Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

[2] Interna Department - First Day

"Baiklah, nama saya adalah dokter Raditya dan disamping saya adalah dokter Sylvia. Kami adalah residen dari bagian Interna ini yang akan membantu kalian. Jika ada masalah dalam hal pekerjaan ataupun yang lainnya, kalian bisa langsung menanyakannya pada kami," bagian pertama yang kami masukin dalam dunia perkoasan (bukan perk*saan ya /slap) adalah bagian Interna. Atau sebutannya adalah bagian Penyakit Dalam.

Salah satu bagian yang paling susah untuk dijalani, namun paling menguntungkan untuk diselesaikan pada awal masa koas.

"Baiklah, perkenalkan diri kalian. Tentu saja walau aku mengenal Mr. Perfect disana, aku mau kau tetap memperkenalkan diri," dokter Raditya tampak tersenyum, namun bahkan nenek-nenek kena katarak juga tahu kalau ia tidak begitu suka melihat sang Mr. Perfect.

"Tidak apa kak, saya memang berniat untuk memperkenalkan diri seperti yang lainnya," Ray seperti biasa tersenyum dan... sumpah. Rasanya senyumannya itu terlalu silau untuk dihadapi, bahkan kedua kakak residen itu tampak menyipitkan matanya seolah bisa merasakan silaunya senyuman itu, "nama saya adalah Raymond Azka, 19 tahun, masih single. Ayah dan ibuku berprofesi sebagai dokter bedah. Hobiku, kurasa... membantu orang lain."

"Bagaimana dengan nomor telponmu?" Dokter Sylvia tampak berbicara dengan nada berbisik dan wajah sedikit tersipu.

"Ah tentu kak, untuk keperluan tugas bukan? Saya akan kirimkan nomornya pada kak Sylvia ataupun kak Radit," Ray tampak mengangguk, entah ia mengerti jika gadis itu sedang merayunya atau sebenarnya terlalu polos untuk mengerti.

"Baiklah selanjutnya."

"Namaku adalah Ivan Vyacheslav, 19 tahun. Berasal dari Russia. Ayahku adalah seorang tentara di Russia," kali ini Ivan yang tampak mengatakan dengan nada biasa bahkan terkesan malas.

"Russia, murid dari sana tidak cukup banyak ya. Baiklah, selanjutnya," jika tadi yang tersipu adalah dokter Sylvia, tentu saja sekarang dokter Raditya yang tersipu melihat Alex di depannya yang tampak hanya menatap datar.

"Alexandra Hamilton, 19 tahun, berasal dari Amerika. Maaf tapi saya tidak mau membicarakan masalah keluarga," Alexandra, atau biasa dipanggil Alex memang gadis misterius. Ia bahkan tidak pernah membicarakan apapun tentang keluarganya bahkan saat ditanya oleh para dosen.

"Baiklah seperti yang lainnya, kuharap kalian segera mengirimkan nomor telpon kalian," tentu saja terlihat jika dokter Raditya memang memiliki target untuk mendapatkan nomor dari Alex, "baiklah selanjutnya?"

"Ah, namaku adalah Nakamura Himeka 19 tahun, berasal dari Indonesia. Ayah dan ibuku bekerja sebagai public figure," saatnya aku memulai hari-hariku disini. Aku akan berusaha sebisaku.

"Mohon bantuannya!"

.
.

"Mulai besok kita akan memeriksa pasien sejak pagi. Konsulen akan melakukan visite sekitar pukul 7, jadi kita harus sudah menyelesaikannya sebelum itu," Ivan yang dengan keputusan menggunakan undian menjadi ketua kelompok kami di bagian Interna ini, "Ka, kau bisa bangun lebih pagi kan?"

"Tidak masalah," Ray tampak membentuk lingkaran dengan jempol dan juga telunjuknya.

"Mr. Perfect tentu akan bangun lebih pagi," Alex tampak bergumam dan membuat suasana sedikit canggung karena Ray tampak terdiam.

"Jangan salah, ia orang yang susah untuk terbangun. Terkadang aku merasa kalau ia mengidap Narkolepsi," Ivan menepuk pundak Ray yang tampak hanya tertawa pelan dan menggaruk kepala belakangnya.

"Lalu, bagaimana dengan pembagian bangsal yang akan diperiksa?" Aku tidak mau membuang waktu untuk berbicara hal yang tidak penting saat masih ada banyak tugas yang harus diselesaikan. Ketiganya menoleh padaku saat mendengar itu, "uh, ada apa?"

"Bwahahaha! Kukira orang yang paling kaku yang pernah kulihat adalah kau Ivan. Ternyata Hime-chan lebih kaku daripada yang kubayangkan," Ray menertawakanku, bahkan Ivan dan juga Alex tampak mencoba untuk menahan tawa mereka.

"Ap--memangnya salah kalau aku bertanya begitu?!"

"Tidak, tetapi kau tidak perlu kaku seperti itu Nakamura," kali ini Alex yang menjawab dan menepuk pundakku.

"Lagipula hari ini jadwalnya hanya ada bimbingan dari supervisor masing-masing bagian," Ivan tampak melihat jadwal yang ada di tangannya, "itupun kalau mereka tidak mundur ataupun membatalkannya. Jadi, masih ada banyak waktu sebelum kuliah dimulai."

Memang, meskipun kami tidak lagi disebut sebagai mahasiswa, kehidupan kami sebagai koas bukan hanya memeriksa pasien dan bertindak layaknya seorang dokter. Namun, kami juga harus mengikuti perkuliahan singkat, membuat laporan kasus yang menceritakan salah satu pasien yang kami periksa setiap hari, dan terkadang kami juga membuat telaah ilmiah ataupun Journal Reading yang akan di presentasikan didepan para Supervisor.

"Lalu, siapa yang akan jaga malam hari ini?"

"Karena kita hanya berempat, dan kelompok senior hanya berjumlah 8 orang. Para supervisor dan residen meminta kita untuk tidak dalam satu kelompok jaga yang sama. Jadi, kita akan membagi dua, dan berbaur dengan dua orang senior yang sudah terlebih dahulu masuk. Kita akan shift malam 3 hari sekali," Ivan membacakan jadwal yang akan kami lakukan. Memang, untuk bagian Interna atau Penyakit Dalam akan kami lewatkan selama 10 minggu. Tidak selalu sama pada setiap Universitas. Selama 10 minggu itu, akan ada kelompok lain yang bergabung disaat nanti kami sudah melewati 5 minggu pertama. Dan mereka yang sudah melewati 5 minggu pertama akan disebut sebagai senior bagian. Kebetulan pada saat angkatan kami, jumlah mahasiswa yang masuk tidaklah banyak hingga kami sedikit kewalahan dengan pembagian tugas.

"Bangsal ada 8 termasuk VIP, tetapi yang wajib kita jaga hanyalah bangsal kelas 3 dan 2. Jadi, kita akan berjaga di dua bangsal itu dan juga IGD bergantian," Ivan tampaknya sudah berkoordinasi dengan kelompok senior tentang hal itu, "untuk laporan kasus dan juga referat, aku akan mencoba berkoordinasi dulu dengan bagian Tata Usaha. Semua ini, Azka yang mengaturnya."

Ivan memberikan kertas itu pada pemilik sebenarnya yang mengatur jadwal itu dengan sedemikian rupa. Ray tampak hanya tersenyum dan mengangguk.

"Lalu, kegiatan apa yang kita lakukan untuk pagi harinya?" Alex mengangkat tangannya.

"IGD, Bangsal, dan sebagian di Poliklinik. Akan dilakukan rotasi per dua hari," Ray yang menjawab dan memberikan lembar kertas lainnya pada kami. Jadwal kegiatan lainnya yang sudah disusun dengan sangat rapi dan terperinci.

"Aku bingung, ketuanya kau atau Raymond, Ivan..."

"Dia yang mau," Ivan menguap pelan dan tampak tidak begitu masalah Ray membantunya di hampir semua hal yang harusnya ia lakukan.

"Hanya segini?" Suara itu membuat mereka menoleh untuk menemukan pria separuh baya yang tersenyum ramah pada mereka, "nama saya adalah dr. Fahmi Purnama, SpPD-KKV yang akan mengajar untuk kuliah singkat hari ini. Untuk informasi, usia saya baru menginjak 30 awal dan saya masih single jika ada yang berminat."

Kami semua selain Ray tampak sweatdrop mendengar curhatan dan celotehan dari supervisor yang ada di depan saat ini. Sementara Ray hanya tertawa pelan. Seperti biasa.

.
.

"Kalian harus bisa menguasai EKG karena beberapa konsulen akan menanyakan dan menguji pembacaan EKG kalian nanti."

Dokter Fahmi cukup ahli dalam mengajarkan kami mata kuliah saat itu. Kudengar dari beberapa mahasiswa senior, dokter Fahmi memang satu dari sedikit konsulen dengan prognosis ujian bonam. Yang berarti, nilai B dan A sudah dipastikan akan didapatkan jika pada saat ujian akhir bagian kami mendapatkan beliau.

"Baiklah, kuliah hari ini sampai disini. Kalian yang shift malam akan ada pengarahan dari residen interna bukan? Siapa yang jaga hari ini?" dokter Fahmi tampak tersenyum, dan menatap Ivan dan Alex yang mengangkat tangan mereka, "baiklah dokter Raditya sudah menunggu. Jangan lupa mengganti pakaian kalian dengan pakaian jaga. Dan untuk yang di rumah, jangan hanya bersantai ya. Luangkan waktu kalian untuk membaca materi, terutama jika kalian akan berada di IGD pagi besok."

Ah, benar. Aku dan Ray akan berjaga di IGD besok pagi. Kudengar IGD di bagian Interna sangat ramai baik malam ataupun pagi. Aku harus bersiap untuk mempelajari semua hal yang bisa kupelajari.

"Hei Hime-chan," aku menoleh dengan cepat kearah Ray yang memanggil namaku dari jarak dekat, "kalau tidak salah rumahmu cukup jauh kan? Bagaimana kalau kuantarkan kau ke rumah?"

"Tidak perlu, lagipula aku bisa memesan Gojek untuk sampai ke rumah," aku menolak tawarannya. Lagipula, selain dijemput antar kakakku dan juga ayah, aku tidak pernah berada satu mobil dengan seorang pria.

"Ayolah, daripada membuang uang bukan?"

"Tetapi aku harus ke toko buku dulu untuk membeli sesuatu."

"Kalau begitu sekalian kuantarkan saja. Gojek berarti kau harus membayar dua kali kan?" Ray bersikeras mencoba membalas alasan yang kuberikan hanya untuk tidak bersama dengannya. Sekali lagi, aku tidak suka gemerlap ketenarannya yang bahkan masih terasa sekarang.

"Terima saja, lagipula ia tidak akan berhenti sebelum kau menerimanya," Ivan menepuk pundakku. Entah sejak kapan ia sudah mengganti pakaiannya dengan pakaian jaga berwarna abu-abu polos begitu juga dengan Alex. Sepertinya aku bahkan tidak sadar jika sudah menghabiskan waktu cukup lama berdebat dengan Ray.

"...baiklah."

.
.

"Terima kasih atas bantuanmu," aku membungkuk saat keluar dari mobil Jazz yang dikendarai oleh Ray sampai ke depan rumahku. Ia hanya tersenyum dan menatap kearah rumah simple berlantai dua dengan cat berwarna putih serta abu-abu tua yang ada didepannya, "ada apa?"

"Tidak, aku tidak menyangka jika rumah seorang pembuat film ternama dunia akan sesederhana ini," aku sedikit tersinggung dengan omongannya yang seolah mengatakan jika orang tuaku tidak mampu membeli rumah seperti miliknya ataupun Ivan. Namun, ia melanjutkannya, "ayah dan ibumu adalah panutan yang hebat..."

...dengan tatapan yang membuatku terdiam dan tidak bisa menjawab apapun sama sekali.

"Ray--"

"Oh, kulihat kau membeli banyak buku tentang EKG," seolah ingin mengalihka pembicaraan kami, Ray melihat plastik berisi buku-buku yang kubeli dari toko buku tadi sebelum kami sampai di rumah.

"Ya, walaupun dokter Firman menjelaskan dengan sangat teliti aku tidak begitu paham dengan beberapa hal."

"Hm, aku juga tidak begitu mengerti tentang EKG. Tetapi kurasa Ivan menguasainya."

"Oh, mungkin besok aku akan memintanya mengajariku sebelum shift malam kita di IGD," ya, kurasa Ivan cukup pandai. Ia menduduki peringkat keempat saat ujian masuk. Dan Ray sepertinya sangat yakin ia menguasainya.

"Besok ya," Ray tampak sedikit cemas dan tersenyum canggung membuatku menatapnya heran, "kurasa, akan susah untuknya mengajarimu besok. Karena ia dan Alex sedang dalam tahap post jaga bukan?"

"Memang kenapa dengan itu?"

...

"Kau akan tahu besok."

.
.

"Apa... yang terjadi semalam?" Pertanyaanku semalam terjawab saat aku tiba di Rumah Sakit pukul setengah 6 pagi dan menemukan Alex yang kepalanya sudah membentur meja dan tampak rambutnya yang sedikit. Oke, sangat berantakan. Dan tentu saja Ivan yang lebih parah daripada Alex dengan kantung mata yang sangat tebal dan pakaian mereka yang kucel seperti baru saja berada di tengah medan perang.

"Aku tidak akan mau mengambil shift malam dengan dokter Raditya lagi."

Itu yang dikatakan mereka bersamaan sebelum kembali tidak sadarkan diri. Atau lebih tepatnya, dalam kesadaran somnolen. Alias mengantuk.

To be Continue

Oke, chapter kedua dengan beberapa istilah medis. Saya akan menjelaskan beberapa istilah dasar dalam medis yang ada di chapter ini.

1. Residen : Para dokter umum yang melanjutkan pendidikan untuk mengambil spesialis. (Kalau di jurusan lain, bisa disamakan dengan mengambil S2)

2. Katarak : Penyakit pada mata yang disebabkan kekeruhan pada lensa matanya. Secara sederhana, lensa mata adalah bagian ini.

Bagian dimana ia melindungi warna hitam pada mata kita. Jika terkena katarak, maka warnanya akan terlihat keruh. Dan tentu akan menyebabkan keterbatasan dalam penglihatan. Gambarannya adalah seperti ini.

3. Visite; kegiatan dimana para dokter mengunjungi satu per satu pasien yang ada di bangsal. Biasanya terkadang dokter spesialis hanya akan melihat pasien yang diperiksa dan sesuai dengan bidangnya saja.

4. Narkolepsi; penyakit gangguan tidur dimana pasien mengalami kesulitan untuk tetap terbangun. Atau kata lainnya adalah tidur secara tiba-tiba tanpa disadari bahkan oleh penderita.

5. Referat; tugas untuk mempresentasikan sebuah penyakit ataupun tema apapun yang biasa diberikan oleh supervisor.

6. SpPD-KKV; Spesialis penyakit dalam, Konsulen Kardio Vaskular. Sederhananya, ini sama dengan spesialis jantung paru. Yang menangani masalah sakit jantung dan paru. Namun bedanya dengan SpJP atau jantung paru, mereka harus melalui pendidikan spesialis penyakit dalam terlebih dahulu, sementara SpJP bisa langsung diambil tanpa melalui pendidikan spesialis penyakit dalam.

7. EKG; Elektrokardiogram alat untuk mengetahui grafik dari detak jantung. Yang ini loh, kalian pernah melihatnya kan? Itu hasil printnya, alatnya yang disebut EKG.

8. Prognosis; bagaimana perkembangan penyakit itu kedepannya. Ada dua jenis, bonam yang berarti akan membaik, dan malam untuk yang memburuk bahkan bisa sampai kematian.

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro