejamkan matanya kuat-kuat sampai-sampai matanya terasa sakit bercampur perih.
Reaksi retakan pada tulangnya itu yang berada dipundaknya mulai menguar. Perlahan hanya perih biasa. Tetapi perlahan demi perlahan, rasa sakitnya itu menggila.
Yume menjerit kesakitan ketika ia tidak bisa lagi menahan untuk tidak berteriak. Sakitnya itu tidak bisa ia tahan lagi.
Yume bergerak gelisah dan panik--mencari apa saja cara agar bisa mengurangi sakit pada pundaknya.
Ia melirik makhluk MENJIJIKAN yang telah membuatnya jadi seperti ini--dengan tatapan mengintimidasi.
Oh, andai saja dia bisa bela diri!
Mahluk itu mengamuk diberi tatapan seperti itu. Ia mendengus marah--menyemprotkan cairan lengket menjijikan bewarna hijau yang berasal dari hidungnya, lalu mulai menggeram lagi.
Ia mengepalkan tangannya, lalu mulai menghantamkannya ke perut Yume.
BUGH!
Yume memekik kesakitan sambil memuntahkan darah keluar dari mulutnya. Perutnya benar-benar sakit. Ia tidak bisa menjelaskan sesakit apa perutnya.
Ia menangis kesakitan.
BUGH!
monster itu kembali menghantamkan tangannya ke punggung Yume. Yume menjerit hebat.
BUGH!
Monster itu menghantamkkan kepalan tangannya persis di wajah Yume.
Seketika itu juga, darah banyak menyembur dari mulut Yume, sekaligus dengan gigi-giginya yang patah dan berlumuri darah juga, sehingga warna putih giginya itu menjadi berwarna merah.
Bau amis langsung menyambut hidung Yume. Ia meringis pasrah, sambil menyenderkan kepalanya ke pohon.
MAMA! PAPA! DIMANA KALIAN?! Teriak Yume dalam hati sangking paniknya ketika melihat monster itu mulai mengepalkan tangannya lagi.
KUMOHON! SIAPAPUN, SELAMATKAN AKU! SETELAH INI AKU AKAN LANGSUNG BERTOBAT! Pekiknya hebat dalam hati bersamaan dengan matanya yang melebar ketika melihat kepalan tangan itu semakin dekat dengan pinggangnya.
BUGH!
Yume memejamkan matanya.
Pinggangnya yang sebelah kanan langsung terasa sangat perih.
Ia menarik nafas panjang--tetapi langsung menjerit pelan ketika merasakan perutnya langsung sakit. Sekujur tubuhnya mendadak langsung ngilu--hanya karena ia menarik nafas seperti itu doang.
BUGH!
YAAMPUN! MONSTER INI KENAPA TIDAK BERHENTI-BERHENTI MENONJOKKU?! ia menangis pilu karena kesakitan.
BUGH!
oh bagus sekali. Sekarang pinggangnya yang sebelah kiri sudah remuk. Dan sekarang, ia sedang jatuh terguling dari pohon, dan langsung terjatuh di tanah kasar.
Ia memekik kencang ketika punggungnya yang tadi ditonjoki monster itu menghantam tanah dengan sangat kencang. Ia yakin sekali, tulangnya sudah hancur-hancur.
Monster itu nampak dengan semangat, mendorong pohon yang tadi Yume panjati sampai rubuh, lalu meraung kencang selagi ia mengambil pohon besar itu, lalu mengangkatnya.
Mahluk itu nampak menyeringai di depan wajahnya. Lalu mulai memutar-mutar pohon itu, lalu mengambil ancang-ancang untuk melemparkannya ke Yume.
Yume memekik dan segera tengkurap ketakutan.
Astaga, setelah ini, ia akan memiliki trauma berlebihan.
Ia meringis hebat, tak kuat menahan perih disekujur tubuhnya.
BUGH! BUGH! BUGH! BUGH!
oh, bagus sekali. Mari buat tubuhnya hancur sampai ia mati.
BUGH! BUGH! BUGH! BUGH!
Yume memejamkan matanya pasrah.
BUGH! BUGH! BUGH! BUGH!
ya, bagus! Bagus sekali!
BUGH! BUGH! BUGH! BUGH!
semakin bagus! Sebentar lagi pasti ia akan mati!
BUGH! BUGH! BUGH! BUGH!
darah sudah berceceran di tanah itu. Sekujur tubuhnya sudah berlumuran darah.
Haha! Kalau aku mempunyai kekuatan dan keberanian, akan kuhancurkan mahkluk ini, Batin Yume pasrah.
BUGH!
ia terpakar lemah di tanah.
Monster itu nampak tersenyum puas. Yume menggertakkan giginya dengan penuh kebencian.
Monster ini harua lenyap. Ia melakukan hal yang sangat keji!
BUGH! BUGH! BUGH!
OH YAAMPUN! IA MASIH BELUM SELESAI!
Yume memejamkan matanya erat, sambil mengatur nafasnya--menahan emosi. Ia mengepalkan tangannya erat-erat.
HEI MONSTER! KAU TIDAK MENGERTI BAGAIMANA MARAHNYA AKU SEKARANG! Pekiknya penuh emosi.
ia pun berguling kesamping dengan cepat, lalu berdiri dengan wajah kebencian.
Entah siapa yang mengendalikan dirinya. Mendadak, ia malah mengacungkan jari telunjuknya tepat di depan tubuh monster itu.
"Lenyap! Lenyap! Lenyap!" Teriak Yume sebal dengan penuh kemarahan.
Wajah menjijikan yang berada di depannya itu mulai menggeram lagi. ia nampak mulai berjalan mendekat lagi.
Lenyap! Lenyap! Lenyap! Harus lenyap! Yume mengulang-ulangi kata itu di dalam hatinya.
Semangat menggebu-gebu semakin bertambah di dalam diri Yume ketika melihat monster itu dengan wajah yang makin garangnya semakin dekat dengannya.
Yume tersenyum meremehkan ke monster itu--seakan-akan ia bisa mengalahinya entah dengan apa.
SSZZT!
Cahaya bewarna emas baru saja meluncur dari jarinya itu, dan langsung mengenai monster itu telak, membuat mahkluk itu langsung bergidik hebat.
Yume melompat mundur dengan wajah kaget setengah mati.
APA-APAAN BARUSAN ITU?
ia menatap dengan penuh heran ke jarinya itu.
ROARRH!
Yume cepat-cepat menoleh lagi ke monster itu. Nampaknya ia marah sekali.
Dengan seringaian senang, Yume langsung menunjuk-nunjukkan jari telunjuknya yang langsung mengeluarkan cahaya emas--tanpa memikir panjangkan tentang hal itu.
Monster itu nampak meraung kesakitan.
Semakin gencar Yume menunjuk-nunjukkan jarinya.
Ribuan cahaya emas langsung menyerbu monster itu. Membuatnya meraung-raung kesakitan.
Ia cepat-cepat berbalik dan berlari pontang-panting menuju danau.
Yume tersenyum kecil. Ia puas sekali.
Sementara Yume mulai menyenderkan tubuhnya ke pohon disampingnya sambil bersenandung ria--mendadak tidak merasakan sakit di sekujur tubuhnya.
Ia hanya rebahan santai selama bermenit-menit.
Sampai akhirnya ia mendengar sebuah jeritan dengan suara yang sangat sangat ia kenali, beserta raungan sebuah monster.
***
A/N
AHAHAHAHAHAHHA. AKU TAU INI CHAP PALING GAJE🙂.
YAAMPUN AKU LAGI BINGUNG BANGET NULISNYA GIMANA. MAKANYA CHAP INI JUGA CHAP YANG PALING PENDEK DIANTARA YANG LAIN😭.
ASTAGAAA, AKU MENDADAK BINGUNG MAU NULIS APA.
SEPERTINYA HASIL RISETKU AKAN SIA-SIA. INI CERITA BAKALAN AKU PENDEKIN AJA DAH, HERAN SENDIRI AMA DIRI SENDIRI KENAPA BISA BUAT CERITA SEANEH INI😭.
TANGAN AKU SAMPE KRAM-KERAM SENDIRI😭.
BTW, AKU TAU BGT INI BANYAK TYPONYA, TPI TANGAN AKU KRAM PARAH. MALES BENERIN;-;
OKE, SAMPAI JUMPA DI CHAP SELANJUTNYA! BABAAAY😄💖
Eeh, BTW AKU AKAN PUBLISH CERITA BARU BEBERAPA HARI LAGI. JUDULNYA 'FANTASÌA'! JANGAN LUPA MAMPIR YAK!💓
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro