Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

DELIRIUM - #1 (for Dark_Reason)

Summary : Uzumaki Naruto selalu bermimpi tentang bagaimana kehidupannya tanpa orang tua dimulai. Dari sebuah penyiksaan yang berasal dari para penduduk desa yang tampak marah padanya hingga kehidupan tanpa ayahnya yang pada kenyataannya selalu ada di sampingnya.
.
.
Post!Timeline Memory of The Otherself... mungkin?
(Lihat di akun FFNku kalau penasaran~)
.
.

Kumisnya Dark_Reason
T

itle : Delirium
Pairing : Family!MinaNaru
Genre : Family/Hurt/Comfort(?)
Word : 986 word (Oneshoot)

.
.

"Otou-chan!"

Semua orang yang mendengar suara melengking tinggi yang tiba-tiba terdengar itu hanya tersenyum dan beberapa tampak tertawa melihat anak berambut kuning yang baru saja datang itu. Namikaze Naruto memang selalu bisa memberikan sebuah kesenangan sendiri meskipun hanya dengan melihatnya.

Mendengar seseorang memanggilnya, yang lebih tua dan memiliki wajah yang mirip dengan anak itu tampak tersenyum dan merentangkan tangannya bersiap untuk menangkap anak itu dalam pelukan.

"Selamat pagi Naru-chan! Apakah tidurmu nyenyak?"

"Ya! Karena hari ini Naru sudah semakin besar dan akan menjadi seperti tou-chan suatu hari nanti!" Pendeklarasian yang selalu didengar dari anak sang hokage itu tidak pernah bosan untuk membuat mereka terhibur.

"Naru tidak mimpi buruk lagi kan?"

"Ah," memang, anak itu beberapa hari ini mengeluh pada ayahnya tentang mimpi buruknya.

Tentang orang-orang yang menatapnya dengan tatapan yang mengerikan, atau rumah tanpa ada siapapun disana. Namun, sebelum menjawab pertanyaan ayahnya, suara teriakan yang memekikkan telinganya membuat ia tampak merinding.

Seolah seseorang sedang meneriakinya dan hanya ia yang bisa mendengarnya saat itu.

Suara teriakan dari orang-orang yang berada di sekelilingnya memekakkan telinga. Sekencang apapun tangan mungilnya menutupi lubang telinganya, suara-suara itu masih terdengar.

"Dasar monster!"

"Kembalikan keluarga kami!"

Ia refleks menutup telinganya, menganggap itu hanya karena ia mengingat mimpi buruk yang ia alami lagi malam itu. Melihat anaknya yang tampak tiba-tiba ketakutan membuat sang Hokage cemas.

"Naru-chan?"

Kalau ia menceritakannya, ayahnya akan sangat khawatir. Ia tidak ingin melihat ayahnya khawatir padanya.

"Uhm, Naru tidak pernah bermimpi buruk lagi tou-chan!"

Ia bisa tahu jika ayahnya sedikit tidak percaya padanya. Namun, senyuman darinya cukup untuk membuat ayahnya sedikit tenang. Namun dahinya kembali berkedut saat merasakan tubuh kecil itu.

"Kau demam Naru-chan?"

Kumpulan dari orang-orang yang menatapnya tajam adalah satu-satunya yang bisa ia lihat saat tubuh ringkih kecilnya tampak terbaring diatas lantai dingin disana. Tidak ada yang menolongnya. Tidak ada yang mencoba melindunginya. Ia mencoba untuk mengecilkan tubuhnya, meringkuk dengan tubuh yang gemetar ketakutan dengan apa yang akan dilakukan oleh mereka.

Seseorang memegang dagunya dan menariknya dengan kasar agar bisa menatap kearahnya.

"Selamat pagi monster? Kau menikmati tidurmu hari ini?"

Dan tawa ejekan terdengar dari orang-orang yang ada disekelilingnya. Ia tidak mengerti, kenapa ia bahkan tidak bisa tidur dengan tenang. Kenapa semua orang memanggilnya monster?

"Karena hari inipun kami akan mencoba memastikan itu adalah tidurmu yang terakhir..."

"Tiga puluh sembilan derajat," ia bisa mendengar ayahnya menghela napas panjang. Setelah merasakan tubuhnya yang panas, ayahnya tanpa ragu membawanya ke rumah dan mengukur suhunya dengan segera, "istirahatlah di rumah oke, Naru-chan?"

"Tapi! Tapi hari inikan hari ulang tahun Naru! Aku sudah bilang pada Ita-nii dan Sasuke-teme, dan semua teman-temanku untuk datang tou-chan!"

"Tidak, kau harus istirahat disini sampai kau sembuh," ayahnya tersenyum dan menepuk kepala kecil anaknya yang cemberut. Namun, anak itu sendiri sebenarnya merasa sakit dan tidak enak badan. Tapi, hari ini adalah hari ulang tahunnya dan ia tidak ingin sakit.

"Tidurlah, tou-chan akan meminta Tsunade-san memeriksamu," dan suara ayahnya tampak menjauh, seiring dengan pandangannya yang semakin kabur dan membawanya dalam kegelapan.

Mereka bahkan tidak memperdulikan jika saat itu tubuh anak itu panas. Bagi mereka, anak itu adalah seekor monster. Mereka menganggap monster tidak akan pernah sakit. Alis seseorang diantara merekapun tampak berkerut saat melihat keadaan anak itu.

"Hei, dengarkan aku monster!"

"...ru-chan, bangunlah..."

Suara yang tampak lembut, berbeda dengan mimpi yang baru saja ia lihat membuatnya membuka mata perlahan. Demam tampaknya tidak begitu tinggi lagi ia rasakan, dan ia sudah siap untuk mengatakan pada ayahnya agar memperbolehkannya merayakan ulang tahunnya. Senyuman hangat ayahnya yang pertama kali ia lihat.

Dan saat matanya tampak membuka sempurna, bukan hanya ada ayahnya disana.

"KEJUTAN! SELAMAT ULANG TAHUN NARUTO!"

Semuanya, teman-temannya. Sasuke, Sakura, Hinata, Shikamaru, Kiba, Shino, Ino, Chouji, semuanya. Bahkan Iruka gurunya, Tsunade, hingga Jiraiya yang harusnya masih berada di luar Konoha.

"Eh?"

"Walaupun kau sedang sakit bukan berarti tidak bida merayakan ulang tahun bukan? Tou-chan mengundang semua temanmu," jawabnya sambil tersenyum. Anak itu tampak diam, namun pada akhirnya tersenyum sangat lebar.

"Saatnya potong kue," Shizune-nee datang dengan sebuah kue besar yang dibawa ke depannya. Ia tidak sabar untuk meniup dan memotong kue itu.

"Ucapkan permintaanmu dan tiup lilinnya Naru-chan!"

Anak itu mengangguk sangat antusias dan melihat lilin berjumlah 5 di depannya. Ia tampak duduk tegak dan menutup matanya meminta permohonan.

'Aku berharap tidak melihat mimpi seperti itu lagi...'

"Kau masih tidak mendengarku?"

Matanya membulat sempurna dan tampak membuka matanya lagi. Ia bahkan belum meniup lilin itu, dan sukses membuat semua orang menatapnya heran. Dan ia hanya bisa membuka mulut, mencoba untuk memanggil satu-satunya yang bisa menenangkannya.

"...ou-chan..."

"Kau masih tetap bermimpi tentang ayahmu yang tidak pernah ada? Itu sangat manis," tawa ejekan terdengar saat itu tampak membuat yang lainnya ikut tertawa mendengarnya, seolah bermimpipun adalah hal yang salah untuk anak itu.

Mereka tidak ada?

Mereka nyata...

Ini hanya mimpi?

Ini bukan mimpi...

"Naru-chan?" Ia mencoba untuk tetap tenang dan tersenyum pada ayahnya yang tampak semakin khawatir pada keadaannya. Ia mencoba meniup lilin itu, namun semuanya terasa memusingkan untuknya.

Ini...

"Mereka tidak pernah ada monster! Kau tidak pernah layak untuk mendapatkan keluarga seperti itu! Terimalah kenyataannya dan sadarlah!"

Sebuah tamparan segera menyadarkannya. Tidak ada rumah yang hangat, tidak ada orang-orang yang tersenyum padanya, tidak ada kue dan ramen untuknya di hari ulang tahunnya. Hanya ada orang-orang yang tersenyum dingin padanya, dengan tatapan tajam yang menusuk.

Pakaian baru yang dibelikan 'ayah'nyapun tampak berganti menjadi pakaian compang camping yang tampak lusuh dengan beberapa debu dan kotoran yang menempel.

Merasa kali ini perhatiannya benar-benar didapatkan dari anak itu, sekelompok orang itu hanya tertawa sinis sambil menatapnya.

"Ah, senang kau kembali pada kami lagi. Uzumaki Naruto."

End
.
.

(Delirium; de·li·ri·um /délirium/ n adalah  keadaan yang bersifat sementara dan biasanya terjadi secara mendadak, di mana penderita mengalami gangguan mental yang ditandai oleh ilusi, halusinasi, ketegangan otak, dan kegelisahan fisik. Biasanya terjadi pada orang yang sedang sakit.)
.


.

Uye, first commish buat Dark_Reason /O/ maaf Kushinanya ga bisa ditampilin ;_; ini MinaNaru aja--

Kalau puas jangan lupa tag 5 orang ya for payment...

Kalau ga ngerti alurnya, silahkan review aja nanti saya jelasin :")

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro