Everything Is Just Filled With Darkness
Sinar matahari menerobos masuk lewat jendela kamar Yume. Yume yang kesilauan pun terbangun dan mendapati sudah jam 07.00. Dia pun beranjak bangun, dan segera mandi terlebih dahulu. Setelah selesai mandi, Yume berpakaian. Dia tidak sabar makan karena wangi masakan menyerbak seisi rumah sampai ke atas. Yume pun turun kebawah. Ditangga, Yume tak kuasa menahan laparnya ketika mencium wangi masakan itu.
Ketika dia sampai dibawah, langsunglah dia disambut dengan ramen dengan nori dipinggir mangkuknya, serta udon didalamnya, dan diatasnya terdapat potongan-potongan daging ayam. Yume tersenyum lebar melihatnya. Ini pasti lezat!
"Wahh! Kelihatannya enak! Wanginya sampai keatas loh! Hehehehe nenek pintar masak memang!" Kata Yume sambil tersenyum lebar dan menunjukan jempolnya.
"Hih! Nenek lagi, nenek lagi! Itu buatan kakek tahu!" Seru kakek kesal. Yume dan nenek tertawa.
"Hehhehe, Kakek memang pintar masak!" Kata Yume dan menunjukan jempolnya lagi. Kakek hanya menanggapinya dengan tatapan sinis.
Yume pun segera mengambil ramen dengan porsi sedang
"Itadakimasu!" Serunya, dan memakannya.
"Hmm, enak!" Kata Yume senang. "Oh iya kek, Kalau buka restaurant sup daging, tambahin menu ramen juga ya!"
"Ide bagus!" Kakek balas nyengir.
"Kek, Kakek serius mau bikin restaurant? Pasti itu akan terkenal deh! Aku jamin!" Pekik Yume.
"Seriuslah, Kakek aja semalam begadang karena mencat dan mentata rumah kita yang disebelah itu. Katanya, kalau mau buka restaurant di tempat itu saja. Daripada tidak terpakai rumah itu." Kata nenek sambil tersenyum yang membuat mata Yume menunjukan binar-binar.
"Nanti aku ikut bantuin kakek masak deh! Kalau perlu, Yume jadi pelayannya! Gratis! Kakek tidak usah membayar Yume! Kakek dan nenek kan sudah merawat aku sampai aku umur 15! Kalian juga sudah membayar uang sekolahku, kalian juga yang memberi aku pakaian, dan makanan, dan tempat menumpang, dan makanan dan minuman! Saatnya aku yang berbalas budi!" Kata Yume tegas. Nenek tertawa.
"Dih, memang kakek bilang kalau kamu jadi pelayan bakal Kkakek gaji?" Tanya Kakek sambil tercengir-cengir serta memeletkan lidahnya. Perkataan kakek sungguh menohok Yume. Yume memasang wajah datar ke Kakeknya dan melanjutkan makan.
Sebenarnya, Yume tidak sepenuhnya ngambek. Dia hanya berpura-pura saja. Hehehe, menjahili kakek itu 'pekerjaan' paling seru!
Nenek memelototi kakek ketika melihat Yume hanya terdiam. Kakek balas cemberut.
Tak kuasa melihat kakek yang cemberut karena dirinya cemberut yang membuatnya dipelototi nenek terus, Yume tertawa lebar. Kakek yang menyadari Yume hanya berpura-pura ngambek makin ngambek. Nenek ikut tertawa.
"Hehehhe, memang kakek tidak bilang begitu sih, tapi kan ... Ya, kan kalau siapa tahu kakek pengen bayar Yume, kan biar Yume bilangin dulu ga usah." kata Yume. Kakek hanya meng-iya kan perkatan Yume.
Setelah makan, Yume pun beranjak dari kursinya dan seperti biasa, dia yang mencuci piring ketiga mangkuk dan sumpit punya dirinya dan kakek-neneknya.
Setelah selesai mencuci, dia mengambil tas-nya dan menyalami kakek-neneknya dan berlari ke arah sekolah.
Yume Sampai 30 menit sebelum bel berbunyi. Dan memasuki kelas barunya. Yume cepat-cepat mengeluarkan buku tulisnya, dan mengerjakan pr yang belum dikerjakan. Lumayanlah, tidak ada yang lihat ini.
Meskipun kelasnya sudah berbeda, Pr dan pelajarannya tetap sama. Jadi pr dari kelas sebelumnya tetap berlaku.
Begitu dia selesai mengerjakan pr, cepat-cepat dia menyambar buku tulisnya dan menaruhnya kedalam laci, lalu tangannya dia taruh melipat dimeja dan dia memasang cengiran ketika mengingat perbuatan bandelnya.
5 detik kemudian, datanglah salah satu murid perempuan dengan mata berwarna hijau dan rambut panjang berwarna cokelat terang dengan tatapan bingung tersirat diwajahnya. Sedangkan dia hanya melanjutkan aksi cengirannya.
"Anak baru ya?" Tanyanya
"Eh, aku dari kelas sebelah yang pindah karena jijik dengan perlakuan anak manja yang alias mantan satu kelas denganku" kata Yume santai dan sedikit menekan kata 'jijik' nya
"Oohh, Namaku Ayumi, salam kenal ya!" Katanya sambil tersenyum lebar.
"Aku Yume." kata Yume ceria
"eh, omong-omong tentang anak manja itu, maksudmu si Miki kan?" Tanyanya antusias sambil duduk disebelah Yume. Yume mengangguk kuat.
"Kamu tahu dari mana?" Katanya ikut antusias.
"Itu loh, anak itu songong banget! Kemarin dia datang ke kelas ini dan merampas sticker-sticker koleksi kami yang gambarnya unyu-unyu semua itu! Ih! Padahal jarang banget loh kita bisa nemu sticker yang gambar Teddy warna pink ditoko! Sekalipun ada itu pasti mahal! Ihhh padahal kemarin aku nemu ditoko belalang sekolah sticker teddy pink itu! Udah mahal banget lagi! Padahal udah aku tawar-tawar kan ya harganya jadi murah, eh habis itu dirampas Miki!" Katanya berapi-api. Ya, dan sekarang, bisa Yume tebak, anak ini pasti sangat feminim.
"Memang begitu sifatnya! Kayak kemarin, aku dituduh memaksa mencontek dan menonjoknya dan mencakarnya sampai berdarah, padahal sih, dia yang maksa aku buat kasih contekan! Gara-gara itu, aku disuruh bersihiin seperempat ruangan dari sekolah ini!" Seru Yume jengkel.
"Ihh! Jahat banget yaah!" Pekik Ayumi. Sedangkan Yume hanya mendengus berat sebagai jawaban.
"Eh tahu ngga?--"
"Ngga tahu, kamu kan belum ngomong" Potong Yume sambil nyengir. Sedangkan Ayumi hanya berdecak sebal.
"Si Miki-Miki itu juga sering banget ngancem kita kalau dia kekelas ini hanya karena kita tidak mau membersihkan kukunya! Rencananya sih, kami ingin membuat pelajaran ke Miki! Enak saja anak itu!" Seru Ayumi sambil meremas-remas tangannya sendiri karena gemas.
"Oh ya? Ikut dong! Aku juga mau buat pelajaran ke anak macam itu!" Kata Yume antusias.
"Boleh! Nanti kamu aku kenalin ya sama teman-teman! Pasti kalian akan langsung akur." kata Ayumi sambil tersenyum tak sabar.
"Hihihi, lihat saj nanti kamu Miki! Yuhuu, kali ini kami tidak akn diam saja!" Kata Yume tersenyum licik
"Hohohoho!" Tawa jahat Ayumi
"HIHIHI!" tawa jahat Yume.
"EHEHEHEH!"
"MWEHEEHE!" teriak mereka seperti orang gila karena kesenangan. Mereka mengibas-ibaskan rambut mereka sambil memasang seringai jahat. Seseorang yang tadi lewat didepan kelas kami, langsung kabur kerika memergoki mereka sedang tertawa jahat seperti orang gila dengan seringai menyeramkan yang membuat orang bergidik ngeri, dan membuat orang ketakutan seperti ingin dimakan singa.
Setelah bell berbunyi, mereka segera menghentikan aksi 'aneh' nya. Mereka pun duduk manis dikursi dan memasang wajah manis. Murid-murid yang datang pun ikut tersenyum melihat mereka yang manis (meskipun sebenarnya mereka agak bingung melihat Yume. karena Yume adalah anak kelas pindahan) padahal mereka belum tahu saja apa yang mereka perbuat sebelumnya. Sudah seperti iblis ...
