Chapter 6. I Guess You Were Still Here, After All This Time
Langkah kaki yang mendekat, menaikkan telinga Wandolf yang meringkuk pada bebatuan yang menjorok ke luar. Tidak ada pagar pembatas pada tepinya.
"Hei, siluman. Carilah wujud dari binatang yang belum punah di daerah ini!"
Wandolf buru-buru menoleh ke belakang. Ia ingin berdiri, tapi kakinya masih gemetar, belum sanggup menopang tubuhnya lebih lama.
"Sebentar, sebentar." Sosok yang menegur Wandolf menekan dadanya. "Kenapa dadaku jadi berdebar-debat begini?" gumamnya pelan, bingung dengan nyala bahagia yang berkobar-kobar. Seolah serigala putih besar di hadapannya adalah sosok yang ditunggu-tunggunya melintasi waktu dan masa.
Cahaya putih menyilaukan bercampur biru muda berpendar lalu menyelubungi tubuh serigala Wandolf. Dalam hitungan lima detik, ia kembali ke wujud Aether, makhluk bertungkai yang bersimpuh dengan tangan kedua tangan berusaha menopang. Rambut putih peraknya terjurai menutupi tubuh seputih susu yang gemetar. Lelah dan kedinginan.
"Siluman sialan! Di mana pakaianmu!" umpat si wanita sambil menangkup dan memalingkan wajah. Namun, jari telunjuk dan tengah yang terpisah jelas memberitahu kecurangan yang ia lakukan.
Wandolf mengulurkan tangan dan memanggil satu nama, "Lanna ...." Ketahanannya habis. Seluruh dunianya perlahan menggelap dan ia berakhir dalam posisi tengkurap.
"Namaku Nams Xirana, bukan Lanna!" Nams berkacak pinggang, tapi lawan bicaranya sudah tumbang. "Apa lagi ini, sialan! Kenapa yang itu harus terekspos, sih!"
Nams terus memaki sambil mengucak mata berkali-kali, sedikit kesal karena matanya ternodai oleh tampilan bagian belakang Wandolf yang tidak tertutup sehelai benang pun. "Bulan sialan! Kenapa bagian itu sangat bersinar, hah!"
Sambil mengukur langkah, Nams berjalan menyamping sambil menoleh ke arah lain. Ia melepas simpul jubah panjang memeluk dirinya dan ditebar untuk menutupi tubuh Wandolf. "Tarasque, bawa dia ke rumah!"
***
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro