Childish Kareshi
Childish Kareshi
Sakamaki Shuu x Childish!Reader x Various
Diabolik Lovers © rejet
Story © Nikishima_Kumiko
.
.
.
Kau menghentakkan kakimu kesal, pasalnya, si Sakamaki itu, alias pacarmu, baru saja mengusirmu dari ruang musik. Mengklaim bahwa ruangan itu adalah tempatnya―walaupun itu memang benar.
Tapi hei, salahkah jika aku hanya ingin bermain piano disana?
Dan sekali lagi, kau hanya bisa menghentakkan kakimu kesal, sampai seorang gadis muncul di sampingmu. Menatapmu dengan tatapan tanya. Siapa lagi kalau bukan Yui? Gadis yang tinggal di kediaman Sakamaki bersaudara itu telah menjadi teman sekaligus ibumu.
Kalian bingung kenapa Yui tiba-tiba menjadi ibu? Itu karena―
"HUEEE YUIII! AKU DIUSIR LAGI!"
Kau langsung mengadu pada Yui dan memeluknya. Yui hanya bisa tersenyum lalu mengelus pucuk kepalamu. Lihat kan? Kalian berdua seperti ibu dan anak.
"Memangnya ada apa lagi [Name]-chan?" tanyanya prihatin. Kau mengembungkan pipimu kesal lalu mengeluarkan segala uneg-uneg milikmu yang kau tahan semenjak si Sakamaki tertua itu mengusirmu.
"Padahal sebelumnya ia tidak pernah seperti itu, akhir-akhir ini saja dia sering mengusirku... lalu―"
Puk.
"Oi chicinasi! Buatkan aku takoyaki!" titah Ayato yang baru saja datang dan langsung menepuk kepala Yui. Yui yang memang pada dasarnya harus menuruti kemauan Ayato, terpaksa meninggalkanmu dan pergi bersama Ayato.
"Maaf yah [Name]-chan, aku tinggal sebentar."
"Heh ingat ya [Last Name], Yui itu hanya milik ore-sama seorang."
Kau facepalm mendengarnya, merasa kalau Ayato berkata kau akan merebut Yui darinya. Sebelum benar-benar meninggalkanmu, kau merengek berusaha untuk menariknya.
"Huee! Yui!" rengekmu, tak mau jika Yui meninggalkanmu.
Namun sudah terlanjur karena sosok mereka berdua telah menghilang di koridor sekolah. Karena kesal, kau pun pergi ke atap sambil membawa manisan.
"Uh, Ayato jahat! Yui jahat! dan... SHUU PALING JAHAAT!" teriakmu dari atas atap, tak memperdulikan siswa-siswi yang sudah menatap aneh kelakuanmu.
Setelah berteriak, kau langsung mengemut permen. Tak menyadari kalau ada pemuda yang memakai topi. Kau melirik sejenak untuk mengetahui siapa sosok itu.
"Raito? Kenapa kau ada disini?" tanyamu.
"Hm~? Apa kau lupa kalau ini adalah tempatku~ [Name]-chan~?"
"Meh, tempatku tempatku tempatku. Aku muak. Tadi Shuu bilang seperti itu juga. Hahaha, padahal ini sekolah tapi kalian memonopolinya. Kau mau mengusirku juga hah?―hiks."
"E-eh~? Kenapa kau menangis?"
Raito panik. Pasalnya kau tiba-tiba menangis dan yang ada di dekatmu itu adalah dia, Raito takut jika nanti dia disalahkan karena sudah membuatmu menangis, padahal itu bukan salahnya.
Apalagi kalau sang pacar sudah da―
"[Name]? ...Raito, kau membuatnya menangis huh?" tanya Shuu yang tiba-tiba datang.
Tuh kan, baru dibilang juga apa. Raito tersenyum kesal, bukan salahnya tapi disalahkan. Oh bagus sekali nasibnya.
"Dia tadi mengoceh soal tempat. Habis itu mena―"
"ITU KARENA SHUU MENGUSIRKU DAN KAU JUGA MAU MENGUSIRKU!" Kau berteriak. Sifat kekanakanmu mulai keluar lagi.
Raito sweatdrop begitu pula dengan Shuu. Tak ingin mengganggu suasana kalian, Raito pun meninggalkan atap--untuk kali ini saja ia berbaik hati dengan kakaknya itu.
Shuu, masih memasang wajah yang sama. Dengan cepat, ia mengelus kepalamu lalu mendekapmu ke dalam pelukannya. "Maaf, lain kali aku tidak akan mengusirmu. Yah..., aku mengusirmu karena sedang membuat sesuatu."
"Huh? Membuat sesuatu?"
Shuu tersenyum tipis lalu mengeluarkan note lagu, "Hadiah untuk pacar kekanakanku."
"Huh, aku tidak kekanakan!" protesmu.
"T-tapi... terimakasih Shuu." Kau tersenyum begitu pula Shuu yang tertawa kecil.
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro