Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

43

"Maaf, apakah kalian keluarga dari pasien yang bernama Fenny?" tanya sang dokter.

"Iya, Dok. Bagaimana keadaan adik saya, Dok?" tanya Mikael.

"Kondisinya semakin kritis, karena kita belum juga mendapatkan donor darah," jawab sang dokter.

"Bagaimana mungkin? Apakah rumah sakit ini gak punya stok darah?" bentak Mikael.

"Maaf, tapi golongan darah yang dimiliki pasien sangat langkah dan kami tidak memiliki stoknya," ucap sang dokter.

"Sebentar, aku akan telepon Kenny," ucap Tristan.

"Dok, saya mohon, Dok. Dokter tangani adik saya dulu, entah dokter apakan aja yang penting dia bisa bertahan sampai donor darahnya ada, Dok," ucap Mikael.

"Apakah salah satu diantara kalian tidak mau mendonorkan darah kalian? Bukan kah kalian keluarganya?" tanya sang dokter.

"Kami hanya keluarga angkatnya, Dok. Kami mohon, Dok, Lakukan yang terbaik untuk anak perempuan kami satu-satunya itu, Dok. Kami akan bayar berapapun biaya, Dok," ucap Kathryn.

"Kami akan berusaha semaksimal mungkin ibu, saya akan kembali ke dalam terlebih dahulu. Mohon dibantu dengan doa dari bapak-ibu dan adik-adik ini sekalian, doa kalian akan sangat berarti," ucap sang dokter.

"Daniel, Fenny pasti akan baik-baik saja, 'kan?" ujar Carina.

"Kamu tenang aja, Fenny pasti akan baik-baik saja." jawab Daniel.

"Sudah kamu hubungi Kenny, Tristan?" Tanya Daniel.

"Sudah, Dad. Kenny sama keluarganya langsung ke sini," jawab Tristan.

"Kak Tristan, gimana keadaan Fenny, Kak?" tanya Kenny.

"Fenny butuh pendonor darah, sekarang Fenny masih di ruangan UGD sekarang," jawab Tristan.

"Mana dokternya? Mana? Biar aku yang donorin darah," ujar Kenny.

"Bagaimana? Apakah pendonor darahnya sudah datang, kita sudah tidak dapat menundanya lagi," tanya seorang suster yang baru saja keluar dari UGD.

"Saya, Sus! Suster bisa mengambil darah saya sebanyak yang adik saya perlukan," ucap Kenny.

"Mari ikut saya, kita akan tes darahnya terlebuh dahulu. Kalau cocok baru kita akan mengambilnya," Ucap sang suster.

"Kak Tristan dan kak Michael!" Panggil Michael yang baru datang.

"Ada apa?" tanya Mikael.

"Sini, aku bisiki sesuatu yang sangat penting dan ini berhubungan dengan kecelakaan yang dialami Fenny," jawab Mikael.

"Si*l*n !" "Bast*rd !" hardik Tristan dan Mikael bersamaan.

"Kita sekarang langsung ke rumahnya Nathan!" ucap Mikael dengan nada datarnya.

---

"Biarkan kami masuk!" bentak Michael.

"Maaf, kalian ini siapa?" tanya satpam.

"Kamu urus dua satpam ini Michael!" perintah Tristan.

"Nathan! Nathan! Keluar kamu!" teriak Mikael.

"Stop! Kamu dengar itu gak?" tanya Tristan.

"Dengar, sepertinya itu berasal dari lantai atas deh. Ayo, Kak, tunggu apalagi!" ujar Michael langsung berlari ke sumber bunyi tersebut.

"Kalian siapa?" tanya Kathryn.

Bugh ... bugh ... bugh ...

"Sudah, cukup Mikael. Kamu gak perlu sampai membabi buta seperti itu," ucap Tristan sambil menguci pergerakkan Mikael.

Bugh ... bugh ...

"Set*n lo!" Bugh ...

"Udah buat adik gue berada diambang mati dan hidup, sekarang lo meninju kakak gue!" ucap Mikael.

Bugh ... bugh ...

"Udah, Kak Mikael, kamu harus bisa mengontrol emosi!" ucap Michael sambil mengunci pergerakkan Mikael dibantu Tristan.

"Gue gak pernah berurusan dengan adik lo dan kakak lo itu adalah selingkuhan istri gue!" ucap Nathan.

"Adik gue itu istri lo, b*d*h!" bentak Mikael.

"Ya, istri lo itu bukan selingkuh dengan kakak gue. Tapi dia adik angkat gue, gue udah tahu cerita sebenarnya," ucap Michael.

"Gue tahu, bahwa lo ke hasut dengan omongan Viola dan juga gue tau kalau lo habis bertengkar hebat dengan adik angkat gue," ucap Mikael.

"Gak usah sok tahu lo!" ucap Nathan.

"Bentar," ucap Michael dan langsung memutarkan suatu rakaman melalui handphone-nya.

Flashback

Sementara yang lainnya sibuk menunggui Fenny, Michael sibuk memperhatikan gerak-gerik Viola yang cukup mencurigakan itu.

Tak lama setelah itupun, Viola pergi dari sana dan Mikael pun mengikutinya. Saat Viola menelepon seseorang, Michael segera mengaktifkan perekam suara.

'Hallo.'

'....'

'Gue juga gak nyangka, kalau semuanya akan jadi sampai seperti ini.'

'....'

'Gak sia-sia, apa yang gue lakuin. Seneng banget tahu gak gue, kalau bisa dia meninggal saja tidak masalah menurut gue.'

'....'

Flashback off

"Gimana? Apakah bukti ini kurang kuat?" tanya Michael.

"Lagipula, Kak Tristan juga akan menikah dua bulan lagi," sahut Michael.

"Dimana Fenny sekarang, Kak? Aku mau minta maaf dengan dia, Kak," tanya Nathan.

"Lo mau minta maaf ke Fenny?" tanya Mikael.

"Sana susulin Fenny ke 1 x 2!" jawab Mikael dengan nada kebencian yang sangat tampak.

"Apa maksud lo, Kak? Gak Fenny, gak-" rancau Nathan.

"Apa yang mau lo lakuin, hah!" bentak Tristan.

"Lo bodoh atau apa sih?!" bentak Tristan.

"Jangan cegah aku kak, biarin aku nyusul Fenny, Kak. Aku gak bisa hidup tanpa dia, Kak!" ujar Nathan.

"B*d*h!" Bugh ... "Lo mau tinggalin Fenny, hah?" bentak Tristan.

"Fenny sedang berjuang sekarang, berjuang untuk bertahan hidup. Dia belum meninggal, jangan dengarkan omongan Mikael. Dia sekarang ada di UGD rumah sakit xxx, cepetan lo kesana kita gak tau apakah Fenny akan berhasil bertahan atau gak, cepetan sebelum lo terlambat!"

Tanpa membuang waktu lagi Nathan segera pergi ke rumah sakit.

"Om, tante saya minta maaf. Karena saya dan adik saya ini sudah lancang memukul anak om dan tante," ucap Tristan.

"Gak papa, Nak, terima kasih kalian sudah buat anak om sadar," ucap Aaron.

"Kalau gitu, kami pamit dulu, Om Tante!" ucap Michael.

"Kalian akan kembali ke rumah sakit?" tanya Aaron.

"Iya, Om," jawab Michael.

"Kalau gitu, kami akan membuntut di belakang kalian," ucap Kathryn.

"Iya, Tan," ucap Mikael.

---

"Keadaan Fenny gimana?" tanya Nathan.

"Kritis dan semua ini pasti karena lo!" bentak Kenny, lalu melayangkan beberapa hantaman ke Nathan.

"Sudah, Ken, sudah! Lihatlah Nathan sudah babak belur gitu, lalu jalannya udah pincang-pincang gitu," ucap Edward.

"Dasar suami gak guna!" bentak Kenny.

"Berdirilah!" ujar Mikael sambil megulurkan tangannya.

"Thanks," ucap Nathan.

"Hmm ... mau ngapain lo?" tanya Mikael.

"Jalan," jawab Nathan.

"Sudah, lo diem aja biarin gue dan Michael papah lo," ucap Mikael.

"Semuanya, aku dan Michael bawa Nathan ke ruangan yang akan dibuat ruang rawat inap Fenny duluan! Sekalian ngobati lukanya disana," pamit Mikael.

---

"Umurmu berapa?" tanya Mikael.

"22 mau 23," jawab Nathan.

"Hmm ... berarti umur kita sama, panggil aku Mikael aja."

"Oh ya, kamu juga bisa panggil gue El dan masalah ini kamu jangan apa-apain Viola dulu. Biar kita susun rencana, kalau gak Fenny beneran akan kehilangan nyawanya," ucap Mikael.

"Iya," ucap Nathan.

"Kamu kok bisa kenal Fenny?" tanya Mikael.

"Dia anak dari sahabat kedua orang tuaku," jawab Nathan.

"Lalu, gimana ceritanya kalian bisa menikah?" tanya Mikael.

"Kami dijodohkan," jawab Nathan.

"Hmm ... kenapa Fenny gak bilang kalau dia di jodohkan, seandainya dia bilang pasti aku akan mencegahnya," ujar Mikael.

"Mungkin Fenny punya alasan, Kak, kenapa dia gak bilang ke kita. Mungkin aja memang dia bisa menerima perjodohan ini, tanpa paksaan," ucap Michael.

"Mungkin, kita akan tanyakan hal ini ke Kenny," ucap Michael.

"Lalu, bagaimana perasaan kamu ke Fenny sekarang? Sudah mencintai Fenny?" tanya Michael.

"Sudah, aku hanya terbawa emosi aja tadi," jawab Nathan.

Tok ... tok ...

"Nathan, papa mau bicara sama kamu sebentar," ucap Edward.

"Kita tinggal dulu, Om, Nathan!" pamit Michael.

"Kenapa, Pa?" tanya Nathan.

"Papa cuma mau tahu, apa kalian habis bertengkar?" tanya Edward.

"Iya, Pa, maafin aku. Ini terjadi karena salahku, seandainya aku lebih percaya dengan Fenny pasti ini semua gak akan terjadi," sesal Nathan.

"Kalau papa minta kamu untuk cerai'in Fenny gimana?" tanya Edward.

***

Terima kasih sudah baca ceritaku # Kritik dan saran selalu ku tunggu # Maaf babyak typo 😊

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro