Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

Day 11 - Lingat

Karin POV

Hari Sabtu seperti ini, rumah Elina akan berada dalam suasana sepi. Sebab, semua kakaknya akan sibuk bermalam minggu. Sedangkan Ayah dan Bundanya tadi menitipkan Elina kepadaku dengan alasan hendak berbelanja keperluan rumah di minimarket.

Setelah mendengar suara abang kurir yang meneriaki kata "paket" berulang kali, aku melangkah dengan lingat, menuruni satu per satu anak tangga rumah Elina, lalu berjalan membuka pintu utama rumah ini. Aku menghampiri abang kurir yang sepertinya sudah lelah menunggu dan hendak menaiki kembali motornya. Mungkin, ia pikir, pemilik rumah ini tidak ada di dalam. Namun, beruntungnya aku keluar tepat waktu. Abang kurir melihatku dan tidak jadi menaiki motornya.

"Bang, paket atas nama Elina, ya?" tanyaku.

"Iya, Mbak. Mbak yang namanya Elina?"

Aku menggelengkan kepalaku. "Saya temannya. Bisa saya terima paketnya?"

"Oh, bisa, Mbak. Sebelumnya, silakan tanda tangan di sini sebagai bukti bahwa paket sudah diterima."

Aku mengambil alih pulpen yang dipegang abang kurir itu lantas menggoreskan beberapa goresan di bagian kolom khusus tanda penerima. Setelah itu, barulah paket benar-benar kuterima.

Abang kurir itu segera berlalu. Sementara, aku masih meneliti tulisan yang ada di paket berbungkus kertas berwarna cokelat milik Elina. Mencari tahu apa yang gadis itu pesan kali ini.

Elina memang sering memesan barang di toko online. Berbeda denganku yang lebih suka berbelanja di toko offline.

Setelah kuteliti, ternyata Elina membeli beberapa pakaian baru. Padahal, dua minggu yang lalu, ia baru saja memborong baju diskonan di pusat perbelanjaan terbesar di kota kami.

Aku hendak kembali masuk ke rumah Elina, memberikannya paket yang ia pesan. Namun, seorang lelaki yang tengah berlari kecil sore hari ini mengambil titik fokusku.

"Glen?" gumamku. Iya. Dia Glen. Aku hendak memanggilnya saat langkahnya melewati depan rumah Elina. Sayangnya, niatku tersebut kuurungkan.

Namun, entah semesta yang telah merancangkan ini semua atau hanya suatu kebetulan, Glen melihat ke arahku. Lelaki itu lantas memberhentikan langkahnya untuk memanggilku.

Aku tersenyum kecil lantas menganggukkan kepalaku. "Lagi joging sore?" tanyaku.

Haydan tidak langsung menjawab, lelaki itu berjalan menghampiriku. Kini, jarak kami tidak lebih dari satu meter.

"Iya, nih. Lagi joging sore. Nikmatin pemandangan sekitar kompleks sekalian membakar kalori," jawabnya. "By the way, kamu tinggal di sini?"

Aku menggelengkan kepalaku. "Nggak. Ini rumah temanku. Kebetulan, aku lagi berkunjung aja."

"Oh, memangnya, rumah kamu dimana?"

"Rumahku gak jauh juga dari sini. Cuma selang beberapa rumah aja," ujarku.

"Yang bener? Ruma-"

"Karin, kamu kenal dia?" Pertanyaan itu seketika menyela perbincanganku dengan Glen.

Aku menganggukkan kepalaku dengan perlahan. Dari pertanyaan Elina, mengapa terkesan bahwa ia juga mengenal Glen?

Elina mendekatkan mulutnya ke telingaku. "Kenapa kamu gak kasih tahu aku kalau kamu kenal dia?" tanya Elina kembali dengan sedikit berbisik, sehingga Glen tak bisa mendengarnya.

"Emangnya, kamu kenal dia?" tanyaku juga ikut berbisik.

"Dia ... tetangga ganteng yang aku ceritain, Rin." Ucapan Elina seketika membuatku mematung.

Jadi, ... orang yang selalu Elina puja-puja ialah Glen?

***

462 words
©vallenciazhng_
December 11, 2021

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro