Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

perlahan sembuh

"Woi manusia jomblo! Bangun kalian semua! Ayo pergi ke sekolah!" teriakan melengking berasal dari sesosok makhluk berparas lumayan tampan namun tak memiliki pansangan.

"Berisik. Masih subuh," ucap salah satu temannya yang terganggu dengan teriakan mautnya.

"Ga bisa gitu Devan, walaupun lo lagi patah hati, setidaknya lo harus semangat hidup," ucapnya menyemangati Devan–temannya yang tadi memprotes dirinya karena berteriak sesuka hati.

"Berisik banget lo, Dan. Sumpah!" Devan bangun dan langsung beranjak pergi meninggalkan kedua temannya yang sedang mengucek mata mereka dengan syahdu.

Dan juga Aidan–pelaku peneriakan–yang menganga tak percaya, bahwa Devan menjadi sesensitif ini.

"Ngambek deh dia, udah kaya macan." Celetuk Attariq sembari merenggangkan badannya yang kaku.

Rajidan hanya diam dan melanjutkan aktivitasnya untuk bersiap-siap pergi ke sekolah.

Aidan juga mau tak mau melanjutkan aktivitasnya yang sempat tertunda karena membangunkan ketiga temannya yang tidak tahu terimakasih sama sekali.

***

Dua jam berlalu, mereka berempat masih saja berdiam diri di sofa ruang tamu seperti patung.

"Kita ini kenapa?" tanya Attariq yang tak tahan dengan keheningan yang mereka ciptakan.

"Gatau, Aidan ngikut doang." Ucap Aidan sambil mengidikkan bahunya. Rajidan menghembuskan napas beratnya.

Devan masih berdiam diri tak menjawab pertanyaan Attariq sama sekali.

"Udah patah hatinya?" tanya Rajidan dengan singkat pada Devan. Devan hanya menggidikkan bahunya dan menatap ketiga temannya datar.

"Perasaan kemaren ini anak dua patah hati, ga segininya kali Devan." Ucap Rajidan sambil menatap Devan dengan tatapan pasrah.

"Karena mereka ga ngerti rasa cinta itu gimana!" ucap Devan dengan penuh penekanan.

Attariq yang tadinya teronggok di sofa dengan tatapan malas, merasa tersinggung dengan ucapan Devan barusan. Aidan pun merasa bergitu.

Rajidan hanya menghela napasnya. Bersiap untuk melerai perkelahian.

"Lo tau apa soal cinta?" tanya Attariq dingin. Devan memicingkan matanya tak terima dengan nada yang Attariq berikan.

Aidan yang tadinya ingin berpartisipasi langsung mengatupkan bibirnya rapat. Rajidan juga yang ingin melerai tak dapat berkutik saat Attariq dan Devan mulai memancarkan aura tak bersahabatnya.

"Siapa si yang diantara kita paling demen selingkuh? Lo kan? Lo putus juga gara-gara lo selingkuhkan? Gila. Gue kasian banget sama Asta!" Cerocos Devan. Attariq menahan kepalan tangannya sedari tadi. Mencoba untuk tetap sabar dan mengingat bahwa Devan adalah temannya.

Dan juga harga diri Asta, orang yang masih terpatri rapi di hatinya.

"Tau dari mana lo gue selingkuh? Lo nemenin gue? Apa lo mata-matain gue? Tunjukin sini buktinya gue selingkuh. Gausah asal nuduh kalo lo gatau apa-apa!" bentak Attariq. Devan menerbitkan senyum sinisnya.

"Kalo maling ngaku, penjara udah penuh kali." Ucap Devan santai. Attariq menahan napasnya berusaha tetap sabar.

Dia akhirnya berdiri dan meninggalkan tempat kejadian perkara sebelum semua rahasia antara ia dan Asta terbuka.

"Pengecut lo. Giliran di pojokin aja kabur." Celetuk Devan saat melihat Attariq sudah berada beberapa langkah di depannya.

'Bugh'

"Setidaknya mulut gue ga sebangsat lo pas putus!" ucap Attariq sengit sesaat setelah membogem pipi Devan dengan keras.

"Jangan berlagak kaya lo orang yang paling tersakiti di dunia ini. Dan tingkah lo itu ngegambarin kalo lo lebih pengecut dari gue." Attariq berteriak tepat di depan muka Devan.

Sedangkan Aidan dan Rajidan hanya menatapi kedua teman mereka ngeri. Mereka memang membiarkan kedua teman itu berkelahi dulu, membiarkan mereka mengeluarkan perasaan yang mereka pendam.

"Ngelampiasin kemarahan lo sama Beryl dengan ngatain sahabat lo sendiri? Lo sehat? Kemana sih cewe lo itu perginya? Bukan ke planet lain kan? Masih ada di bumi. Setidaknya kalo gak sekarang dia jadi milik lo, mungkin bisa nanti pas lo udah bener-bener siap nikah." Attariq benar-benar di ambang ke frustasiannya melihat Devan yang patah hati.

"Atau Tuhan punya planning lain ngejodohin lo sama orang yang jauh lebih baik dari Beryl. Hidup lo ga berputar di SMA doang Devan. Dan ga berputar di kisah cinta lo doang!" Devan terdiam mencerna ucapan dari Attariq.

Dari yang ketiga temannya ini dengar, Attariq sedikit demi sedikit berubah menjadi lebih dewasa. Dan mereka berterima kasih pada Asta yang sudah memutuskan Attariq.

"Sorry..." Lirih Devan sambil menangis. Menyesal karena melakukan hal yang bodoh pada Attariq.

Attariq melembut dan segera merengkuh bahu Devan seraya menepuknya pelan.

"Santai. Gue pernah ngerasain apa yang lo rasain. Mungkin cinta gue ga sedalam dan selama lo, cuma gue udah pernah ngerasain perasaan yang ga jauh beda dari lo," senyum Attariq terbit dan Devan menatap Attariq dengan senyuman manis juga.

Dengan sedikit ringisan karena ujung bibirnya yang lebam.

"Ayo dong pelukan dulu, kitakan Teletubbies," Aidan meloncat ke arah Devan dan Attariq sambil merangkul kedua temannya. Tak lupa Rajidan yang juga memeluk ketiga temannya hangat.

***

"Aduh, duh, pelan-pelan napa." Teriak Devan tak kuasa menahan kepedihan yang dalam pada ujung bibirnya.

Attariq meringis mendengar ringisan Devan dari tadi saat menerima penanganan pertama oleh Aidan.

"Makanya, kalo lagi marah tuh jangan suka ngegas. Sabar," Kini gantian, Aidan yang meluncurkan omelan-omelan andalannya untuk Devan.

"Orang lagi marah di suruh santai gimana sih, Dan?" protes Devan pada Aidan.

Aidan menekan kompresannya pada luka Devan.

"SAKIT!" teriak Devan menggelegar.

"Makanya kalo orang nasehatin tuh denger, ini tuh, melawan aja kerjanya. Mau jadi temen durhaka?" tanya Aidan dengan tatapan murka. Devan hanya menggeleng polos.

Aidan mulai mengoleskan salap pada ujung bibir Devan, dan semuanya sudah selesai. Rajidan yang tadinya memesan taxi sudah kembali sembari memberitahukan ketiga temannya untuk bersiap-siap karena taxinya sudah sampai.

"Let's go!" ucap Aidan bersemangat.

***

Ada yang nungguin cerita ini?
Btw happy reading dan selamat ujian untuk adik-adikku yg lagi ujian wkwkw.

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro