41
Tok ... tok...
"Masuk!" ucap seseorang didalam.
"Kok kakak bisa tiba-tiba kerja di kantor ini sih?" tanya Fenny.
"Bisa dong sweetie, itu karena kakak gak mau saat kamu magang kamu dapat kerjaan berat. Jadi yah biar adil, sahabat-sahabatmu itu pun juga memiliki pekerjaan yang sama," ucap Tristan.
"Terus, kenapa kok aku yang kerja bareng Kak Tristan?" tanya Fenny.
"Kakak rasa kamu udah tau jawabannya sweetie," jawab Tristan.
"Lalu kakak kapan akan nikah kalau gini caranya?" Tanya Fenny.
"Hmm ... kakak akan nikah dua bulan lagi," jawab Tristan.
"What?!" pekik Fenny.
"Jangan teriak-teriak sweetie, kakak akan nikah dua bulan lagi," ucap Tristan.
"Haha ... nikah sama siapa kamu, Kak! Aneh-aneh aja kamu, Kak! Masa gak ada kabar kalau kamu udah move on atau pacaran, tiba-tiba kamu ngomong mau nikah dua bulan lagi," ujar Fenny.
"Ini seriusan sweetie, kakak akan nikah dua bulan lagi. Tapi jangan ngomong siapa-siapa dulu, kamu orang pertama yang kakak beri tahu," ucap Tristan.
"Jadi itu seriusan, nikah sama siapa, Kak? Lalu gimana calon kakak iparku itu, cantik gak?" tanya Fenny.
"Sama orang, kalau cantik sih menurutku biasa aja. Yang penting bukan kecantikkannya, tapi kesetiaannya," jawab Tristan.
"Jadi ceritanya Kak Tristan udah move on nih?" goda Fenny sambil menaik turunkan alisnya.
"Belum, tapi entah kenapa sejak kakak menyelamatkan dia. Kakak selalu kepikiran dengan dia dan kakak itu seperti ingin terus melindungi dia selamanya," ucap Nathan.
"Percayalah ke aku, Kak, itu tandanya Kak Tristan sudah move on. Kak Tristan sudah jatuh cinta sama dia, siapa sih namanya, Kak?" Tanya Fenny.
"Hmm ... kasih tahu gak ya!" ucap Tristan sambil pura-pura berpikir.
"Oh gitu ya ... gak mau beri tahu nih ceritanya! Kalau gitu biar aku beri tau Kak Miki dan Kak El aja!" ujar Fenny.
"Eh ... jangan dong, Sweetie, namanya Cristine Mevianna. Kamu kenal gak?" tanya Tristan.
"Enggaklah, Kak, orang Kak Tristan gak pernah ngenalin ke aku," jawab Fenny.
"Padahal dia satu kampus sama kamu," Ucap Tristan.
"Dia semester berapa, Kak? Dan kelasnya reguler atau akselerasi?" tanya Fenny.
"Semester terakhir, kelas reguler," jawab Tristan.
"Pantes aja, aku gak kenal. Orang aku aja semester 3, kelas akselerasi pula," ucap Fenny.
"Kamu mau kenalan gak?" Tanya Tristan.
"Maulah, Kak. Kapan Kak Tristan akan mengenalkan aku dengan dia?" tanya Fenny.
"Sekarang mau? Kalau mau ayo kita ke cafenya," jawab Tristan.
"Mau, dia punya cafe, Kak?" tanya Fenny.
"Iya, cafe yang kita dirikan bareng," Jawab Tristan.
"Hue ... jahat kamu, Kak! Baru beri tahu aku sekarang. Pasti kamu udah berhubungan lama, 'kan dengan Kak Anna?!" ujar Fenny.
"Lah, kamu kok bisa tahu nama panggilannya?" tanya Tristan.
"Aku buat sendiri itu, karena namanya terlalu panjang," jawab Fenny.
"Ada-ada aja kamu sweetie," ucap Tristan.
"Kak, pertanyaanku belum kamu jawab," ucap Fenny.
"Kamu gak pernah main ke rumah sih, gimana aku mau cerita. Aku berhubungan dengan dia sudah sekitar setahunan," ucap Tristan.
"Ya sudah, jangan lupa loh aku tunggu undangannya, Kak," ucap Fenny.
---
"Ayo kita turun sweetie, Anna katanya masih di kampus belum pulang. Kita tunggu aja didalam cafe, di ruangannya Anna," ucap Tristan.
"Kita tunggu di meja dekat jendela itu aja, gimana, Kak? Aku ingin nunggu disana aja, biar bisa nunggu sambil melihat jalan raya," tanya Fenny.
"Boleh, ayo kita langsung masuk," jawab Tristan lalu merangkul Fenny.
"Kak Anna pulang kuliah jam berapa, Kak?" tanya Fenny.
"Jam satu-an," jawab Tristan.
"Kalau gitu, kenapa kita gak kesininya nanti aja? Beneran deh kamu, Kak Tristan! Waktu kita terbuang sia-sia. Lalu ini, aku pergi dari kantor segini lamanya, apa gak papa?" tanya Fenny.
"Tentu saja gak ada masalahlah, kan kamu sekertaris aku, so ... ke manapun aku aku pergi, kamu selalu ikut," jawab Tristan.
---
Dilain sisi
"Hallo, siapa ini?"
"Gue Viola, Kak."
"Oh Viola, ya kenapa?"
"Ada hal penting yang harus aku omongkan dengan kakak."
"Maaf, tapi aku gak bisa. Aku sedang repot, banyak meeting yang harus aku hadiri."
"Tapi ini menyangkut, Fenny, Kak."
"Emangnya ada apa dengan istriku?"
"Kalau kakak ingin tahu, aku tunggu kakak di Golden cafe."
"Ta-"
Tut ... tut ... tut ...
"Ada apa dengan Fenny, ya?" tanya Nathan pada dirinya sendiri.
"Ah, gak tau lah!" ucap Nathan, lalu segera menyambar kunci mobilnya.
---
Kliting, bunyi bel pintu cafe terbuka. Trystan pun beranjak dari tempat duduknya, menghampiri seorang perempuan yang baru saja masuk. Seorang perempuan memiliki rambut hitam legam yang tergarai indah dengan mata berwarna coklat.
"Anna, kenalin ini adik angkatku yang sering aku ceritakan ke kamu. Namanya Fenny dan sweetie ini pacar kakak yang kamu membua kamu kepo dari tadi," ucap Tristan.
"Hue ... Kak Tris jahat! Masa aku penasaran diejek kepo."
"Kepo sama penasaran itu sama aja."
"No, pokoknya aku penasaran, not kepo!"
"Kalian berdua lucu ya," ucap Anna.
"Oh ya, sampai lupa. Gara-gara Kak Tris nih, kenalin, Kak. Aku Fenny," ujarnya sambil mengulurkan tangannya.
"Anna, nice to meet you!" ucapnya sambil mengulurkan tangannya juga.
"Nice to meet you too, Kak Ana!"
"Kak Anna, katanya Kak Tris, kalian akan menikah 2 bulan lagi, itu benar?" tanya Fenny.
"No, aku belum setuju waktu itu."
"Nah kan, Kak Anna-nya belum setuju tuh Kak Tris. Ih, Kak Trya bohongin aku ya?!" ucap Fenny.
"Gak, ngapain aku bohongin kamu, Sweetie. Mau Anna setuju atau gak kita tetap akan menikah 2 bulan lagi. Nanti 2 minggu lagi aku akan ke rumahnya, melamar. Dan kalau Anna gak mau bakalan aku seret dia sampai ke tempat pernikahanlah!" ucap Tristan.
"Huh ... parah kamu, Kak Tris! Jadi ya nanti kalau Kak Anna sudah nikah sama Kak Tris jangan kaget dengan sifat Kak Tris yang tukang perintah dan paksa," ucap Fenny.
"Hehe ... tenang aja, kakak udah kebal," ucap Anna.
"Huh ... aku serasa jadi nyamuk, dibicarakan, seperti orangnya gak ada di depan mereka," Ujar Tristan.
"Wkwk ... kamu kan emang nyamuk, Kak." Ucap Fenny.
"Dasar adik durhaka!" ujar Tristan.
Mereka pun terus melanjutkan obrolan mereka yang semakin lama semakin absurd, mulai dari membicarakan gimana pertemuan awal Fenny dan Tristan hingga hal yang gak jelas sekali pun, seperti kenapa ada makhluk bernama Tristan Si Mr. Arrogant.
"Gak kerasa ya, cepet banget waktunya berlalu. Udah jam 02.30 aja, ayo balik kantor, Sweetie. Kita ada rapat jam 03.00," ucap Tristan.
"Yah, padahal aku masih ingin bicara banyak hal dengan Kak Anna!" ujar Fenny.
"Lain kali kita bertemu lagi deh, Fen. Kalian kan harus rapat setengah jam lagi, buruan. Nanti terlambat loh," ucap Anna.
"Oke, Kak Anna. Lain kali kita ketemuan lagi ya, nanti aku minta nomer Kak Anna ke Kak Tris. Lalu aku hubungin Kak Anna bisanya kapan," ujar Fenny.
"Iya," ucap Anna.
"Aku balik kantor dulu ya, Sayang," pamit Tristan ke Anna.
"Iya, hati-hati!" balas Anna.
Cup
"Tristan! Ih, malu tahu!" ujar Anna saat Tristan menciumnya tiba-tiba.
Kemudian ia menghadiahi Tristan sebuah cubitan di perutnya dan Tristan mengaduh kesakitan, sementara Fenny tertawa lepas. Melihat kakaknya yang kelewat dingin itu memohon ampun agar pacarnya segera melepaskan cubitannya bagi Fenny merupakan hiburan tersendiri.
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro