Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

Regret

Regret
Kimetsu no Yaiba © Gotouge
Story © Nikishima Kumiko

Kamado Tanjiro x Ghost!Reader

.
.
.

Tanjiro menyesal.

Mengapa waktu itu ia mengizinkanmu untuk ikut dalam misi. Sekarang, ia tak dapat lagi melihat dirimu yang bermain bersama Nezuko, tak lagi mendengar suara tawamu, tak lagi mencium bau khas milikmu. Mereka bahkan tak bisa mendapatkan mayatmu. Sebenarnya, ke mana perginya jasadmu?

Andai saja, kau hanya bertugas untuk melindungi di tempat. Tak ikut bersama mereka, Tanjiro dapat memastikan kau berada di sisinya sekarang.

Mengerjap, rambut dengan [hair color] milikmu mulai terlihat di hadapannya. Sungguh ironi, ia bahkan sampai berhalusinasi berlebihan. Tanjiro menertawakan dirinya, lebih dari siapapun saat ini.

"Halo! Apa kau penghuni daerah sini?" tanyamu dengan girang.

"[Name]?"

Pemuda bermarga Kamado itu tersentak kaget. Ia pasti sudah gila karena melihat bayangan dirimu yang begitu nyata. Kepalanya ia gelengkan dengan cepat, berusaha menghilangkan sesuatu yang ia yakini sebagai halusinasi, namun sosok di hadapannya tak kunjung lenyap.

Alis milikmu tertaut, dahimu mengerut, bingung akan tingkah Tanjiro, "anoo ... kalau aku mengganggu, maaf ya. aku pergi saー"

Tangan Tanjiro berusaha mencengkram lenganmu, tapi, ia malah terjatuh. Tak bisa sama sekali untuk menyentuh dirimu.

"Ah, sudah kuduga, aku berhalusinasi lagi," gumam Tanjiro. Suaranya serak, nada dari perkataannya pun terdengar miris. Pemuda itu mulai bangkit, lalu menghela napas untuk yang kesekian kali. Saat kau ingin membalas, seseorang dengan suara cempreng yang familiar memanggil Tanjiro.

"Tanjiro! Apa kau melihat Nezuko-chan?!" tanya Zenitsu panik ketika mengetahui sang kekasih tak berada di peredarannya.

Tanjiro berdehem lalu terkekeh melihat tingkah Zenitsu, "Nezuko tadi pergi berbelanja ke kedai. Tenang, dia bersama Inosuke dan Aoi, kok."

Zenitsu menghela napas lega, sebelum ia pergi, Tanjiro melemparkan pertanyaan sembari menunjuk ke arahmu. Iris kemerahan itu menatap lekat dirimu.

"Ngomong-ngomong, Zenitsu. Apa kau melihat [Name] di sini?"

Pemuda dengan helai berwarna kuning itu tersentak kaget. Badannya gemetaran, dilihat dari segi manapun tentu saja Zenitsu mulai ketakutan. Ia adalah sosok yang nyalinya lemah, apalagi jika Tanjiro yang serius mulai membahas mengenai hantu dan Zenitsu sama sekali tak bisa melihatnya.

Zenitsu melangkahkan kaki, mundur sejenak, berusaha menjauhi Tanjiro. Suaranya bergetar hebat kemudian ia berteriak dengan heboh, "UWAAAH! TANJIRO, KALAU KAU MELIHAT [NAME]-CHAN BERARTI ARWAHNYA ADA DI SINI?! APA IA INGIN BALAS DENDAM KARENA AKU JADIAN DENGAN NEZUKO-CHAN?!"

Tanjiro segera memukul kepala Zenitsu tanpa segan. Ia marah karena pemuda itu malah bercanda di saat seperti ini. Zenitsu mulai menangis terisak, mengaduh kesakitan, mengapa ia malah memukul Zenitsu padahal lelaki itu tak bersalah sama sekali? Pemuda tersebut kan hanya mencoba menghibur temannya yang tengah berhalusinasi berlebihan.

Berarti memang benar, [Name] telah menjadi arwah penasaran, bukan sebagai demon. Entah mengapa, hal ini tak membuat Tanjiro merasa lega sama sekali.

"Hah? Di antara semua orang yang tidak bisa melihatku, dia yang paling menyebalkan," gerutumu tak suka. Namun sedikit terkekeh, karena merasa familiar.

Hanya Tanjiro yang bisa melihat sosokmu dan ini memang dirimu. Tapi, kenapa kau terlihat seperti sama sekali tak mengenalnya? Apakah ini karma karena telah membiarkanmu mati? Namun, bagaimana dengan yang lain?

"Zenitsu, sebaiknya kau pergi saja dari sini."

"Jahat! Kau mengusirku?!"

"Bukan, kan katanya kau takut hantu. Bisa jadi [Name] makin dendam karena melihatmu yang berisik seperti ini."

Pemuda berambut hitam kemerahan itu memasang wajah sedih. Zenitsu menegak salivanya lalu kabur dari ruangan yang kalian tempati dengan cepat. Kau tertawa melihat gelagat sang pemuda berhelai rambut kuning tersebut. Sesekali, irismu melirik ke arah Tanjiro, "uhm, Tanjiro, ya? Terima kasih."

"Kenapa kau berbicara seperti tidak mengenalku, [Name]?" tanya Tanjiro dengan wajah sedih.

Melihat ekspresi pemuda tersebut yang muram, kau mengelus kepalanya dengan lembutーwalau tembus pandang. Jujur saja, kau sama sekali tidak memiliki memori mengenai kehidupanmu. Namun, sepertinya kau datang di tempat yang tempat. Karena pemuda bernama Kamado Tanjiro ini adalah salah satu sosok dari sekian banyak yang memiliki memori tentangnmu.

"Haha, mungkin karena aku sudah mati jadi tidak mengingat apapun," ujarmu terkekeh.

Tanjiro menjambak rambutnya sendiri, merasa frustasi, "maaf. Kau mati karena aku tidak bisa menjagamu. Aku sangat menyesal, [Name]. Kalau kau ingin balas dendamー"

Sontak saja, kau menepuk kedua pipi Tanjiro dengan keras. Membuat pemuda itu tersentak kaget akan tindakanmu, entah bagaimana bisa namun kau dapat menyentuhnya. Raut wajahmu mulai memerah, meskipun tak menampakkan semburat-semburat halus. Kau mendekatkan diri, menatapnya dengan seksama, "mana mungkin aku mau balas dendam dengan orang sebaik dirimu! Walaupun tak ingat sama sekali, tapi aku tahu kalau Tanjiro-san itu orang yang hangat!"

.

"Mana mungkin orang sebaik Tanjiro-san berbohong mengenai adiknya, semua harus mempercayainya! Aku yakin Nezuko-chan belum memakan satu manusia, pun!"

"Tanjiro-san, semangat dalam latihannya! Hehe."

"Aku yakin kita bisa menemukan cara agar Nezuko-chan kembali menjadi manusia lagi. Jangan putus asa, Tanjiro-san."

"Terima kasih, Tanjiro-san ... sekarang aku bisa tenang sebelum pergi. Ah! Maksudkuーberhati-hatilah, jangan sampai mati, lho! Kalau kau mati atau menyalahkan dirimu atas segalanya, aku akan menemuimu dan memberi tamparan!"

.

Sekelebat ingatan mengenai dirimu kembali memenuhi kepala Tanjiro. Ia menunduk, genangan air mata mulai memenuhi kelopaknya, tangan Tanjiro ia gunakan untuk menutupi wajahnya sendiri. Kau menatap kedua iris tersebutーdi mana salah satu matanya telah buta akibat pertempuran.

"Oh, ini, bunga wisteria. Aku akan meninggalkannya di sini, jangan mengatakan sesuatu mengenai menyesal lagi, ya!"

Tanjiro mengangguk, kemudian rasa kantuk mulai mengampiri ia. Sedikit demi sedikit, kelopak mata pemuda itu mulai menutup perlahan. Meninggalkan dirinya yang tertidur di atas tatami, bersama dengan bunga wisteria berwarna ungu di pelukannya.

.
.
.

"T-Tanjiro? Kenapa kau tidur di sini?" tanya Kanao sembari memasang ekspresi khawatir.

Pemuda bermarga Kamado tersebut mengerjap, segera ia bangkit lalu menoleh ke kanan dan ke kiri. Gadis berambut hitam yang dikuncir samping tersebut, menatap keheranan akan tingkah Tanjiro yang tak biasanya.

Tanjiro, memijat pelipisnya. Ia melirik Kanao dengan raut kelelahan. Seolah baru saja bertemu sesuatu yang menguras energi, "oh ... maaf, Kanao, aku bermimpi ..."

Kanao diam, lalu mengambil tempat di samping Tanjiro.  Fokusnya berada pada sebuah bunga berwarna ungu yang digenggam erat oleh pemuda tersebut. Ia mengira, mungkin saja Tanjiro masih merasa trauma atau ketakutan.

"Itu ..."

"Ini? Eh? Wisteria? M-mengapa ada di sini?!"

Pemuda itu segera bangkit dan berdiri, ia lalu berlari ke luar, meninggalkan Kanao yang hanya tersenyum tipis melihat tingkahnya. Tanjiro masih melangkahkan kakinya, menuju suatu tempat. Ia sekarang ini berada di tempat yang dipenuhi oleh tanaman wisteria.

Meskipun tak menemukan mayatmu, setidaknya Tanjiro tahu, bahwa kau selalu berada di dekat bunga ini.

"[Name]! Terima kasih!"

Benar, Tanjiro telah disemangati oleh semuanya. Ia tak boleh terus-terusan bersedih dan merasa menyesal. Daripada itu, lebih baik jika ia mengingat keberadaanmu dengan baik, mendoakan serta berusaha agar kedamaian ini terus berlanjut.

.
.
.

[END]

 
 
 
 

[A/N]

halo, lama tak jumpa semua! www di book ini, tapi.
sebenarnya fanfic ini idenya udah dapat (dan udah diketik beberapa) pas KnY tamat, namun baru bisa selesain sampai hari ini :')

terima kasih banyak yang masih mampir ke book berdebu ini, haha. kalau misalnya ada yang mau ngobrol atau tanya-tanya gimana atau mau temenan, bisa ke dmku. aku jarang ngecek komen soalnya. tenang, aku ga gigit kok, wwww!
kalau soal request, aku tergantung. biasanya aku random milih, tapi kalau mau request (usahakan chara di fandom yang kutempati plus udah disertakan dengan promptnya). aaa aku udah kelas akhir juga sih, jadi udah ga terlalu ngasih perhatian ke nulis.

oh, tapi aku mulai fokus sama orific. jadi kalau mau mampir baca orific-ku, bisa cek akunku yang satu yaaa! yang raveneiry

thanks so much! (。>﹏<。)♡

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro