Semuanya ceria.

Semuanya bahagia.

Tiada air mata sengsara yang pernah menitis.

Tiada yang pernah meraung kesal.

Tiada yang pernah merasakan sakitnya sebuah kekecewaan.

Tiada yang pernah merasakan deritanya mengetahui kebenaran yang besar.

Kebenaran.

Perlukah kebenaran itu harus menjadi sangat memeritkan?

"But, why?! Why would you do that?!"

Air mata mengalir deras.

-

Aku rasa tertipu.

"Do you really do love me all this time?"

"DO YOU FCKIN' REALLY LOVE ME?!"

Nafas yang turun naik. Mata yang mencerlung tajam.

-

Slap me with the truth, but don't kiss me with the lies.

"That's the truth you're curious for"

Curiousity kill the cat.

Perumpamaan yang tepat untuk nasibnya.

"Kau tak boleh terima, Jung Yerin?"

"INI LAH KEBENARAN YANG KAU DAHAGAKAN SANGAT!"

Terkedu.

Patutkah aku berasa bangga kerana menemukan kebenaran yang sebenar?

Atau, patutkah aku sesalinya?

Ia tetap saja menyakitkan. Tiada apa yang berubah.

Sengsara.

-

"I will never forgive you."

"NEVER. "

-Jung Yerin

━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━