Yume pun melewati masa pelajaran dengan gembira karena teman-teman barunya yang memperlakukannya seperti sudah kenal lama. Yume mendapatkan teman baru yang diperkenalkan Ayumi. Ada Asuka, Mitsuko, Rei, dan Yuuna. Seperti tadi dia berkenalan dengan Ayumi, mereka langsung akrab dan langsung memulai gosipan tentang Miki.
Saat tiba jam pelajaran olahraga, Yume mengikuti teman-temannyat toilet dan mengganti baju seragam mereka dengan baju olahraga. Setelah selesai, mereka berjalan ke arah lapangan dimana guru olahraga mereka sudah meniupkan peluit tanda menyuruh semua murid untuk berbaris.
Saat ini, cuaca tidak mendukung. langi-langit sudah diwarnai dengan warna abu-abu. Arta-Sensei, guru Olahraga kami mendesah berat saat menatap langit. Pasti sebentar lagi akan hujan dan pelajaran olahraga akan dilaksanakan sebentar.
Mereka pun memulai pemanasan lalu mempraktekan olahraga lantai dilapangan dengan matris. Saat giliran Yume untuk mempraktekan gerakan kayang, dia segera melakukan kayang di atas martis. Yume sebenarnya tidak bisa mempraktekan kayang lama-lama karena pasti dia akan cepat capek. Apalagi, gurunya menantangnya untuk melakukan kayang 10 menit. Awalnya Yume memprotes karena yang lain hanya disuruh melakukan kayang dalam waktu 3 menit saja, tetapi, saat dia mengetahui penyebab Arta-Sensei menyuruhnya melakukan 10 menit, dia menggeram dan akhirnya hanya menuruti. Karena dirinya yang terlihat lincah dan lentur itulah yang membuat Arta-Sensei berpikir bahwa dia pasti dapat melakukan kayang lama-lama.
Arta-Sensei pun mulai menghitung menit. Saat melakukan kayang sambil menggeram kesal, Yume menatap langit. Jujur, sebenarnya dia merasa kedinginan sekarang. Saat ini sedang 13° celcius. Dia berharap-harap bahwa hujan akan segera datang jadi dia bisa berhenti melakukan kayang. Dia sendiri yakin bahwa dia tidak akan mencapai waktu 10 menit.
Yume hanya bisa melakukan kayang sambil menatap langit dan membiarkan dirinya larut dalam lamunan. Dia sengaja menatap langit karena murid-murid sedang menatapnya dengan seksama, ingin mengetahui seberapa lama dia dapat melakukan kayang. Jujur, dia selalu risih jika ditatap orang. Dia mulai tenggelam dalam pikirannya. Dia hanya terdiam, terdiam, terdiam, dan terdiam ...
Saat dia terlalu larut dalam pikirannya tentang percakapannya dengan kakek-neneknya tadi malam, tanpa dia sadari dia telah melakukan kayang lebih dari 10 menit. Murid-murid hanya heran melihatnya begitu tenang.
Tiba-tiba, sekelilingnya mendadak menjadi cerah. Yume mendongak sambil menatap langit dengan bingung. Masih mendung. Malah makin menghitam dan sudah berbunyi guntur.
Yume teringat kejadian kemarin juga, dimana tiba-tiba ada rintik-rintik yang menerpanya tetapi tidak terlihat dan tidak membuat pakaian basah, dan kejadian kemarin malam. Kejadian itu semua berputar-putar dikepalanya, membuat dirinya pusing.
Perlahan, sekelilingnya berubah menjadi gelap. Tidak ada cahaya sama sekali. Yume bergidik ngeri. Ada apa ini?
Ini ada apa?! Tolong! Aku takut! Ini kenapa?! Barusan ada cahaya dan mengapa menjadi gelap?!, Batin Yume histeris
Dirinya membeku seperti semalam. Kali ini lebih parah. Benar-benar tidak ada pergerakan. Hal yang membuatnya begitu takut adalah, mengapa sekelilingnya menjadi hitam? Tidak ada teman-temannya, tidak ada lapangan, tidak ada langit, tidak ada pohon, tidak ada gedung sekolah, semuanya lenyap. Semuanya hanya menyiratkan warna hitam. Ada apa ini?!
Dirinya menjerit-jerit dalam hati.
Aku tidak pernah mengalami ini sebelumnya!, Jerit Yume dalam hatinya lagi.
Yume menangis tanpa suara, anehnya air matanya tidak keluar sama sekali padahal dia yakin dia sedang menangis sekarang. Dia hanya diam membeku.
Selama dia membeku, tidak ada suara sama sekali. Tidak ada apa-apa. Benar-benar tidak ada!
Tetapi, dia tidak mampu melihat semua kegelapan ini. Ini sama sangat menyiksa. Ini malah makin membuatnya ketakutan. Suara dalam hatinya memekik-mekik ingin menunduk dan meringkuk, tetapi tubuhnya membeku. INI SEBENARNYA ADA APA?
Mencapai ketakutan yang melebihi batas, Yume akhirnya dengan seluruh kekuatan, meringkuk sambil menatap kosong ke arah bawah. Tubuhnya seperti akhirnya mau mengikuti kata hatinya.
Yume bergidik hebat melihat kearah bawah dimana tidak ada lantai, tanah, atau apapun itu. Hanya ada kegelapan. Tetapi kenapa dirinya bisa berdiri dan duduk?!
Jantungnya berpacu hebat.
PONG
Tiba-tiba, dalam 1 detik, muncul sebuah layar besar dan suara yang langsung menggema kuat. Yume mendongak sambil gemetar. Satu-satunya cahaya!
LAYAR? LAYAR?! INI LAYAR APAAN??!!!
Tiba-tiba, layar itu menunjukan seperti gambar bergerak. Tetapi, gambar itu tiba-tiba hilang. Layar kembali menunjukan warna putih. Tidak ada apa-apa.
Tadi itu apa?!
Tiba-tiba, gambar berwarna dan bergerak itu kembali muncul. Perlahan gambar buramnya menjadi jelas dan lebih terang.
Yume terpaku menatap layar. Tiba-tiba, di layar itu menunjukan gambar darah yang tiba-tiba merembes keluar. Darah itu benar-benar banyak. Entah dari mana darah itu muncul.
Yume menunduk dan menjerit histeris ketakutan melihat darah itu. Tiba-tiba, terdengar sebuah tangisan yang juga histeris keluar dari layar itu. Yume kembali mendongak dan mendapati mobil ambulans. Mobil ambulans itu kemudia mengeluarkan suara dan lampu.
Mobil ambulans itu melaju dengan cepat ke rumah sakit. Jalannya begitu cepat yang membuat Yume tahu bahwa seseorang didalamnya sedang masa kritis.
Kemudia muncul sekelebat bayangan rumah sakit dalam 3 detik, dan langsung digantikan gambar 2 kuburan dengan suara gadis yang menangis di tengah hujan. Yume benar-benar ketakutan.
Dia tidak sanggup melanjutkan melihat. Dia menutup kupingnya keras-keras menghindari suara jeritan histeris orang-orang dan tangisan dari layar itu, dan menutup mata rapat-rapat.
Tetapi, suara itu tetap terdengar kedalam telinganya. Yume benar-benar dibuat tersiksa dengan suara itu. Suara mobil ambulans dengan jeritan stress dan tangis pecah itu, terus berkumandang seperti tidak membiarkannya tidak mendengar suara itu barang sedetik saja.
Yume bisa gila kalau terus-menerus mendengar suara ini.
Cepat-cepat tanpa dia sadari, dia berlari kearah layar itu dan menebas layar itu dengan lengannya, melawan semua suara jeritan itu sambil memejamkan mata.
Yume tahu layar itu hanya hologram, tetapi tanpa dia sangka, layar itu berubah menjadi seperti asap. asap putih (?)
Ya, mungkin sejenis itu.
Yume memekik kaget sambil mundur. Abu dari asap putih Itu langsung memenuhi kegelapan itu. Baunya sangat menyengat dan membuatnya ingin muntah. Kepalanya benar-benar pusing.
Aku ingin kembali! Aku ingin kembali kedunia! Eh btw ini beda dunia kan?
Yume menepis pikirannya itu. Pasti ini beda dunia! Tidak ada tempat seperti ini dibumi!
Yume hanya bisa memejamkan matanya kuat-kuat. Tiba-tiba, mendadak kenangan-kenangan dikepalanya tentang keluarganya ... memutar dikepalanya. Semua kenangan buruknya memutar.
Tiba-tiba, kepalanya benar-benar sangat pusing dan mendadak, dia kembali di dunianya dan dia mendapati dirinya ngos-ngosan dan berkeringat dingin. Tetapi, dia masih ada di atas matris. Masih melakukan kayang. Dia pun mendudukan dirinya dengan lemas.
Yume melihat sekeliling dan mendapati Ayumi, Asuka, Mitsuko, Rei, dan Yuuna sudah mengelilinginya dengan wajah cemas. Sedangkan dibelakangnya banyak murid-murid yang seperti kebingungan dan ingin melihat dirinya tetapi tertutupi oleh badan Ayumi, Asuka, Mitsuko, dan Yuuna yang sedang berlutut mengelilinginya. Yume juga dapat melihat Arta-Sensei sedang mengangkat sebelah alisnya kuat-kuat dengan tampang bingung.
Yume mengatur nafasnya sambil menatap lima temannya itu.
"Apa yang terjadi?" Tanya Yume bingung.
"Apa yang terjadi? Tadi kau memang sedang tak sadar ya?" Kata Ayumi sambil mengangkat sebelah alisnya. Yume ikut mengangkat sebelah alisnya makin bingung. Loh, emang tadi dia kenapa?
"Eh? Kurang lebih mungkin begitu?" Kata Yume yang lebih mirip pertanyaan.
"Dia mungkin memang tidak sadarkan diri" kata Yuuna sambil menggaruk kepalanya yang tidak gatal dengan ragu
"Memang tadi aku kenapa?" Kata Yume kagi.
Rei menghela nafas. Saat dia ingin membuka mulut, Asuka sudah menyelaknya.
"Tadi kau melakukan kayang sambil menatap kosong keatas. Tiba-tiba kau memejamkan matamu dan menjerit-jerit seperti orang gila tetapi masih dalam posisi kayang. Kami panik dan mendekatimu. Tetapi kamu tiba-tiba membeku sambil menatap kosong keatas. Dan tiba-tiba menjerit-jerit lagi tanpa bergerak sedikitpun. Seperti itu. Dan itu terulang-ulang terus. Dan, kau melakukan kayang sudah lebih dari setengah jam loh!" jelas Asuka. Yume mengerutkan alisnya dalam-dalam.
"Memang dasar orang gila." tawa ejek sebuah suara. Yume mendongak dan mendapati Miki disitu.
"Eh? Kok ada dia?" Tanya Yume lagi makin bingung.
"Yah, tadi anak manja itu sedang bolos pelajaran dan tak sengaja melihatmu saat dia lewat." kata Mitsuko sambil mendecakkan lidahnya. Sedangkan itu, Rei sudah berdiri dan mendamprat Miki habis-habisan. Miki hanya menggerutu.
Yume hanya memikirkan kejadian tadi dengan bingung, tetapi berusaha melupakan kejadian itu. Setelah pelajaran olahraga selesai, istirahat, dan kembali belajar lahi dan akhirnya pulang, Yume diperjalanan pulang hanya mengerutkan alisnya dalam-dalam sedaritadi karena kejadian itu.
***
A/N
Hello! Aku kembali!
Ini nulisnya 2338 kata dong ~('-')~
Sori ya kalau aku tuh nulisnya ga pro gitu TvT
Dan, Typo bertebaran! \( '~')/ Tolong dicomment ya.
Kemarin aku baca part sebelum-sebelumnya dan sori, Typonya ternyata lumayan banyak juga ya ( '~'). Pasti kalian ga nyaman bacanya.
Nanti kalau yang baca udah lumayan banyak dan mungkin kalau cerita ini sudah selesai, bakal aku revisi kok UwU.
Ehem, jangan lupa Vomment!♡
nb dari author yang lagi ngerevisiin:
plis, huhu. itu a/n diatas ditulis pas aku lagi norak sama emod2 begituan T^T
terlebih emod begini: '-')
dhla, bubai
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro