Day 18 - Terkencar-kencar
Elina POV
"Kamu ngapain ke sini?" Pertanyaan itu terlontar seketika dari bibirku ketika melihat siapa yang baru saja masuk ke dalam kamar.
Sebenarnya, aku tidak berniat untuk bersikap ketus kepada Karin, sahabatku. Akan tetapi, entah mengapa, rasanya begitu sesak ketika melihat Glen berada di rumah Karin kemarin malam. Seolah-olah, keduanya mempunyai kedekatan lebih. Lebih dari sekadar interaksi antar tetangga.
Aku tidak tahu. Di sini, siapakah yang salah, apakah Glen atau Karin. Aku juga tidak tahu, apakah rasa kesalku ini wajar atau tidak. Sebab, terkadang ketika mencintai seseorang, kita akan kehilangan semuanya dalam berpikir. Termasuk, kewarasan.
Aku melihat Karin yang juga menatapku saat ini. Ia sepertinya terkencar-kencar. Bibirnya seolah hendak terbuka untuk menyuarakan jawaban. Sayangnya, tidak kesampaian.
"Kalau kamu mau bahas masalah kemarin, mending kamu pulang aja dulu. Aku lagi gak mood bahasnya," ujarku. Sesaat kemudian, aku baru menyadari, bila ucapanku barusan mengandung setidaknya sekian persen kalimat pengusiran.
Karin masih setia menatapku. Namun, tidak denganku yang kemudian memalingkan muka.
Aku tengah duduk bersandar di ranjangku, saat seketika kurasakan guncangan kecil di sekitarku. Itu ulah Karin yang mengambil porsi kecil di ranjangku tanpa suatu izin apa pun.
Biasanya, aku memang tidak mempermasalahkan itu. Namun, hari ini berlalu tidak seperti biasanya.
"Kata Om Andri, kamu sakit. Makanya aku jengukin kamu," ucapnya.
"Tapi, tujuan utama kamu untuk membahas masalah kemarin. Iya, kan?"
Aku mendengar helaan napas Karin. "Awalnya, iya. Aku pengin meluruskan masalah kemarin. Tapi, karena kamu lagi gak mau bahas, ya, udah. Gak pa-pa. Mungkin, kita bisa bahas masalah itu lain kali," ujarnya.
"Kamu sakit pasti karena kena hujan, kan, kemarin?" tanyanya.
"Nggak," jawabku mengelak.
"Gak usah bohong, Elina. Aku bukan baru kenal kamu setahun dua tahun. Aku tahu banget soal kamu," katanya yang membuat aku menghela napas.
"Kalau kamu gak mau ketemu sama aku hari ini, oke. Gak pa-pa. Aku bakal pulang. Tapi, satu hal yang perlu kamu ingat, Elina. Aku sama Glen gak ada hubungan apa-apa."
Setelah berujar demikian, Karin beranjak keluar dari kamarku, menyisakan penyesalan yang bersarang di lubuk hatiku.
***
333 words
©vallenciazhng_
December 18, 2021
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro