Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

26

"Sebulan lagi mungkin," jawab Nathan.

"Tapi aku punya syarat gimana, kak?" tanya Fenny.

"Apaan syaratnya ai, asalkan aku masih bisa memenuhi permintaanmu akan ku penuhi," jawab Nathan.

"Aku sih akan menyiapkan diri untuk pernikahan yang kamu rencanakan kak, tapi aku mau agar publik gak mengetahuinya gimana?" tawar Fenny.

"Jadi kamu mau pernikahan kita disembunyikan gitu?" tanya Nathan.

"Iya, gimana Kak Nathan mau gak?" tanya Fenny.

"Oke, asalkan kamu menikah dengan aku, ai," jawab Nathan.

"Ya udah, kalau gitu kak Nathan bilang aja ke orangtua untuk rencana ini," ucap Fenny.

"Kak sudah belum sih ngomongnya?" tanya Jessi sambil berteriak.

"Sudah, masuk aja," jawab Nathan.

"Ngomong apaan sih kalian berdua?" tanya Jessi.

"Bukan apa-apa, nanti kalian semua pada tau sendiri kok," jawab Nathan.

"Jessi ayo kita pulang, ini sudah malem. Kamu masih harus kuliah besok," ucap Nathan.

"Tapi kak, masa kakak tega ninggalin Fenny sendirian?" tanya Jessi.

"Keluarganya gak lama juga udah akan datang," jawab Nathan.

"Sendirian, lo kata kita setan apa Jes?!" omel Alice.

"Hehe ... peace!" seru Jessi.

"Ya udah, ayo aku antar. Kalian berdua pasti mau menginapkan, tunggu aja dikamarku," ucap Fenny.

"Eh, papa udah pulang," ucap Fenny saat membuka pintu.

"Iya, kamu gak papa kan?" tanya Edward.

"Gak papa kok, pa," jawab Fenny.

"Pa, aku pulang dulu!" pamit Nathan.

"Uncle, aku pulang dulu!" pamit Jessi.

"Iya, hati-hati dijalan," ucap Edward.

"Siapa itu, Pa?" tanya seseorang.

"Tunangannya Fenny," jawab Edward.

"Ish, papa kok gak adil banget sih! Saat aku aja calonnya jelek, saat Fenny calonnya wow," ucap Viola.

"Kamu aja yang udah nolak sebelum tau calonnya," ucap Edward yang langsung berlalu.

"Mom aku mau dia jadi milikku," ucap Viola.

"Tentu saja sayang, mom akan memberikan semua yang kamu minta," ucap Nancy.

"Fenny kamu jauhi dia mulai sekarang dan berikan dia ke Viola!" ucap Nancy.

"I-i-ya mom," Ujar Fenny.

"Awas sampai kamu masih dekat dengannya, sudah sana kekamar kamu sekarang sayang," Ucap Nancy pada Viola.

"Sip, Mom," Ucap Viola.

"Ngapain masih ngelihati saya, kekamar kamu sendiri sana!" Bentak Nancy kepada Fenny.

"I-i-ya, Mom," Ucap Fenny dengan berlinangan air mata.

Sesampainya di kamar Fenny menutup pintunya dan langsung berlari kekamar mandi dan mengunci pintunya. Dan ia menangis dengan menutup mulutnya agar tak ada suaranya, sementara sahabatnya yang panik itu mengedor-ngedor pintu kamar manri dikamar Fenny.

"Fen!" "Fen, buka pintunya!" "Fen, kamu kenapa?" "Fen, kamu bisa cerita kekita!" "Fen, keluarlah!"

Bruk ...

"Hey, kalian gak bisa diam kah? Gue mau tidur!" bentak Viola.

"Lo tuh, siapa sih?" tanya Alice.

"Yang harusnya tanya itu gue, lo berdua itu siapa?" ucap Viola.

"Kak Viola, lo kok ada disini?" tanya Kenny.

"Kenapa? Gak suka lo? Gue beri tau ya, gue akan pindah ke Indonesia sebulan lagi. Karena gue rasa lo berdua itu tambah menikmati hukuman yang diberikan mom dan gue akan buat kalian benar-benar menderita," ucap Viola lalu beranjak pergi kekamarnya.

"Kak Kenny, Kak," ucap Alice dengan panik.

"Ada apa?" tanya Kenny.

"I-i-itu Fenny, Kak," jawab Alice.

"Fenny kenapa?" tanya Kenny yang gak kalah panik.

"Fenny tadi masuk ke kamar sudah dengan keadaan nangis, lalu langsung mengunci dirinya di kamar mandi," jawab Celin.

"Misi, biar aku aja yang mengatasi," ucap Kenny langsung menerobos masuk kamar Fenny.

"Fen, lo buka pintunya dong. Ini gue Kenny, lo cerita dong ke kakak sebenarnya ada masalah apa," ucap Kenny sambil mengedor-ngedor pintu kamar mandi.

"Hiks ... hiks ... Kak Kenny!" ucap Fenny yang menghambur kepelukan Kenny.

"Kamu kenapa?" tanya Kenny.

"Hiks ... hiks ... aku takut kak. Aku takut banget, aku takut!" rancau Fenny.

"Fen, kamu tenangin diri kamu dulu dong," ucap Kenny.

"Hiks ... aku takut, hiks ... aku takut!" rancau Fenny.

"Fen, kamu cerita dong ke kakak sebenarnya ada apa?" ujar Kenny.

"Aku takut, Kak, hiks ... aku takut!" rancau Fenny.

"Fenny! Kamu dengerin kakak gak sih,  diam lah!" bentak Kenny yang membuat Fenny langsung diam sekejab.

"Maaf, kakak gak maksud," ucap Kenny dengan nada menyesalnya.

"Ya gak papa, aku mau tidur dulu, Kak. Alice dan Celin kalau kalian mau tidur gabung aja dikasurku seperti biasa, kamu kembalilah kekamarmu aja, kak," ucap Fenny.

"Tapi Fen, aku beneran gak sengaja bentak kamu," ucap Kenny.

"Aku sudah bilang kak, aku capek. Aku mau tidur kak, jadi kakak kembali saja kekamar kakak," ucap Fenny.

"Ya udah kakak tidur dulu, kakak siap mendengarkan ceritamu sewaktu-waktu," ucap Kenny lalu menutup pintu kamar Fenny.

Merekapun segera tidur, tetapi berbeda halnya dengan Fenny yang tambah menangis dalam diam sambil tidur.

'Lo kenapa sih Fen.' batin Celin dan Alice bersamaan.

---

Pagi harinya

"Alice bangun!" ucap Celin dengan panik.

"Lice!" ucap Celin.

"Udah gue bilang jangan panggil gue Lice, itu artinya kutu," omel Alice.

"Aduh ... itu mah gak penting. Fenny gak ada tau, Fenny hilang," ucap Celin.

"Kok lo gak bilang dari tadi sih!" omel Alice.

"Huh ... gue kira dia udah tunggu kita untuk berangkat ke kampus bareng, tapi dianya gak ada," jawab Celin.

"Kamu udah tanya ke maid yang ada di rumah ini?" tanya Alice berusaha menangkan Celin.

"Belum," jawab Celin.

"Ya udah, ayo kita tanya dulu aja," ucap Alice, lalu mereka berlari turun.

"Bi minah tau Fenny kemana gak?" tanya Alice kepada pengasuh yang merawat Fenny sejak kecil.

"Oh non Fenny sudah berangkat kuliah, katanya ada kelas pagi. Tapi saya juga bingung non, kelas paginya emang jam berapa kok dia berangkatnya jam 4 pagi," ucap bi Minah.

"Tapi dia sudah sarapan kan, Bi?" tanya Alice.

"Sarapannya dibawa, Non," jawab bi Minah.

"Dia naik apa, Bi?" tanya Alice.

"Bawa mobil sendiri, Non," jawab bi Minah.

"Ya udah, Bi, terima kasih," ucap Celin.

"Ayo kita segera mandi, nyusul Fenny ke kampus," ucap Alice.

"Iya, ayo," ucap Celin.

---

@Alvanno University

"Duh ... Fenny mana sih?" tanya Alice sambil mondar-mandir didepan kelasnya ditemani dengan Celin yang juga mondar-mandir.

"Aduh Alice, jangan tabrak gue dong!" seru Celin.

"Harusnya lo tuh yang jangan tabrak gue!" seru Alice.

"Diamlah, gak penting debat kayak ginian!" seru Celin kemudian mereka mondar-mandir lagi.

Begitu seterusnya, saat mereka bertubrukkan mereka saling menyalahkan satu sama lain. Lalu mondar-mandir lagi dan begitu seterusnya.

"Eh, tumben kalian berdua sudah pada datang ini masih jam setengah tujuh loh!" ujar Sheril.

"Diam!" bentak Celin dan Alice bersamaan.

"Wow, kompak banget kalian!" seru Sheril.

"Sudah gue bilang diam, ya diam!" bentak mereka bersamaan.

"Kalian kenapa sih?" tanya Sheril.

"Fenny!" jawab mereka.

"Hah? Fenny kenapa?" tanya Sheril.

"Entahlah, pokoknya kita sedang nunggu dia, dia hilang," jawab Alice.

"Lah ngapa lo ngikuti kita kita mondar-mandir sih?" tanya Alice.

"Gue juga kuatir kali," jawab Sheril.

Akhirnya mereka bertiga sekarang yang mondar-mandir di depan pintu kelas, seperti huruf T. Apabila mereka bertabrakan akan berdebat saling menyalahkan, lalu mondar-mandir lagi begitu seterusnya. Apabila ada yang mau masuk kelas mereka akan marah-marahi orang itu.

"Eh, kalian bertiga sudah gila ya!" ujar seseorang yang tak tau bahwa ia telah mengusik singa yang siap menerkam kapan saja saat ini.

"Diam!" bentak ketiganya.

"Emang mereka udah gila tuh, Nes!" seru Rista.

"Kami gak gila!" bentak mereka bertiga.

"Wow ... kompak banget kalian. Huh ... memang sudah gila kalian, mondar-mandir kayak setrikaan rusak!" ujar Queen.

"Diamlah!" bentak mereka.

Maaf banyak typo # Terima kasih sudah membaca # Kritik dan saran selalu ku tunggu 🐬

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro