57
"Permisi, Mbak, kita mahasiswi yang akan magang di sini," ucap Olive.
"Nama?" tanya sang recepsionis.
"Fenny dan Olive," jawab Olive.
"Hmm ... kalian bisa keruangan HRD, ruangannya ada di lantai 19," jawab sang recepsionis saat melihat daftarnya.
"Terima kasih," ucap Fenny.
"Hmmm," balas recepsionis.
---
"Tuh recepsionis gak tau diri banget sih!" ujar Olive saat mereka berada di lift.
"Mungkin dia masih ingat kejadian yang dulu saat kita mau magang pertama kali itu," ucap Fenny.
"Hmm ... harusnya tuh recepsionis di pecat aja, udah penampilannya kayak cabe, gak punya sopan-santun pula!" omel Olive.
"Sudahlah, ngapain ngomel karena masalah kayak gitu. Kita ke sinikan tujuannya untuk mangang, bukan ngomel-ngomel gak jelas," ucap Fenny.
---
Tok ... tok ...
"Masuk!" seru orang dari dalam ruangan.
"Permisi, Pak, kami berdua mahasiswi yang akan magang disini. Kami di tempatkan di bagian apa?" tanya Olive.
"Oke, pertama-tama kalian bisa memanggil saya Pak Johan. Nama kalian siapa?" tanyanya.
"Fenny dan Olive," jawab Olive.
"Kalian berdua magang di devisi keuangan," ucap Johan.
"Devisi keuangan ada di lantai berapa, Pak?" tanya Fenny.
"Dilantai 17, lorong pertama," jawab Johan.
"Teeima kasih, Pak, kami pamit," ucap Fenny.
"Ya, semoga kalian betah magang disini. Jadi bisa lanjut kerja di sini juga," ucap Johan.
"Doakan saja, Pak," ucap Olive.
---
Tok ... tok...
"Masuk!"
"Meja kalian berada tepat di seberang ruangan saya, silahkan keluar!" ucapnya saat Fenny dan Olive masuk.
"Apakah seperti itu caramu berbicara dengan orang lain? Tidak melihat lawan bicaramu?" ucap Olive sakartis.
"Silahkan kalian berdua keluar atau kalian mau saya mengadukan kalian kepada pemilik perusahaan sehingga ijin magang kalian di sini akan dicabut?" ujarnya.
"Sudahlah, Liv. Kita gak mungkin akan bertengkar di hari pertama kita magang, 'kan? Ayo kita segera ke meja kita aja," ucap Fenny.
"Ta-" protes Olive.
"Tidak ada protes, sudah ayo!" ucap Fenny menarik paksa Olive keluar dari ruangan tersebut.
---
"Hai, kalian pasti mahasiswi yang magang itu kan?" ujar seseorang menyapa mereka.
"Iya, kami akan magang disini selama sebulan," jawab Fenny.
"Kenalin namaku Stella dan ini sahabatku, namanya Lily," ucapya.
"Aku Fenny dan ini sahabatku, namanya Olive. Senang bisa berkenalan dengan kalian," ucap Fenny.
"Kamipun sama, senang bisa berkenalan dengan ka-" ucap Lily.
"Hmm ... Saya rasa kalian berdua di bayar untuk berbicara, tapi untuk bekerja!" ujar seseorang sarkatis.
"Ma-ma-maafkan kami, Bu," ucap Lily.
"Segera kembali ke tempat kalian dan bekerja!" perintahnya lalu kembali masuk ke ruangannya.
"Pst ... Stella !" panggil Olive.
"Iya, kenapa?" tanya Stella.
"Dia itu namanya siapa?" tanya Olive balik.
"Dia namanya Bu Emma, kepala devisi keuangan," jawab Stella.
"Hmm ... I see!" ujar Olive.
"Apa hubungannya 'aku melihat' dengan Bu Emma?" tanya Lily.
"Gak ada, itu hanya bahasa gaul yang sering di gunakan," jawab Olive.
"Maklumi Lily adalah orang terlemot sepanjang masa!" ledek Stella yang disambut tertawaan dari Fenny dan Olive, serta pelototan maut dari Bu Emma.
---
"Kalian gak ke kantin?" tanya Lily.
"Kami gak tau letak kantinnya," jawab Fenny.
"Ayo, gabung bersama kami aja," ucap Stella.
"Boleh, ayo," ucap Olive.
---
"Kalian memangnya kenyang hanya makan burger saja?" tanya Stella.
"Entahlah, aku hanya ingin," jawab Fenny.
"Pertanyaan yang kalian tanyakan juga berlaku untuk kalian sendiri. Memangnya kalian kenyang hanya makan mie goreng saja?" tanya Olive.
"Kami kenyang," jawab Lily.
"Hmm ... kenapa tiba-tiba aku juga jadi pingin mie goreng ya?!" ujar Fenny.
"Sudah jangan mulai deh, Fen atau nanti kalau kamu keta-" peringat Olive.
"Iya, iya aku tahu," ucap Fenny.
"Kalian sudah selesai makannya?" tanya Lily.
"Sudah," jawab Olive bersamaan dengan Fenny.
"Ya udah, ayo kita kembali. Waktu istirahat kita sudah hampir habis," ucap Stella.
"Kok bentar banget? Ini bahkan belum ada setengah jam?" tanya Olive.
"Hmm ... karena bu Emma dan yang istiraht pertama kali tadi kembalinya telat, otomatis jam istirahat kita dan beberapa yang lainnya yang memiliki jadwal istirahat sama seperti kita waktu istirahatnya terpotong," jawab Lily.
"Apa? Kenapa bisa begitu? Ini gak boleh di biarkan!" ujar Olive.
"Tapi itu sudah menjadi ketetapan di devisi keuangan," ucap Stella.
"Ah sudahlah, kita urus masalah ini nanti aja, Liv. Kita kembali dulu, masalah ini akan kita lagi bicarakan nanti," ujar Fenny.
---
"Kalian gak pulang?" tanya Olive.
"Pekerjaan kami belun selesai," jawab Stella.
"Dan aku rasa tidak akan selesai hari ini," ujar Olive.
"Tidak, kami harus menyelesaikannya hari ini," ucap Stella.
"Dan pasti akan selesai hari ini," ujar Lily.
"Memangnya deadlinenya kapan?" tanya Fenny.
"Besok pagi harus udah ada di mejanya Bu Emma, besok akan dibuat rapat," jawab Stella.
"Kalian diberinya kapan?" tanya Fenny.
"Sebelum Bu Emma pulang," jawab Lily.
"Duh, tuh orang suka sekali melempar tanggung jawabnya!" gerutu Olive.
"Sini, biar aku bantu. Nanti filenya tinggal digabungkan aja," ucap Fenny.
"Aku juga akan membantu kalian," ucap Olive.
---
"Terima kasih kalian sudah membantu kami dan mengantarkan kami pulang," ucap Stella.
"Tidak masalah, kami senang bisa membantu kalian," ucap Olive.
"Kami langsung aja ya, ini udah malem," ucap Fenny.
"Iya, bye-bye ...." ucap Lily dan Stella.
---
"Kamu nginep di rumah aja ya, Liv?" ucap Fenny.
"Emangnya gak papa?" tanya Olive.
"Tentu saja, sudah terlalu malam ini. Kalau kamu anterkan aku pulang, aku kamu pulang ke rumahmu apa kamu gak akan kena marah sama orang tuamu? Sekarang sudah jam 23,30, nanti kamu baru akan sampai di rumahmu sekitar jam 00.30," ujar Fenny.
"Iya juga sih, oke aku akan menginap di rumahmu," putus Olive.
---
"Dari mana saja kamu, Ai?" tanya Nathan saat Fenny baru saja memasuki kamar.
"Habis lembur, Kak," jawab Fenny.
"Kenapa harus lembur?" tanya Nathan.
"Karena pekerjaan kami belum selesai," jawab Fenny.
"Kami?" tanya Nathan.
"Aku dan Olive. Olive menginap di sini untuk malam ini tidak apa-apa kan, Kak?" jawab Fenny.
"Tidak apa-apa, itu jauh lebih baik dari pada dia pulang sendirian tengah malem seperti ini. Dan aku harap ini adalah pertama dan terakhir kalinya aku mendengar kamu lembur sampai pulang larut seperti ini," balas Nathan.
"Iya, Kak," ucap Fenny.
"Kamu harus ingat, Ai. Kalau kamu sekarang kemana-mana gak sendirian, tapi disini ada nyawa lain yang kamu bawa," ucap Nathan sambil mengelus perut Fenny.
"Kakak gak mau kalian kenapa-napa," lanjut Nathan.
"Iya, Kak, aku mengerti," ucap Fenny.
"Ya sudah, ayo tidur," ucap Nathan menepuk kasur kosong di sampingnya.
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro