Menyatakan Perasaan [KnB]
What If : Menyatakan Perasaan
Kuroko no Basuke © Tadatoshi Fujimaki
Story © Nikishima_Kumiko
Akashi Seijuuro
Kau terkekeh pelan menanggapi candaan teman-temanmu, sampai mereka tiba-tiba berhenti. Membuatmu kebingungan dan membalikkan badanmu ketika mereka menunjuk sesuatu di belakangmu.
Disana, sosok bersurai merah itu tengah menatap tajam dirimu, "[Name] ke ruang osis sekarang juga."
Dan kau pun hanya bisa diam menuruti perintah Akashi, mengekorinya dan masuk ke ruang OSIS―sesuai dengan perintahnya.
Akashi menatap tajam dirimu, membuatmu menegak saliva sendiri karena gugup. Kau mulai mengingat-ingat kesalahan apa yang pernah kau buat sampai-sampai Akashi menatapmu dengan tatapan menusuk.
"[Name] aku menyukaimu dan kau harus jadi pacarku. Ini mutlak." Akashi berujar, meminta atau lebih tepatnya menyuruhmu untuk berpacaran dengannya. Kau melongo, menatap tidak percaya.
"Ta-tapi Akashi-kun...," protesmu yang belum sempat terselesaikan karena bantahan cepat dari Akashi.
"Tidak ada penolakan. Aku itu absolute," ujarnya menatap tajam dirimu, kemudian pergi meninggalkan ruang OSIS beserta dirimu yang sedang cengo di tempat.
Kise Ryouta
"[Name]cchi... aku..." Kise menggantungkan perkataannya. Membuatmu menatap tanya padanya.
"Ya?"
Melihat wajahmu yang―menurut Kise itu manis, segera saia ia menutup wajahnya dan memalingkan wajahnya. Bisa-bisa ia kena diabetes nantinya.
"Aku... Aku menyukaimu-ssu!" ujar Kise dengan nada yang agak tinggi. Wajahmu ikut memerah. Terlihat jelas kalau kalian sedang menahan rasa malu.
"E-eh? Su-suka? Ta-tapi...," ucapmu terbata-bata ketika berbicara dengan Kise, menundukkan kepalamu sedikit dan merapikan anak rambutmu yang mulai terjatuh menutupi wajahmu.
"Apa kau mau jadi pacarku-ssu?" Tanya Kise blak-blakan.
"Uhm, bagaimana dengan fansmu?" Irismu sedikit melirik ke arah para fans Kise. Sepertinya kau sudah tahu kalau fans-nya sedang menguping pembicaraan kalian.
"Aku menyukaimu lebih dari fansku-ssu! Jadi, maukah kau menjadi pacarku-ssu?" tanya Kise sambil menatapmu penuh harap.
"Baiklah. Yoroshiku Ryouta-kun," jawabmu, memperlihatkan senyum manis.
Kise pun pingsan karena kesenangan. Sedangkan kau panik karenanya. Fans Kise? Jangan tanyakan, mereka hanya bisa meratapi nasib jomblo mereka.
Kuroko Tetsuya
"[Name]-san," panggil sebuah suara yang sangat kau kenal. Kau menoleh dan mendapati Kuroko yang memasang pokerface andalannya.
"Kuroko-kun?!" Kau mengerjapkan mata karena terkejut lalu mengusap dadamu, berusaha menenangkan diri. Hal seperti ini sudah biasa terjadi.
"Summisen. Tapi, bisakah aku berbicara denganmu sebentar?" tanyanya dengan wajah yang serius. Walaupun memang wajahnya selalu kelihatan serius tiap saat.
Kau mengangguk mengiyakan perkataannya.
"Ada apa Kuroko-kun?" tanyamu. Iris Kuroko menelusuri setiap sudut ruangan ini. Berharap tidak ada orang di kelas selain mereka berdua. Ia menghela nafas lega karena sesuai harapannya.
"Begini, sudah lama aku menyukaimu [Name]-san," ujar Kuroko yang mulai memberanikan diri. Kau mengerjapkan mata, menatapnya polos.
"Aku juga menyukaimu kok," jawabmu innocent.
"Maukah kau berpacaran denganku?" lanjut Kuroko.
"Eh? Pacaran? Etto... ku dengar kau pacaran dengan Momoi-san ya?" Kau memiringkan kepala, manautkan alis dan menatapnya. Kuroko menggeleng pelan.
"Tidak. Dia hanya temanku saja."
"Oh, baiklah! Aku akan pacaran denganmu," ujarmu riang.
Kalian berdua pun pulang bersama. Karena awalnya Kuroko ingin mengantar pulang dirimu. Dan kau pun menyetujui permintaan kuroko.
"Kuroko-kun.... pacaran itu seperti apa ya?" Tanyamu di perjalanan menuju rumah.
Seketika Kuroko hanya diam tak mampu menjawab saking shocknya.
Aomine Daiki
"Dai-chan! Aku tau kalau kau menyukai [Name]-chan! Cepat katakan perasaanmu padanya!" ujar Momoi kesal. Ia berkacak pinggang melihat Aomine yang sedang tidur-tiduran.
"Hah?! Aku memang menyukainya. Tapi, aku menunggunya untuk―"
Bugh!
"―itte! Apa yang kau lakukan teme?" Aomine mengelus-elus kepalanya yang menjadi korban pemukulan Momoi. Perempatan imaginer telah muncul di dahi Momoi
"Hentikan pikiran mesummu itu Dai-chan!" bentaknya.
"Anoo...," sahutmu menyela pertengkaran mereka.
Mereka berdua diam dan menoleh ke arah sumber suara. Mereka mendapatimu yang sedang berdiri dengan polosnya.
"Uwaah?! [Name]-chan?!" Momoi menatap terkejut ke arahmu yang tiba-tiba muncul.
"Momoi-san. Aku melihat sebuah majalah jatuh dari bawah. Dan... hanya kalian orang yang berada di atap. Apa ini punya kalian?" tanyamu sambil menyodorkan sebuah majalah ber-cover Mai-chan.
"Gyaaa?! Kenapa bisa ada di tanganmu?!" Momoi berteriak histeris lalu mengambil majalah itu lalu melempar jauh-jauh majalah itu.
Aomine hendak protes tentang majalah Mai-channya dibuang. Mendapati timing yang pas, Momoi tersenyum.
"Dai-chan! Ayo cepat!" seru Momoi.
"Ck! Iya-iya. [Name], aku menyukaimu. Kau mau jadi pacarku atau tidak?" tanya Aomine yang keliatan seperti tidak niat untuk menyatakan perasaannya padamu.
(y/n) mengerjapkan matanya terkejut.
"Pacaran? Err... aku tidak tau tentang pacaran sih. Tapi baiklah," ujarmu sambil tersenyum innocent.
Melihat adegan itu, sontak saja Momoi memukul kepala Aomine--lagi. Dan sore itu berakhir dengan Momoi yang selalu meneriakkan kalimat 'Apa-apaan itu?!' pada Aomine.
Midorima Shintarou
Takao sedari tadi tertawa terbahak-bahak melihat wajah Midorima.
"Aku pergi dulu ya~ lovebirds~" ujarnya sambil melambaikan tangan meninggalkan kau dan Midorima berdua.
"Jadi, apa yang ingin kau bicarakan Midorima-kun?" tanyamu.
"Begini, ehem. Aku... aku... menyu―membencimu nanodayo," ujarnya sambil memalingkan wajahnya, menaikkan kacamatanya yang tidak melorot sama sekali.
Kau menghela nafas sedih. Sepertinya kau paham dengan perkataan Midorima.
"Aku mau kau... menjadi―mak-maksudku menjauh dariku nodayo!" Ujarnya.
Kau menundukkan kepalanya. Salah paham.
"Begitu ya... aku pergi dulu ya Midorima-kun." pamitmu lalu membalikkan badan, meninggalkan Midorima sendirian. Segera saja, Midorima menarik tanganmu.
"Dengar ya nanodayo. Aku hanya mengatakannya sekali...."
"Aku menyukaimu bodoh, jadilah pacarku," ujarnya dengan wajah yang serius. Bersamaan dengan berakhirnya perkataan itu, wajahmu memerah.
"B-baiklah aku terima, a-aku pulang dulu. Ada urusan," ujarmu berusaha menyembunyikan rona merah di pipimu.
"Huh, tsundere-mu itu membawa malapetaka ya? Pantas saja Cancer hari ini mendapat urutan terakhir," sahut Takao yang ternyata menguping pembicaraan mereka berdua.
"Diam Bakao!" bentak Midorima. Sedangkan Takao hanya tertawa lepas melihat ekspresinya
Murasakibara Atsushi
"[Name]-chin~ hari ini aku mendapat persediaan snack lebih dari Muro-chin. Apa kau mau~?" tawar Murasakibara. Kau tersenyum canggung, menatapnya.
"Eh? Apa tidak apa-apa Murasakibara-kun?" Tanyamu.
Murasakibara mengangguk.
"Aku ambil satu saja," ucapmu sambil tersenyum. Kalian pun memakan snack itu bersama-sama.
"Ne, apa kau mau jadi pacarku~?" tanya Murasakibara di sela-sela makannya.
Seketika wajahmu memerah. "Pa-pacar? Err, baiklah." ujarmu setuju, menundukkan kepala malu. Mencoba menyembunyikan rona merah di pipimu.
"Baiklah... mulai hari ini [Name]-chin adalah snack buddies ku~" ujar Murasakibara yang sepertinya tidak sadar akan rona merah di wajahmu.
Dan hari ini berakhir dengan kalian berdua yang memakan snack bersama. Walaupun Murasakibara yang lebih banyak menghabiskannya.
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro