Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

25

"Ada apa, Jes?" tanya saudara-saudara sepupu Jessi dan sahabat-sahabatnya.

"Ambil minuman dan makanan apapun yang disediakan disini!" perintah Jessi.

"Mau apaan lo, Jes?" tanya Gitta.

"Gue mau bales tuh jalang, berani-beraninya dia buat cal- eh sahabatku malu ditempat seperti ini," jawab Jessi.

"Lah emangnya itu siapa yang lagi dikerubungi, Jes?" tanya Leni.

"Fenny," jawab Jessi.

"Apa? Kurang ajar banget, sepupu gue tuh!" seru Celin.

"Makannya cepetan, ambil apa yang gue suruh!" omel Jessi.

"Eh, eh kalian ngapain ngambil minuman dan makanan seorang dua-dua gitu?" tanya Nathan yang baru aja kembali dari menemui rekan bisnisnya.

"Diem aja lo, Nath!" ujar Jane.

"Apa-apaan sih kalian ini? Apa kalian sekarang juga gak punya sopan santun, habiskan satu dulu baru ambil lagi!" ujar Nathan.

"Diam!" bentak Jessi dan sahabatnya dan juga dengan sepupu-sepupunya.

"Kalian itu-" ujar Nathan.

Dan dihiraukan oleh mereka yang langsung berjalan menuju kerumunan.

"Kalau pada gak berani bantu, minggir!" teriak Jessi.

"Guys, cepat melingkar. Tunggu aba-aba dari gue baru kalian boleh menyiramkannya," ucap Jessi.

"Alice, lo taukan apa yang harus lo lakuakan?" tanya Jessi sambil teriak.

"Yup, gue tau!" jawab Alice juga berteriak.

Langsung saja tanpa buang-buang waktu Alice menyikut Queen dan menendang  Rista. Lalu berlari menarik Fenny keluar dari kerumunan.

"Lakukan!" perintah Jessi yang langsung menyusul Fenny dan Alice keluar kerumunan.

"Ai, lo kenapa kok bisa basah gini sih?" tanya Nathan dengan tampang kuatirnya dan langsung menyampirkan jasnya ke Fenny.

"Aku gak papa kok-" jawab Fenny.

"Gak papa apanya, orang lo udah disiram pakai soft drink bergelas-gelas gitu!" omel Alice.

Mendengarkan omelan Alice, seketika rahang Nathan mengeras.

"Siapa yang berani melakukan ini?" tanya Nathan dengan aura yang menakutkan.

"Itu yang apa Nessa, Rista, dan Queen kak," jawab Jessi.

"Gue akan bales kalau gitu, lihat saja perusahaan orang tua mereka adalah taruhannya!" ucap Nathan.

"Eh, jangan Kak Nathan!" ujar Fenny.

"Tapi ai ... aku itu gak terima kamu di giniin," protes Nathan.

"Tenang aja bro, kita mah sudah membalasnya," ucap Hans yang baru saja keluar dari gerombolan manusia itu diikuti dengan yang lainnya.

"Thanks!" ucap Nathan.

"Tapi gak gratis lo semuanya, Nath," ucap Jane.

"Apa yang kalian mau?" tanya Nathan.

"Lo traktir kita makan di G cafe," jawab Mathew - salah satu sepupu Nathan.

"Oke, tenang aja besok kumpul disana jam 18•30," ucap Nathan.

"Lo emang sepupu terbaik deh!" ujar Hans.

"Oke gue cabut duluan, ayo ai. Aku antarkan kamu pulang, Jessi kamu sekalian ikut kakak dulu," ucap Nathan.

"Aku juga mau ikut kali," ujar Celin dan Alice bersamaan.

"Kalian naik mobil sendiri aja, gak cukup mobilnya. Alice tau kok rumahnya Fenny," ucap Nathan.

"Oke, Kak," ucap mereka.

"Loh, Fenny kamu kenapa?" tanya Edward saat mereka berada dianak tangga terakhir.

Karena tadi ia tak bisa naik diakibatkan tangganya sudah penuh di kerumuni.

Jadi para tamu diberikan tempat duduk di atas, sementara anggota keluarga Allison dan Ellison berada di lantai bawah. Ada juga sih tamu yang di bawah, itu adalah tamu-tamu penting. Sementara Fenny dkk, Jessi dkk itu membuka meja sendiri dilantai atas untuk kumpul-kumpul. Seharusnya mereka berada dilantai bawah, tapi karena tempat duduk mereka yang terpencar-pencar mereka memutuskan membuka meja baru.

"Aku gak papa kok, pa," jawab Fenny.

"Apa-apaan kayak gini kamu bilang gak papa!" bentak Nathan.

"Maaf aku gak maksud, aku cuma lagi emosi aja lihat kamu diginikan," ucap Nathan yang langsung sadar kalau dia baru saja membentak Fenny.

"Gak papa kok, kak," jawab Fenny.

"Pa, opa, oma, uncle, aunty, mi aku anterkan Fenny pulang dulu," ucap Nathan.

"Ya udah, kamu anterkan. Jessi kamu barengin Nathan, kamu aja yang menyetir, karena gak baik nyetir dalam keadaan emosi," ucap Kathryn.

"Iya, Ma," ucap Jessi.

---

Di rumah Ellison

"Eh, buka pintunya dong," ucap Nathan sambil mengedor-gedor pintunya.

"Diamlah dulu kak Nathan!" teriak Jessi.

"Aduh ... apakah Fenny marah sama aku, karena aku membentaknya?" tanya Nathan.

"Diamlah kak, kita ini sedang membantu Fenny membersihkan rambutnya yang lengket," ujar Jessi.

"Ya udah, bukakan pintunya!" seru Nathan.

"Sudah, cepat masuklah!" ujar Jessi sambil membuka pintu dengan setengah jengkel.

"Sampai segitu lengketnya ya?" tanya Nathan.

"Sudahlah kak, lo diem aja deh," jawab Jessi.

"Lo potong rambut aja deh Fen, ini adalah cara paling gampang," ucap Alice.

"Iya, betul itu," ucap Celin.

"Gak, jangan!" ujar Nathan.

"Apaan sih lo, kak!" seru Jessi.

"Jangan dipoting rambut Fenny, dia cocok dengan rambut panjang seperti itu. Kasih aku sisir juga, biar aku ikut bantu," ucap Nathan.

"Ambil aja di meja rias kak, lo bantu'i di sisi gue. Kan, di sisi  satunya sudah ada Alice dengan Celin," ucap Jessi.

"Oke, gue bantu," ucap Nathan.

Langsung mengambil sisir dan membantu menyisir rambut Fenny yang lengket.

"Akhirnya selesai juga!" seru Alice, Celin, dan Jessi bersamaan.

"Kamu mandi dulu gih, kalau sudah aku nanti masuk lagi," ucap Nathan.

"Iya, kak," ucap Fenny.

---

Setelah mandi Fenny ngobrol-ngobrol dengan sahabat-sahabatnya.

Tok ... tok ...

"Fenny, kamu udah selesai mandi?" tanya Nathan.

"Sudah kak, masuk aja," teriak Jessi, Nathanpun langsung masuk.

"Kalian bisa keluar dulu semuanya gak? Aku perlu ngomong serius dengan Fenny," ucap Nathan.

"Ta-" ujar Alice.

"Sudah, jangan dibantah kamu gak lihat tuh auranya kak Nathan lagi serem," ucap Jessi langsung menarik kedua sahabatnya itu keluar.

"Ada apa kak?" tanya Fenny.

"Aku minta maaf, Ai, sudah bentak kamu tadi," jawab Nathan.

"Tenang aja kak, Kak Nathan kan lagi emosi jadi menurutku itu wajar," ucap Fenny.

"Terima kasih udah mau mengerti aku, oh ya ai aku cuma mau tanya kamu sudah siap nikah belum?" tanya Nathan.

"Memangnya kenapa kak?" tanya Fenny.

"Hmm ... itu aku berencana akan mempersiapkan pernikahan kita dalam waktu dekat ini sih," jawab Nathan.

"Aku sih juga gak tau, tapi yang pasti aku itu masih ingin kuliah dulu, Kak," ucap Fenny.

"Kan kamu masih bisa kuliah Fen, aku gak akan ngelarang kamu kuliah ataupun keluar bareng dengan sahabat-sahabatmu kok. Hanya saja kalau aku bisa lihat kamu setiap hari pekerjaanku terasa lebih ringan," ucap Nathan.

"Kamu itu ada-ada saja kak, kan kita ketemu setiap hari di kampus, kak," ujar Fenny.

"Nah, itu dia masalahnya. Aku sebentar lagi udah gak jadi dosen ai, aku harus fokus dengan perusahaanku. Kalau gak lihat kamu sehari aja aku bisa frutasi dan gak lihat kamu sebulan aku bisa masuk rumah sakit jiwa nanti," ucap Nathan.

"Lebay kamu, Kak. Memangnya kamu merencanakannya kapan?" tanya Fenny.

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro