Penjurian April

Sebelumnya, aku mau mengucapkan terima kasih untuk semua cerpen yang masuk bulan ini. Terima kasih sudah meluangkan sedikit waktu kalian untuk mengikuti event bulan April. Maaf atas keterlambatan penjuriannya❤️

Ombak dan Tempat Aneh (72)

Satu yang aku pikirkan setelah menyelesaikan cerpen ini adalah, kekurangan riset. Sudah ada juri yang menyinggung di komentar cerpen ini bagian mana yang perlu diperhatikan lagi.

Hanya saja, satu hal yang jauh lebih harus diperhatikan dari cerpen ini adalah rancu antara "Nyi Roro Kidul" dengan "Ratu Kidul". Tema utama bulan ini adalah mitologi, yang sederhananya, tidak semua makhluk mistis bisa masuk dalam kategori.

Saranku sederhana, perdalam riset sebelum mulai menulis supaya informasi yang kamu berikan nggak tercampur antara satu dengan yang lain.

Omong-omong, terima kasih untuk cerpennya❤️

Dina Mudun si Wulan (78)

Aku nggak akan bahas teknis di sini, ya. Kalau penulis merasa ada yang perlu ditanyakan, bisa dibawa ke grup hehe.

Fokus cerita dalam cerpen ini menurutku kurang kuat. Di akhir cerpen disinggung oleh Dewi Ratih bahwa Chalis ini punya masalah dengan keluarganya. Sayangnya, kamu kurang menunjukkan masalah apa yang dialami Chalis, jadi pembaca nggak bisa masuk ke permasalah si tokoh utama.

Mungkin kamu mau menekankan adegan mistis di awal cerpen soal kejadian aneh tentang Dewi Ratih yang turun menemui Chalis. Tapi, melihat fokus cerita kamu, akan lebih bijak kalau kamu gambarkan sedikit kehidupan Chalis di rumah, alih-alih bagaimana kedatangan Dewi Ratih. Karena dari pertengahan ke akhir, peran Dewi Ratih cukup kok di cerpen ini. Hatur nuhun🙏

Dewi Hidup (85)

Waktu melakukan riset kecil soal Kumari, aku spontan mikir, "Serius yang kayak gini ada?" Karena speechless. Aku nggak punya komentar khusus buat cerpen ini karena dituliskan dengan apik.

Mungkin seperti yang sudah aku mention di komentar, cara berpikir anak-anak dengan orang dewasa itu cukup berbeda. Bagaimana jalan logika dan pemahaman soal suatu masalah jelas nggak sama. Nah, cara berpikir Soneeya di sini yang kurang menggambarkan watak anak-anak buatku. Tapi selebihnya, cerpen ini bisa dinikmati tanpa masalah.

Terima kasih❤️

Sati (80)

Aku lumayan suka cerita terkait reinkarnasi semacam cerpen ini. Meski harus mikir lumayan lama buat paham, dan beberapa scroll Google supaya dapat gambaran cerita yang relevan untuk ide cerpen ini, tapi worth to read. Aku sempat dibuat lost waktu baca karena kurang paham inti ceritanya, tapi kasus ini sepenuhnya dari kekuranganku sendiri terkait tema yang kamu ambil. Jadi, terima kasih sudah ikut event bulan ini❤️

Shirayuki to Kitsune (92)

Sejauh ini, cerpen ini yang paling aku nikmati saat membaca. Aku nggak punya komentar apa pun soal isi cerpennya. Dari detail soal Jepang, perjalanan spiritual(?) di pintu toilet shinkansen, juga detail terkait Kitsune. Cerpen ini nggak memaksa aku untuk terlalu mikir apa sih isi ceritanya karena penulis berhasil menyajikannya secara sederhana dan mudah buat aku terima.

Terima kasih untuk cerpennya❤️

Tsubaki (87)

Aku suka bagaimana cerita dimulai, dan nggak protes untuk akhirnya wkwk. Mungkin karena mengambil tokoh yang sama dengan cerpen sebelumnya, aku masih agak terbawa dengan detail cantik di cerpen sebelum ini. Di sini, aku kurang mendapat jamuan yang sama. Tapi bukan masalah, karena aku masih sangat bisa menikmati cerpen ini tanpa kendala, ditambah penceritaannya juga manis tapi tragis.

Aku cukup dimanjakan dengan penambahan hanahaki, omong-omong. Terima kasih❤️

I Make Friends With Shinigami (73)

Satu, Shinigami bukan tokoh mitologi, ya. Sebenarnya diskusi di grup sudah cukup menggambarkan kategori mitologi yang diterima para juri. Salah satunya, tokoh yang keberadaannya untuk disembah, dan Shinigami sudah otomatis dicoret dari daftar tersebut.

Terlepas dari itu, penulisannya masih bisa aku ikuti dengan baik. Terima kasih❤️