58
"Ayo istirahat!" seru Lily.
"Ayo!" ujar Fenny.
---
"Kalian berdua kok makannya mie goreng terus? Itukan gak bagus untuk kesehatan, lagian sepertinya kantin kantor ini menyediakan cukup banyak menu makanan lainnya," tanya Fenny.
"Karena mie goreng adalah makanan paling murah di kantin kantor ini," jawab Stella.
"Apakah gaji kalian sekecil itu? Sampai hanya bisa membeli makan mie goreng saja?" tanya Olive.
"Tidak kecil juga kok," jawab Lily.
"Kok ada kok-nya?" ujar Fenny.
"Berapa gaji kalian?" tanya Olive.
"2.500.000," jawab Stella.
"Hanya 2.500.000? Bisa di gunakan untuk apa uang segitu? Sekarangkan semua serba mahal," tanya Olive.
"Kami bayar kos 300.000, makan sehari 15.000, naik bemo pulang-pergi kantor 10.000, sisanya kami buat bantu biaya sekolah adik-adik kami," jawab Lily.
"Kalian punya adik?" tanya Fenny.
"Iya, adikku sekarang SMP 3. Sementara adik Stella SMA 1," jawab Lily.
"Sudah, jangan kalian makan mie goreng itu lagi. Nih, kalian harus makan yang lain biar sehat," ucap Fenny saat makanan yang ia pesan di antarakan.
Iapun segera menukar kedua piring mie goreng tersebut dengan makanan yang baru di pesannya.
"Kalian berdua makan apa, kalau kita makan milik kalian?" tanya Lily.
"Tenang aja, kalian mah gak usah kuatir sama kita. Semuanya beres, kita bisa pesan lagi," jawab Fenny.
"Tapi ba-" ujar Stella.
"Sudah kalian makan aja, gak usah bingung masalah membayarnya. Kami yang akan membayarnya," ucap Olive.
"Terima kasih," ucap Stella dan Lily.
"Sama-sama, sudah ayo kalian makanlah," ucap Fenny.
"Kita akan makan bersama, jadi kami akan menunggu makanan yang kalian pesan datang," ujar Stella.
"Btw, kenapa gaji kalian kecil sekali ya?" tanya Fenny.
"Kenapa memangnya?" tanya Stella.
"Enggak, aku hanya bingung saja. Ini kan perusahaan besar masa gak mampu mengaji pegawainya dengan lebih besar sedikit," jawab Fenny.
"Benar juga yang dipikirkan Fenny, kenapa gaji kalian kecil sekali ya? Lalu kenapa kalian malah ngekos, kan di sediakan asrama pegawai?" tanya Olive.
"Kami sebenernya tidak dekat dengan para pegawai devisi keuangan, sehingga kami tidak tinggal di asrama yang disediakan perusahaan," jawab Stella.
"Tidak, itu salah. Yang bener adalah kami di musuhi oleh pegawai devisi keuangan, karena kami pernah membuat mereka lembur seharian. Saat itu kami protes dengan kebijakkan yang di buat oleh Bu Emma dan Bu Emma marah, tugas-tugas kami yang deadlinenya seharusnya masih 3 hari, harus dikumpulkan keesokkan harinya. Dan masalah gaji kami, yah ... itu juga di sebabkan oleh hal yang sama " ujar Lily.
"Hmmm ... apakah Pak Nathan membuat peraturan kejam seperti itu kepada pegawainya ?!" ujar Olive.
Percakapan mereka terhenti karena makanan yang di pesan oleh Olive dan Fenny telah diantarkan.
---
"Kalian berempat, kenapa baru kembali?" tanya Emma yang sudah menunggu mereka di depan pintu.
"Kami hanya makan, dimana salah kami? Jam istirahat kami adalah satu jam, bukan 20 menit." jawab Fenny.
"Jadi, kamu udah mulai berani ya? Mau ijin magangmu di cabut?" ujar Emma.
"Maaf Bu Emma yang terhormat, tetapi peraturannya adalah seperti itu, kami hanya mengikuti perartutannya," jawab Fenny.
"Bukannya biasanya kamu lebih suka diam daripada menjawab, biasanya kan yang menjawab selalu sahabatmu itu. Sampai-sampai saya pikir kamu itu bisu," ucap Emma.
"Jangan sekali-kali lo menjelek-jelekkan sahabat gue dengan mulut busuk lo!" ujar Olive.
"Hmm ... kalian berempat saya hukum, silahkan bersihkan toilet lantai ini!" perintah Emma.
"Kok hukumannya kayak ngasih hukuman anak kecil ya? Kita sudah bukan anak sekolahan lagi kali!" tanya Fenny.
Plak
"Kok lo tampar gue sih?!" ujar Fenny tak terima.
Plak
"Duh, dasar anak magang! Merepotkan aja!" gerutu Emma kemudian menarik rambut Fenny.
Dan berakhirlah mereka dengan tarik-tarikkan rambut.
"Duh, sakit baget, B*go! Lepasin tangan lo!" ujar Emma.
"Lo pikir gue juga gak kesakitan? Gue juga kesakitan, sama kayak lo! Gue memang lebih suka diam dan mengamati dari pada bertindak, tapi kalau gue udah bertindak gue gak akan mau setengah-setengah!" ucap Fenny.
"Duh dasar lo, J*l*ng!" teriak Emma sambil mendorong Fenny.
"Kamu gak papa, Fen?" tanya Olive dengan nada kuatirnya.
"Argh ... sakit banget, Liv," jawab Fenny.
"Fen, darah!" seru Olive.
"Lo beneran jalang ternyata? Lo hamil saat masih kuliah? Lo hamil di luar nikah?" ujar Emma.
"Minggir semua! Gue mau bawa sahabat gue ke rumah sakit!" bentak Olive dengan air mata yang telah turun membasahi pipinya.
"Stella! Lily! Bantuin gue gendong Fenny," ucap Olive.
"Iya, ayo!" ujar Stella yang tak kalah paniknya dengan Olive.
---
"Dok, lakuin apapun untuk menyelamatkan sahabatku dan anaknya," ucap Olive.
"Kamu berdoa saja, saya akan berusaha sebaik mungkin," ucap sang dokter lalu segera menyusul masuk ke dalam ruangan.
"Kalian berhutang penjelasan kepada kami!" ucap Lily.
"Akan aku ceritakan, ayo kita duduk di sana dulu," ucap Olive sambil menunjuk kursi yang berada tak jauh dari tempat mereka berdiri.
"Jadi sebenarnya Fenny sudah menikah dan dia sekarang sedang hamil. Semoga aja anaknya masih bisa bertahan, kasian Fenny kalau sampai anaknya gak bisa bertahan. Belum juga seminggu dia dinyatakan hamil," ucap Olive.
"Astaga!" seru Stella dan Lily bersamaan sambil membekap mulut mereka tak percaya.
---
"Woi! Nathan!" ucap seseorang.
"Tumben ke kantor gue? Nagapain? Mana main masuk aja gak ketuk pintu dulu!" ujar Nathan.
"Dasar adik sepupu durhaka lo! Gue mau tanya deh, emangnya ada apa sih di kantor lo, sampai-sampai tadi pegawai lo pada ngerombol semua?" tanya Hans.
"Masak sih, Kak ? Kok aku gak tahu?" tanya Nathan.
"Lo itu gimana sih? Ampun, padahal kejadiannya gak jauh dari lantai lo deh, di lantai 17 kalau gak salah," jawab Hans.
"Apa?!" ujar Nathan.
"Chika!" panggil Nathan di intercom kepada sekertarisnya.
"Ada apa, Pak?" tanya Chika.
"Suruh mahasiswi yang magang di devisi keuangan keruangan saya!" jawab Nathan.
---
Tok ... tok ...
"Masuk!" perintah Nathan.
"Begini, Pak, kata-" ucap Chika.
"Itu, Pak, dua mahasiswi magang itu sedang tidak ada di kantor. Mereka bersama Lily dan Stella pergi," potong Emma.
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro