Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

Chance [Karma's Ending]

Chance [Karma's Ending]
Karma x Reader x Asano

Story © Nikishima_Kumiko

Ansatsu Kyoushitsu © Yusei Matsu

Warning! OOC, alur yang tidak jelas dll.

.
.
.
.
.
.
.
.

Kau terbangun, irismu berusaha untuk menyesuaikan dengan sekitarmu. Pertanyaan pertama yang melintas di benakmu adalah, ini dimana? Kau tidak mengingat apapun kecuali namamu. Apa yang terjadi sebelumnya, kau tidak mengingatnya.

"Hee~ kau sudah bangun rupanya," ujar seorang pria bersurai merah masuk ke ruanganmu. Kau menatapnya, merasa familiar dengan sosok itu. Entah kenapa, kau juga merasa aneh dengan dadamu.

"G-gomen, kau siapa?"

Sedikit terkejut, tapi tetap berusaha mempertahankan seringainya, "Akabane Karma, kau bisa memanggilku Karma. Yoroshiku [Name]-chan~"

"Eh? Kau tau namaku?"

"Hm~? Jadi kau ingat namamu ya?"

Kau mengangguk pelan lalu menyembunyikan wajahmu di balik selimut. Karma berjalan mendekatimu, menatapmu dengan seksama karna merasa curiga jikalau sikapmu hanyalah akting semata. Namun, dugaannya salah. Ia dapat tau dengan jelas bahwa kau sedang tidak berbohong soal ingatan ataupun sejenisnya.

Keheningan terjadi, cukup lama Karma menatapmu dan tiba-tiba ia merasakan pipinya memanas. Hingga sebuah suara menginterupsi keheningan kalian.

"Akabane? Apa yang kau lakukan disini?" sahut sebuah suara yang diiringi dengan nada tak suka. Bersamaan dengan terdengarnya suara itu, muncullah seorang pria yang tak kau kenal--walaupun kau merasa familiar dengannya--dari balik pintu.

"Hee~ apa salah jika aku mengunjungi temanku Asano-kun?"

Yah, Asano Gakushuu sedang menatap kalian dengan tatapan tak suka―ah, lebih tepatnya menatap Akabane Karma dengan tatapan tak suka. Tetapi terlihat di matamu hanyalah tatapan mengintimidasi serta sebuah fake smile dari Asano.

"Heh, tidak ada yang salah dari hal itu."

"Baguslah kalau begitu. Jaa~ aku pulang duluan, ada janji dengan Manami-chan."

Setelah mengatakan hal itu, Karma keluar dari ruanganmu dan tersisa hanya kalian berdua saja. Kau menatapnya sambil membuka suara dengan ragu.

"A-anoo... Dia itu―"

"Dia hanya teman seke―tunggu..."

Asano berjalan mendekatimu lalu menatapmu, wajah kalian hanya berjarak sekitar 6 cm. Irisnya menatapmu lekat. Beberapa saat kemudian, dia mendesah pelan.

"Apa kau lupa denganku juga?" tanyanya.

Entah kenapa kau merasa risih dengan tatapan yang bisa dibilang berharap itu. Namun mau bagaimana lagi, kau tidak ingat apa-apa serta tidak tau apa pun selain namamu. Terpaksa, kau mengangguk mengiyakan pertanyaannya. Ia pun menjauhkan wajahnya, irisnya tampak sedikit redup saat mengetahui jawabannya.

"Hhh, begitu ya."

"T-tapi, aku hanya ingat namaku..."

Tidak ada jawaban dari Asano. Keheningan kembali menguasai kalian. Sampai Asano memecah keheningan ini karna melihatmu yang tidak nyaman dengan keadaan.

"Asano Gakushuu. Terserah kau mau memanggiku apa. Yoroshiku," ujarnya sambil tersenyum ramah.

"Aah, Asano ya...," jawabmu sambil tersenyum kecil. Lalu kau tidak bertanya lagi. Yang ada di pikiranmu sekarang hanyalah seorang pemuda bersurai merah yang tak lain adalah Akabane Karma.

.
.
.
.
.
.

Seminggu setelah kau sadar atau yang biasa kita sebut siuman, mantan anak-anak E-gumi menjengukmu. Yah, kau masih berada di rumah sakit dan belum diperbolehkan untuk keluar. Kau tidak mengingat nama mereka namun merasa familiar. Tentu saja, karna mereka adalah orang yang pernah menjadi teman-temanmu.

"[Name]-chan! Kapan kau akan keluar?" tanya Maehara yang kepo.

Kau hanya terkekeh pelan sebagai responnya. Yang lain merasa terkejut ketika melihatmu yang tertawa dengan mudah itu. Well, kesanmu di mata mereka adalah dingin serta sinis. Siapa yang tidak akan terkejut ketika melihat perubahanmu yang seperti ini?

"Ntahlah, aku juga tidak tau etto..." Kau menggantungkan kalimatmu sampai Karma berbisik di telingamu, memasang seringai jahil.

"Menhera-kun?"

"Maehara! Maehara da yo [Name]-chan! Siapa yang bilang namaku Menhera hah?!" seru Maehara tidak terima. Dengan polos, kau menunjuk Karma yang sedang tertawa dan memasang wajah tak bersalah.

"Aku hanya bercanda kok, Menhera-kun. Hahaha~"

Maehara hanya bisa mendengus pelan, sedangkan yang lain hanya bisa facepalm melihat kelakuan Karma yang jahil itu.

"Sou iie ba, kudengar Asano-kun sering kesini. Apa itu benar?" tanya Nagisa.

"Ah, uhm, itu benar Nagisa-kun. Dia selalu menjengukku kesini bahkan membawakan apa yang kumau ehe," ujarmu dengan wajah yang kelewat senang. Dan sekali lagi yang lain hanya bisa sweatdrop melihat perubahan sifatmu yang sangat drastis itu.

"[Name], kau berubah ya," gumam Hayami pelan.

Kau memiringkan kepalamu, menatap bingung padanya. Sedangkan Hayami hanya menutup mulutnya lalu memalingkan wajahnya.

"Tidak, bukan apa-apa."

Dan setelah itu, kau pun berbincang-bincang bersama teman-temanmu tanpa menyadari iris Karma yang selalu menatapmu lekat dan juga sosok Asano yang hanya bisa bersender di dinding sambil mendengar percakapanmu bersama teman-temanmu, merasa tidak bisa menginterupsi suasana yang terdengar nyaman itu.

.
.
.
.
.
.

Akhirnya, tiba waktu kau keluar dari rumah sakit. Hei, coba lihat, betapa bahagianya engkau saat mendengar kabar ini. Asano pun turut senang, namun wajahnya terlihat sama saja. Namun, suasana hati Asano dikacaukan oleh kedatangan makhluk merah yang asalnya entah berantah darimana.

Karma, ia datang untuk menengokmu, bersama dengan pacarnya, Okuda Manami. Awalnya, kau merasa aneh dengan dadamu ketika melihat pasangan itu. Tapi, kau berusaha menyangkalnya dengan alasan yah... belum mempunyai pacar.

"Yo! [Name]-chan!" sapanya. Disampingnya, Okuda membungkuk hormat sebagai salam sapa.

"Konnichiwa, [L-last Name]-san,"

Asano mendelik tidak suka, lalu tersenyum dengan senyuman yang 'sangat ramah' itu. Kau balas tersenyum dan tidak menyadari aura di sebelahmu yang telah berubah. Tiba-tiba, di belakang Okuda, muncul gadis kecil bersurai biru seperti Nagisa. Terlihat kalau ia sedang malu dan menatapmu dengan tatapan yang memelas.

"Eh? Siapa dia Okuda-san?" tanyamu penasaran.

"Dia sepupunya Karma-kun," jawab Okuda sambil mengelus kepala Kumiko. Kumiko hanya mengembungkan pipinya, masih menatapmu dengan sfx : jiii. Kau menegak ludahmu dan menatap Asano.

"Sebenarnya, aku kesini bukan hanya untuk menjengukmu, tetapi aku kesini sekaligus ingin minta maaf [Name]-chan," ujar Karma sambil menggaruk tengkuknya yang tidak gatal. Kau mengerutkan dahimu, menatapnya dengan tatapan yang bingung. Aneh, tidak biasanya Karma seperti ini, pikirmu.

"Kumi-chan, cepatlah."

"U-uhh..."


Jiii~

Kumiko masih menatapmu, kau hanya mengerjapkan matamu, bingung dengan tingkah gadis kecil di hadapanmu ini.

"A-aku minta maaf... sekaligus terimakasih karna telah menolongku..."

Gadis itu menundukkan kepalanya lalu setelah mengatakan hal itu, ia bersembunyi kembali di belakang Okuda. Asano yang mendengar perkataan Kumiko, segera saja menahan amarahnya. Yah, mau bagaimana lagi, gadis ini lah yang menyebabkan dirimu lupa ingatan, namun Asano masih memakluminya karna Kumiko masih kecil.

"Ah, tidak apa-apa uhm... Kumi-chan?"

"Sankyuu onee-chan!"

Kau hanya tersenyum lalu berjalan mendekatinya dan mengelus kepala gadis itu. Tak menyadari jika kedua pemuda berbeda surai itu, tengah menatapmu dengan tatapan yang melembut.

"Ah, benar juga. Ne, [Name]-chan, mau pergi ke suatu tempat?" ajak Karma yang mulai melupakan kehadiran Okuda disana.

"Eh? Kemana?"

Karma hanya menyeringai dan menarik tanganmu, berlari pergi meninggalkan ketiga orang yang sedang menatap kepergian mereka. Tentu saja, Karma menitipkan Kumiko pada Okuda dan juga Asano dengan seenak jidatnya.

.
.
.
.
.
.
.


Hari ini adalah ultah Kumiko. Darimana kau mengetahuinya? Tentu saja dari Karma yang menelfonmu saat pagi-pagi buta. Dan karena merasa tidak enak jika tidak mengajak Asano, kau pun berakhir dengan mengajak pemuda bersurau strawberry blonde itu.

Dan disinilah kalian berdua sekarang, berada di pesta ulang tahun yang diadakan di rumah Karma. Dan sejak tadi, perasaanmu benar-benar gelisah. Entah kenapa, saat irismu mendapati pasangan itu, matamu terasa panas. Siapa lagi kalau bukan Karma dan Okuda?

Bayangkan saja, mereka berdua bermesra-ria di pesta anak-anak.

"KENN! AKU BUTUH KENN! ATAU GA BERIKAN AKU ONOKEN!" teriak Kumiko saat Maehara, Okajima dan Rio mengerjainya dan berusaha untuk minta maaf karna gadis itu tangisan gadis itu pecah.

Dan siapa sangka kalau gadis itu meminta untuk dibawakan seiyuu terkenal di jepang sebagai permintaan maaf dari mereka bertiga? Beruntung suara gadis itu meleburkan lamunanmu.

"Ah, Kumi-chan, apa kau mau jalan-jalan? Seingatku di dekat sungai ada toko Cheesecake yang baru dibu―"

"Cheesecake?! Mau! Aku ikut!"

Gadis itu langsung berlari dan memelukmu, menjulurkan lidahnya kepada mereka bertiga, membuat ketiga orang itu yang mendesah pelan. Sebelum berangkat, Karma menawarkan diri untuk mengantar kalian, begitu pula Asano. Sempat terjadi perdebatan. Namun berakhir dengan Kumiko yang memilih Karma untuk mengantarnya bersamamu.

Dan disinilah kalian bertiga, sedang makan Cheesecake di toko yang baru buka di dekat sungai tempat kejadian itu. Karna pada dasarnya, kau kupa ingatan, kau tidak ingat apa-apa atas kejadian itu.

"Hm, ne [Name]-chan, apa kau benar-benar tidak mengingat apapun?" tanya Karma, memecah keheningan diantara kalian bertiga. Kau menegak ludahmu, takut jika Karma merasa kecewa atas jawabanmu, membuatmu menunduk pelan.

"Gomennasai, aku tidak ingat..."

Karma menghela nafas, lalu mengulas senyum. Mengacak suraimu dengan lembut, "Kalau kau mengingatnya, tolong maafkan aku."

Kau yang pada dasarnya tidak tau apapun, hanya bisa mengangguk. Untuk sementara, kalian berdua mengabaikan kehadiran gadis kecil itu dan gadis itu juga mengabaikan kehadiran kalian karena sibuk dengan Cheesecake-nya.

"Err... Kumi-chan?" panggilmu.

"Hm? Uchuu~?"

"Eh? Uchuu...?"

"Abaikan. Dia punya sindrom chuunibyou," ujar Karma malas sambil menyeruput susu stroberi miliknya. Kau hanya bisa mengiyakan perkataan Karma saja.

"Anoo... Akaba―"

"[Last Name]. Mari pulang."

Sosok strawberry blonde itu muncul, menatap kalian dengan tatapan tajam. Yah, Asano datang menyusul kalian. Tanpa persetujuanmu, ia langsung saja menarik tanganmu, namun terhalang oleh Karma yang juga menarik tanganmu.

"Hee~ chotto~ kami masih berbicara disini," sahut Karma dengan senyum sinis.

"[Last Name] sudah harus pulang."

"Hm~ memangnya kau siapanya ya~?"

Perdebatan terjadi, sampai mereka berdua menyuruhmu untuk memilih diantar mereka berdua. Kau yang ditanya seperti itu, merasa bingung. Sedangkan Kumiko, hanya mengabaikan kalian bertiga yang sedang terlibat konflik, sibuk dengan cheesecake-nya. Sampai...

"Kumi-chan! Bantu aku!" ujarmu yang tidak tahan lagi. Kumiko melirikmu, beserta Asano dan Karma pelan secara bergantian lalu menyeringai.

"Nee-chan, pulang saja. Soalnya Karma-nii ada janji dengan Okuda-nee."

Kau mengerjapkan matamu, tiba-tiba merasakan sesuatu yang aneh dalam dadamu. Kau pun mengulas senyum miris, lalu pulang bersama Asano. Karma yang mendengar jawaban Kumiko langsung saja menjitak kepala gadis itu,

"Kau! Aku tidak punya janji apa-apa dengan Manami-chan!" tegur Karma kesal.

Kumiko hanya menjulurkan lidahnya lalu beranjak dari kursinya. "Nii-chan gimana sih? Punya pacar Okuda-nee tapi lebih banyak menghabiskan waktu dengan [Name]-nee!"

Dan setelah mendengar perkataan itu, Karma merasa bimbang. "Kenapa aku merasa marah tadi?" gumamnya bingung.

.
.
.
.
.

Karma menghempaskan tubuhnya di kasur miliknya, menatap handphone-nya. Mendesah pelan lalu mengacak surainya, frustasi. Sambil terus menggumamkan kalimat apa yang baru saja kulakukan?

Yah, Okuda memutuskannya secara sepihak. Dia awalnya merasa tidak terima, dan terlibat pertengkaran yang cukup lama, sampai Okuda mendesah pelan dan pasrah lalu menutup panggilannya.

Sempat terlintas di benaknya untuk menelfonmu, tapi pikiran itu enyah begitu saja ketika mengingat semua perkataan yang pernah ia katakan padamu lalu.

"Karma-nii, tidak lama lagi waktunya makan malam lho~ Nii-san ga masak?"

"Kumi-chan, bisa kah kau beli makanan sendiri? Uangnya ambil saja di lemari," ujar Karma lalu berbalik membelakangi Kumiko yang sedang menggembungkan pipinya kesal. Akibat dari sang kakak sepupu yang mengabaikannya, maka sang adik itu dengan terpaksa harus membeli makanan di luar.

Dan tak sengaja, Kumiko bertemu denganmu yang juga sedang membeli makanan.

"Ah, nee-chan!"

"Kumi-chan? ...eh? Akabane-kun dimana?" tanyamu, irismu bergerak mencari sosok merah itu, namun nihil. Bahkan batang hidungnya pun tidak keliatan sama sekali.

"Cih, Baka-nii-san itu lagi patah hati," ujar Kumiko acuh. Kau hanya sweatdrop ria mendengar kata patah hati itu.

"Memangnya ada apa?"

"Oh, Karma-nii putus dengan Okuda-nee,"

Bagai disambar petir, kau terdiam. Mengerjapkan mata sambil berusaha merespon perkataan gadis bersurai baby blue itu. Tak butuh waktu lama, sampai kau membeo pelan, menanyakan hal yang sudah pasti itu.

"Putus? Tunggu―"

"Aku tidak tau detailnya bagaimana, yang jelas aku hanya tau kalau mereka putus. Oh, nee-chan, aku harus pulang, kalau tidak Uchuu akan menguasai perutku. Jaa!"

Bersamaan dengan perkataan itu, gadis kecil itu pergi meninggalkanmu yang masih bingung. Bertanya-tanya tentang alasan yang membuat mereka putus.

"Apa karena aku...?"

Dan berakhirlah pencarianmu dengan satu pemikiran yang masuk akal itu.

.
.
.
.
.
.

Dari beberapa hari yang lalu semenjak Karma dan Okuda putus, kau mencoba menjauhi mereka berdua. Terbersit rasa bersalah karena sudah berteman dengan Karma dan juga terbersit pemikiran bahwa kau lah yang mengacaukan hubungan mereka.

Dan dari beberapa hari yang lalu juga Karma selalu saja menelfon bahkan mencoba mendekatimu. Dan makin benar firasatmu, kalau kau lah yang mengacaukan hubungan mereka.

Kini, sang pemilik surai merah itu datang kembali, menyeringai dengan seringaian khas miliknya seperti biasanya.

"Akabane-kun, tolong jauhi aku."

"Hee~? Memangnya kenapa aku harus menjauhimu [Name]-chan~?"

"Karena―"

Kau terdiam, menundukkan kepalamu, suaramu tercekat, berusaha menyembunyikan air mata yang hampir saja keluar. Karma yang mengetahui hal itu hanya bisa memejamkan matanya sembari mengelus kepalamu.

"Aku dan Okuda putus bukan salahmu kok, aku memang masih menyukainya tapi Okuda berkata kalau ternyata aku lebih menyu―ah tidak, mencintaimu lagi."

"Maksudmu?"

"Begini, dulu, kita dijodohkan, kau menyukaiku tapi aku menyukai Manami-chan dan kami berdua berpacaran. Kau menyembunyikan perasaanmu, dan berusaha untuk tidak menggangguku, sementara aku... Haha, bodohnya aku tidak menyadari perasaanmu dan juga perasaanku sendiri. Dan ia juga tidak ingin jujur kalau dia tau akan perasaanku yang lebih besar padamu.

Aku mulai cemburu saat kau lebih sering bersama Asano-kun, dan Manami-chan, ia sadar akan hal itu, tapi dia masih tidak ingin mengatakannya. Dan karna tidak tahan dengan sikapku yang katanya mulai berubah, dia memutuskanku dan mengatakan semuanya. Ah~ dan soal perkataan yang lalu .. jika kau mengingatnya... A-aku minta maaf."

Karma memalingkan wajahnya dan menyembunyikan semburat tipis di wajahnya, kau tersenyum tipis dan mengangguk. Kau memang tidak mengingat kejadian sebelumnya, namun dilihat dari sikap Karma yang seperti ini, kau yakin bahwa ia benar-benar serius.

"Hee~ dan karena hal itulah. Mungkin kami-sama memberikanku kesempatan lagi, jadi~ Haha! [Name]-chan~ yoroshiku lagi~"

Karma mengacak-acak suraimu sembari menyeringai seperti biasanya. Kau hanya mengaduh pelan dan ikut tertawa kecil, merapikan suraimu yang mulai berantakan.

Di balik sana, kalian berdua tidak menyadari bahwa beberapa sosok itu tengah tersenyum miris. Asano yang hanya bisa tersenyum sedih begitu pula dengan Okuda, sedangkan Kumiko hanya tersenyum dengan wajah tak bersalah dan terlihat yakin bahwa hal ini akan terjadi.

❅END❅

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro