61
Happy Chinnese New Year 🎆
Maaf telat update, sibuk ujian praktek.
***
"Aku belum selesai ngomong!" ujar Fenny jengkel.
"Sayang sekali aku lulus sama seperti kalian!" lanjut Fenny.
"Kamu ini buat kita jantungan aja, Fen!" gerutu Alice.
"Hehehe ... peace!" ujar Fenny.
"Lo harus traktir kita, nih!" ucap Olive.
"Tentu, ayo kita ke kafe seberang kampus," ucap Fenny.
"Ayo!" seru mereka bersama.
"Kak Kenny!" panggil Fenny.
"Hai, Fen, gimana lulus sidangnya?" tanya Kenny.
"Lulus dong, Kak. Kak Kenny sendiri gimana?" tanya Fenny balik.
"Lulus dong, mana mungkin orang pintar kayak gini gak lulus," ucap Kenny membanggakan dirinya sendiri.
"Sombong!" ujar Fenny.
"Gak sombong, tapi kenyataan kalau akukan memang pintar," ucap Kenny.
"Terserah apa kata kakaklah, lalu rencana kakak ke depannya apa?" tanya Fenny.
"Tunangan dengan Sheril," jawab Kenny.
"Kamu tahu maksudku, Kak!" ujar Fenny jengkel.
"Iya, iya, tenang bumil gak boleh marah-marah. Aku akan lanjut ambil kuliah S2 dan kembali aktif sebagai CEO di perusahaan papa yang sudah kembali berkat bantuan, Daddy," ucap Kenny.
"Ya sudah, bye-bye ... kak Kenny! Aku sudah lapar," ucap Fenny.
"Mau kemana kalian?" tanya Kenny.
"Makan di cafe seberang kampus," jawab Fenny.
"Kalau gitu aku ikut," ucap Kenny.
"Kami berdua juga ikut, gak papa, 'kan?" ujar seseorang yang tiba-tiba muncul.
"Ayo, semakin ramai semakin seru," jawab Fenny.
---
"Kalian berdua gimana sidangya kali ini? Jangan bilang gak lulus lagi," tanya Fenny setelah mereka memesan makanan.
"Tenang aja Jimmy yang ganteng se-jagat raya ini lulus kok," jawabnya.
"Haduh ... yang ganteng se-jagat raya ya?!" ujar Olive.
"PD banget lo, Kak, masih gantengan juga sepupu lo, Kak Nathan!" ujar Alice.
"Aish ... kalian ini!" gerutu Jimmy.
"Kalau kamu sendiri gimana, Kak Richard?" tanya Fenny.
"Lulus dong, udah gak kuliah aku. Untung aja cuma molor setahun aku lulusnya, gak kayak nih si Jimmy molornya sampai 3 tahun," jawab Richard.
"Gini-gini aku lulus S2 kali, kuliah S1 lima setengah tahun, kuliah S2 2 tahun. Kamu kan baru S1 aja udah empat setengah tahun," jawab Jimmy.
"Kamu itu kok pintar banget ya perasaan, Kak Jimmy! Lima setengah tahun dengan empat setengah tahun itu cepetan empat setengah tahun," ujar Richard.
"Sudah-sudah kalian berdua ini, sama aja. Sama-sama gak jelas, kuliah yang normal itu S1 empat tahun dan S2 satu setengah tahun," ujar Kenny.
"Ayo, kita makan dulu aja daripada debat gak penting," ucap Olive saat makanan mereka datang.
---
"Chika, tolong kumpulkan para pemimpin devisi untuk rapat!" perintah Nathan.
"Baik, Pak," jawabnya.
---
"Baik, saya mengumpulkan kalian disini untuk rapat bulanan. Kalian bisa mulai dari divisi keuangan perusahaan, silahkan Bu Sinta," ucap Nathan.
"Begini Pak Nathan menurut data yang ada pengeluaran perusahaan laporan mengalami kenaikan, sementara pemasukkannya masih tetap," jelasnya sambil menunjukkan grafik yang ada di depan.
"Sebentar, kita bisa lanjut terlebih dahulu ke bagian pengeluaran dan pemasukkan perusahaan secara keseluruhan bukan hanya pusat. Silahkan Bu Fenny dan saya akan ke toilet sebentar, tapi kalian tetap bisa melanjutkan rapatnya," ucap Nathan.
"Selamat pagi semua, terlihat dari grafik yang ada pada layar didepan kalian bahwa pengeluran mengalami kenaikkan yang sangat drastis terutamanya untuk kantor pusat ini dan pemasukkannya masih tetap menurut data yang saya dapatkan dari divisi keuangan. Tetapi menurut data yang saya himpun sendiri terutamanya untuk kantor pusat ini, selain pengeluaran yang mengalami kenaikkan, pemasukkannya pun juga mengalami. Tetapi jika dilihat dari hasil akhir yang diserahkan devisi keuangan, pemasukkan perusahaan tidak meningkat. Menurut saya, jika pengeluaran kita meningkat, otomatis barang yang dipasarkan jumlahnya bertambah banyak, maka seharusnya pemasukkannya juga akan meningkat. Kesimpulan yang saya ambil ialah pemasukkan yang ada dengan laporannya tidak sesuai," jelas Fenny sambil menunjuk setiap grafik yang ia bicarakan.
"Sepertinya data yang anda kumpulkan mengalami kesalahan," ujar Sinta.
"Maaf, tapi saya mengumpulkan data dengan langsung survei ke tiap-tiap bagian produksi dan penjualan bersama dengan bawahan saya," ucap Fenny.
"Emangnya lo merasa lebih pintar dari gue? Gue lebih lama di perusahaan ini dari pada lo!" ujar Sinta.
"Saya tidak bermaksud seperti itu, saya hanya mengatakan apa yang terjadi. Karena saya dan bawahan saya tidak akan melakukan kesalahan sebesar itu," ucap Fenny.
"Duh ... lo itu baru enam bulan di perusahaan ini, eh... tujuh bulan sih dengan magang lo sebulan. Tapi tetap aja lamaan gue, gue lima tahun jadi gue lebih berpengalaman daripada lo! Gue mulai dari bawah untuk jadi kepala pimpinan devisi keuangan pusat perusahaan ini, gak kayak lo, yang tiba-tiba aja jadi kepala devisi keuangan keseluruhan perusahaan ini," ujar Sinta sambil berjalan kembali dan menyenggolkan bahunya ke bahu Fenny.
Bruk ...
"Bu Fenny anda tidak apa-apa?" tanya sekertarisnya yang kuatir dan langsung berlari ke depan.
"Sakit banget, Beatrix," ucap Fenny.
"Ya ampun, Bu, Ibu mengalami pendarahan!" seru Beatrix panik.
"Ai, kamu kenapa? Cepat bukakan saya pintu dan kamu Chika langsung telepon supir saya suruh siapkan mobil di lobby!" perintah Nathan.
"Baik, Pak," ucap Chika.
"Ngapain sih Pak Nathan pakai peduli segala dengan Fenny, jelas cantikkan gue. Lagi pula si Fenny itukan udah hamil, diluar nikah juga," gerutu Sinta.
"Maaf, Bu Fenny tidak seperti itu. Bu Fenny adalah orang yang baik, cocok jika bersanding dengan pak Nathan, tidak seperti anda. Hati anda terlalu busuk untuk bersama dengan orang sebaik Pak Nathan," ucap Beatrix.
"Saya setuju denganmu Beatrix, lagipula bayi yang berada di kandungan Bu Fenny itu adalah anak Bu Fenny dan Pak Nathan. Anda salah mencari orang untuk membuat masalah BU SINTA yang terhormat!" ujar Chika sambil menekan kata bu Sinta yang terhormat.
"Kalian berdua sok tau banget!" ujar Sinta.
"Kami bukan sok tau, tapi kami memang tahu. Saya adalah sekertaris Pak Nathan, sementara sepupu saya ini adalah sekertaris Bu Fenny," ucap Chika.
"Ooo ... kalian sepupuan, pantes aja sama-sama bela Si Fenny yang gak jelas itu," ucap Sinta.
"Maaf kami gak punya banyak waktu untuk berdebat lebih panjang dengan anda, Bu Sinta. Kami harus segera menyusun ulang jadwal Pak Nathan dan Bu Fenny, mungkin bisa kita lanjut di lain waktu," ucap Chika segera pergi dari sana bersama Beatrix.
---
"Argh ... Kak, sakit banget!" seru Fenny sampai beberapa bulir air keluar dari pelupuk matanya.
"Kamu harus kuat, Ai, demi aku dan anak kita," ucap Nathan tak menghiraukan beberapa luka cakar di tangannya.
"Ayo, Bu, sekali lagi," intruksi sang dokter.
Tak selang berapa lama terdengar suara tangisan bayi.
"Ai, anak kita laki-laki. Makasih sudah buat aku tambah bahagia dengan hadirnya malaikat kecil kita," ucap Nathan lalu mencium dahi Fenny.
Setelah Nathan mengatakan itu Fenny hanya membalasnya dengan senyum dan memejamkan matanya.
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro