Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

Saikou no Present

.
.
.
.
.
.
.
.
Saikou no Present
Story © Nikishima_Kumiko

Kuroko no Basuke © Tadatoshi Fujimaki


▪▪▪▪▪▪

Aku berjalan menuju kelasku dengan gembira. Bagaimana tidak? Hari ini adalah ulang tahunku. Aku berharap saat aku bertemu dengan teman-teman mereka akan mengucapkan selamat. Sambil memasang headset di telingaku, aku bersenandung kecil.

Oh ya, aku lupa memperkenalkan diri. Namaku [Full name], hari ini adalah ulang tahunku yang ke 16. Aku sangat senang!

Terlebih lagi, saat memikirkan orang-orang akan mengucapkan selamat padaku. Orang-orang yang kumaksud adalah Akashi, Momoi, Aomine, Midorima, Riko-senpaiah... dan tentunya kuroko. Dulunya, aku juga manager di SMP Teikou sama seperti Momoi.

Walaupun sudah pasti Akashi dan yang lainnya tidak akan bertemu denganku pagi ini. Yah... aku satu sekolah dengan kuroko. Entah kenapa aku memilih sekolah yang sama dengannya. Padahal aku memilih sekolah ini karena Shun-nii mengajakku masuk di sekolah ini. Yap! Izuki Shun-nii adalah sepupuku.

"Oi [Name]!"

Panggil Shun-nii di telingaku. Lebih tepatnya berteriak. Aku langsung menerjangnya dengan pelukan lalu menatapnya.

"Shun-nii tau hari ini hari apa?"

Tanyaku dengan mata yang berbinar. Ia mengerjapkan matanya.

"Hari... rabu? Astaga! Aku lupa hari ini aku dipanggil Kirito-sensei! Aku pergi dulu ya~ ahaha~"

Ia melambaikan tangannya sambil tertawa garing dan berjalan pergi meninggalkanku. Apa-apaan itu? Terlihat mencurigakan...

Apa jangan-jangan... mereka berpura-pura tidak tahu kalau hari ini hari ulang tahunku dan berencana membuat pesta kejutan?

Aku menggelengkan kepalaku berusaha mengenyahkan pikiran-pikiran ini. Mana mungkin! Lalu saat hari ulang tahunku, Shun-nii langsung mengucapkan selamat dan saat malam harinya aku dan keluarga Shun-nii merayakannya bersama. Kenapa? Ah... karena aku tinggal dirumahnya semenjak orangtuaku pergi ke luar negeri untuk bekerja.

"[Name]-san," panggil seseorang bersurai biru dengan poker face-nya yang sudah berada di hadapanku.

Are?

Sejak kapan kuroko ada disana? Aku masih belum terbiasa dengan misdirection-nya itu.

"Ku-kuroko-kun? Sejak kapan kau disana? dan... ada apa?"

Aku berjalan mundur sedikit ketika menyadari keberadaannya. Ia menghela nafas. Sepertinya kesal? Entahlah. Aku tidak terlalu mengerti jalan pikirannya, walaupun sudah berteman dengannya sejak SMP.

"Baru saja. Dan [Name]-san, kelihatannya kau sedang memikirkan sesuatu. Memangnya ada apa?"

Tanyanya masih dengan poker face-nya. Kuharap si pemain bayangan ke-enam ini mengingat hari ulang tahunku.

Aku pun menatap penuh harap pada iris birunya.

"Kuroko-kun, Apa... kau tau hari ini hari apa?"

"Tentu saja ini hari rabu. Apa [Name]-san ada sesuatu yang penting pada hari ini?"

Kuroko... Jangan katakan kalau kau juga lupa hari ini. Argh! Sabar [Name], ini masih dua orang. Mungkin saja hanya dua orang yang lupa ulang tahunku. Hahaha tentu saja.

Aku menghela nafas kecewa. Aku membalikkan badanku. "Tidak ada... Aku pergi ke kelas dulu ya," ujarku lesu.

Aku melanjutkan langkahku yang tadinya terhenti menuju kelas, membuka pintu dengan sedikit kasar. Membuat beberapa pasang mata menatap aneh ke arahku. Aku hanya bisa tersenyum mengerikan. Mereka menegak ludahnya begitu merasakan aura yang mengeriakan dariku.

Tiba-tiba ponselku berbunyi. Jangan-jangan itu Momoi yang sedang mengirimiku pesan untuk memberi selamat ulang tahun padaku. Dengan cepat aku merogoh tasku lalu membuka ponselku.

'[Name],
Hari ini mantan anggota kiseki no sedai akan mengadakan acara reuni.
Tempatnya di mansionku.
Ketika pulang sekolah nanti datanglah.
Kau harus hadir.
Ini perintah.
Kalau kau tidak datang, kau tau akibatnya kan?

Akashi Seijuuro'

Aku melotot membaca pesan ini. Reuni? Di hari ulang tahunku? Dan... apa-apaan dengan emot gunting itu, huh? Apa mereka merencanakan sesuatu? Sudahlah. Aku pun membalas pesannya.

'Ya, Aku akan hadir.
Tapi, aku harus minta izin dulu dengan Riko-senpai.
Dan juga, karena waktunya setelah pulang sekolah...
Aku mungkin akan sedikit terlambat.
Soalnya aku berencana membeli sesuatu hari ini.
Hei. Apa kau ingat hari ini hari apa? xD

[Name]'


Aku menunggu beberapa menit. Dan akhirnya aku menerima-nya! Dengan harapan yang masih tersisa, aku membaca pesannya dengan mata berbinar.

'Aku tidak mau tau apa urusanmu. Dan soal pelatihmu aku sudah menanganinya.
Juga, hari ini adalah hari rabu sekaligus hari reuni mantan anggota kiseki no sedai.
Kau harus datang.
Tidak ada penolakan.

Akashi Seijuuro'


Aku menggenggam erat ponselku kesal. Bahkan sang tuan absolute saja tidak tau kalau hari ini adalah hari ulang tahunku?! Yang benar saja! Pertama Shun-nii. Kedua Kuroko! Dan yang ketiga Akashi!

Hancur sudah harapanku ketika mengetahui kalau si tuan absolute itu lupa hari ini adalah hari ulang tahunku.

Saiyaku da!

Pantas saja Midorima tadi mengirim pesan kalau [Your zodiac] berada di peringkat terbawah dan dia mengatakan kalau aku akan sial hari ini.

"Anoo... [Name]-san? Ada―"

"―Oh... Kuroko-kun? Gomen, aku lagi tidak mood untuk berbicara sekarang."

Aku langsung berjalan keluar kelas. Meninggalkan headset dan handphoneku di kelas tanpa mematikan lagu yang masih terputar di headset itu. Aku tidak peduli! Aku benar-benar kesal sekarang. Semuanya melupakan hari ulang tahunku!

Kenapa aku bisa semarah itu? Tentu saja! Hari ulang tahun adalah hari yang paling berharga sekali dalam setahun! Dan... Itu semua kacau hanya karena mereka melupakannya.

Bukan salah mereka sih jika mereka melupakannya. Tapi, itu benar-benar membuatku kesal.

Cih.

Aku... rasanya ingin bolos saja. Sudahlah, lebih baik aku ke kantin saja. Mungkin memakan sesuatu akan membuatku tenang. Setelah itu, aku akan membolos di atap.

▪▪▪▪▪▪


"Eh...? Ini... dimana? ...ngh"

Aku mengucek mataku. Retina mataku berusaha untuk menyesuaikan cahaya di hadapanku.

Langit mulai senja.

Yang berarti...


Aku ketiduran?!

Astaga ini jam berapa? Aku harus cepat ke mansion-nya Akashi. Kalau terlambat---aku akan diberi hukuman olehnya! Batinku menjerit tertahan, aku benar-benar membenci hari ini.

Aku berlari mengambil tasku dan juga handphoneku. Setelah itu aku membuka handphoneku dan melirik jamnya.

16.47

Aku berhenti. Sepertinya, ini akan terlambat. Juga, langit terlihat mendung. Apa Akashi akan menghukumku dengan gunting merahnya itu? Mengingat hal itu saja membuatku merinding. Lebih baik aku bergegas menuju mansion-nya.








Akhirnya sampai juga di mansion-nya. Walaupun dengan keadaan yang melelahkan sih...

Aku pun berjalan masuk mengetuk pintunya. Tak ada jawaban. Kemana para maid yang biasa menjawab? Dan juga mansion-nya terdengar sepi sekali.

Apa jangan-jangan mereka mengerjaiku?

Hm, tidak mungkin. Akashi bukanlah tipe orang yang seperti itu... 'kan?

Cklek.

"[Name], kau terlambat."

Suara bariton itu. Itu adalah suara dari mantan kapten tim basket Teiko. Tentu saja siapa lagi kalau bukan Akashi?

"Ehehe~ tadi aku ketiduran."

Aku berujar memberi alasan. Ia hanya menatapku dengan tatapan mengintimidasinya. Membuatku gugup sekaligus ketakutan.

Ia menghela nafas. "Baiklah, sebagai hukuman. Kau harus menutup matamu dengan kain ini dan berjalan mengikutiku," titahnya lalu memberiku kain hitam.

Aku menautkan alisku bingung.

"Kau menyuruhku berjalan mengikutimu dengan mata tertutup? Bagaimana caranya?"

Ia menatapku sekali lagi dengan tatapan mengintimidasinya. "Kau berani menentangku?"

Sontak saja aku menggelengkan kepalaku dengan cepat. Ok, siapa yang tidak takut dengan aura mencekamnya itu?

Aku lalu mengikat kain itu menutupi mataku. Dengan cepat ia menarik tanganku. Aku pun berusaha mensejajarkan kecepatanku dengannya.

Tiba-tiba ia berhenti dan melepaskan gennggamannya. Aku mencoba mencarinya dengan meraba-raba di sekitarku. Ia bahkan tidak bersuara sama sekali dan menghilang begitu saja.

"Sekarang kau boleh membukanya," ujar Akashi.

Aku membukanya lalu irisku membulat melihat pemandangan di depanku.

"Otanjoubi Omedetou! [Name]/cchi/chin~/chan/-san!"

Mereka, Kiseki no sedai memberi ucapan selamat ulang tahun padaku. Ternyata mereka tidak melupakannya ya.

"Kukira kalian melupakannya," ujarku sarkas. Melipat tanganku sambil menatap kesal mereka.

"Kau ini. Bukannya senang malah marah seperti itu. Ck, mendokusei~" sahut Aomine sambil mengacak surainya.

"Hee~? [Name]cchi marah ya-ssu?!" Kise mengeluarkan faketears--nya.

"Apa?! [Name]-chan tidak menyukainya~?!" Momoi ikut panik.

"Padahal aku sudah datang kesini. Bu-bukan berarti aku mau datang kesini. Aku hanya disuruh akashi saja nanodayo." Midorima menaikkan kacamatanya yang tidak melorot sama sekali.

"Eeh~? [Name]-chin tidak menyukainya~?" Murasakibara berkomentar dengan nada malasnya.

"Apa ini kurang mewah ya...?" umam Akashi sambil memasang pose berfikir. Aku yang mendengar gumaman rendah itu hanya bisa sweatdrop.

"Apa [Name]-san masih marah soal kami yang berpura-pura melupakan hari ulang tahunmu?" tanya Kuroko yang tiba-tiba muncul entah darimana.

Seketika tatapan kesal yang kuberikan pada mereka terpusat pada Kuroko. Bisa-bisanya ia berkata seperti itu dengan santainya.

"Aku hanya kesal pada mereka yang kutanya ini hari apa tapi pura-pura tidak tahu," kataku sinis sambil melirik Kuroko dan Akashi bergantian.

Mereka berdua yang merasa dilirik hanya bisa diam. Akashi menatapku dengan tatapan dinginnya, sepertinya ia tidak suka kutatap sinis seperti itu.

Tapi mau bagaimana lagi? Aku kesal dengannya. Kuroko dengan wajah flat-nya meminta maaf kepadaku.

Aku hanya tersenyum kecil dan mengangguk memaafkannya. Walaupun dalam hati aku tersenyum mengerikan.

Sepertinya yang benar-benar melupakan hari ulang tahunku adalah Shun-nii... Tunggu saja, saat hari ulang tahunnya aku akan membalasnya berkali-kali lipat.

"Ne, ne, mau lihat apa hadiahku untuk [Name]cchi?" tawar kise bersemangat. Ia pun memberikan kado berukuran sedang yang dibungkus kertas kado berwarna kuning dengan gambar gambar yang lucu.

"Eh? Kise-kun sampai memberiku hadiah? Tentu saja aku mau."

Aku membuka kado dari kise dan melihat isi hadiahnya dengan bersemangat.

Hah?

Dress, Loli, Pita dan alat make up?

Mau membuatku seperti sirkus ya? Ok, abaikan. Aku meliriknya yang sedang menyiapkan handphone-nya. Sepertinya untuk ber-selfie mengingat itu adalah hobinya selain berkaraoke. Walaupun suaranya Kise itu, yah... begitulah.

"Ayo [Name]cchi! Cobalah! Pasti kau akan sangat imut-ssu~"

"Err~ lain kali saja kise."

"Hee~?! Nande? Padahal aku ingin sekali melihatmu memakai itu-ssu..."

Aku pun mengabaikannya yang tengah pundung di pojokan. "Selanjutnya boleh aku melihat hadiah kalian?"

Mereka mengangguk menjawab pertanyaanku lalu memperlihatkan kado mereka masing-masing. Aku pun membuka satu per satu kado mereka.

Aomine memberiku setumpuk majalah nistanya. Aku memasang wajah WTF padanya.

"Aomine, aku tidak perlu yang seperti ini."

"Hah? Kalau kau tidak mau kuambil kembali saja. Sebenarnya aku lupa hari ini adalah hari ulang tahunmu. Jadi, aku mengambil majalah yang sudah pernah kubaca untuk dijadikan hadiahmu. Warui naa." Aomine menguap dengan malasnya.

Momoi mengeluarkan omelannya pada aomine. Akashi mendeathglare-nya. Kise hanya protes. Kuroko mulai menasehati aomine.

Aku mengeluarkan deathglare padanya. Dia memberiku majalah nista dan juga bekas?! oh good, lihat saja kau Ahomine.

Selanjutnya Momoi, kali ini dia normal. Beruntunglah aku. Ia memberiku setumpuk poster karakter anime yang kusukai.

Sekarang, Midorima.

"Waah! Boneka teddy-nya lucu!" ujarku senang ketika melihat boneka teddy berwarna merah muda yang memegang topi hitam kecil.

"I-itu lucky item-mu hari ini nanodayo. Bukan berarti aku peduli padamu atau apa."

'Dasar tsundere,' batinku melihat Midorima yang memalingkan wajahnya.

Lalu selanjutnya Murasakibara, ia memberiku snack. Kurasa, bolehlah untuk persiapan cemilanku di rumah. Selanjutnya Akashi. Ia memberiku---

"Kalung?"

"Kau tidak menyukainya? Kufikir kau akan senang."

Aku menggeleng membantah perkataannya. "Aku menyukainya. Hanya saja jarang sekali orang memberiku hadiah seperti ini selama 16 tahun. Hehe~" ujarku sambil nyengir kuda.

Ia menutup matanya pasrah mendengar perkataanku. Dan yang terakhir adalah kuroko.

"Light novel?! Kau benar-benar tahu apa yang kuinginkan Kuroko-kun!"

"Eh?" Semuanya menatap heran padaku. Mungkin heran dengan hadiah sederhana itu. Tapi, tetap saja aku menyukainya.

"Hehe~ tadinya aku berencana membeli light novel edisi terbaru karena mengira kalian lupa dengan ulang tahunku. Hitung-hitung hadiah ultahku." Aku hanya nyengir. Mereka menatapku dengan tatapan 'kasihan-sekali-kau'

"Syukurlah kalau [Name]-san menyukainya."

"Terima kasih minna! Aku akan sangat menyukai pemberian kalian. Kecuali Aomine," sinisku masih kesal sembari mendelik padanya.

"Oi! Jangan salahkan aku kalau aku tidak sempat membelikanmu hadiah," protesnya dan aku mengabaikannya lalu menatap yang lain.

"Sebenarnya walaupun kalian tidak memberiku hadiah aku sangat senang kok, kalau kalian mengingatnya. Hari ini... saikou no present da!" ujarku senang sambil tersenyum.









Di lain tempat...

"Kenapa [Name] belum pulang ya? padahal aku sudah menyiapkan pesta kejutan untuknya...," gumam Izuki sambil berjalan bolak-balik. Sedangkan adik-adik Izuki hanya bingung melihat kakaknya yang terus bolak-balik tanpa henti.

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro