Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

Gagal khitmat

[]

Beberapa bagian sedikit kasar kata - katanya, mohon bijak sebelum membaca. Terimakasih.

***

Hari ini adalah hari pelaksanaan upacara kelas 10 MIPA 6. Semuanya telah bersiap untuk memulai upacara, pada hari Senin ini. Tampak, semuanya telah berbaris rapi, dibarisannya masing - masing. Namun, terlihat pula pada barisan kelas 10 MIPA 6 yang berisik karena kedapatan bagian yang sempit.

"ih, jangan ditarik dong, rok gue ketarik nyet."
"Pelan pelan anj."
"Anjrit, rok gue.."
"Keselip ini gue, sono woii."

Ocehan anak perempuan terdengar sangat berisik, semua yang berada di lapangan saat ini, melihat kearah mereka dengan berbagai tatapan.

"Anjrit! Tangan gue ngapa di elus-elus. Ga pernah ngelus tangan cewe lo?!"
"Apaan sih, jangan deket-deket woi! Maho lo?!"
"Jaga jarak! Sebelum kaki lo gua jadiin bingkai lukisan!"

sekarang, bagian putra pula yang berisik karena berhimpitan. Terlebih lagi suara Attariq yang membuat suasana menjadi heboh.

Rajidan yang berada di tengah kericuhan hanya memasang muka malas. Namun pada akhirnya, perlakuan tak sengaja temannya membuat dirinya akhirnya bersuara, bahkan lebih keras lagi.

"MASYALLAH, eh si mas, kan dah punya, jangan pegang - pegang punya saya deh. Bukan mukhrim," ucapnya sinis.

"Yehh, ngapain gue pegang tangan lo Ba. Kecil aja bangga." Seorang temannya meledek Rajidan sambil menatapnya sinis.

"Astagfirullah.."

***

Keheningan menyelimuti lapangan upacara ini. Semua dengan khitmat mengikuti upacara kali ini. Kecuali Attariq yang sibuk dengan dunianya sendiri.

"Cape gue anjrit!."
"Halah panas nyet,"
"Panjangan amat tu pidato kea cerita cinta Reno." Ucap Attariq yang berhasil membuat Reno tertarik untuk memperhatikan Attariq dengan kesal.

"Woi sarap, ngapain bawa nama gue," sahut Reno kesal.

"Kan fakta nyet. Kalo misalnya cerita cinta lo panjang kea pidatonya pak Mahmud tuh." Perdebatanpun terjadi di tengah khitmatnya acara.

"Halah, panjang lebih bermakna dari pada pendek kaya punya lo." Sahut Reno sinis.

Semua menoleh kearah Attariq dan Reno yang sedang berdebat. Sebagian merasa terganggu, dan sebagian lagi menganggap Attariq dan Reno adalah tontonan yang lucu.

"Apa lo Ren, liat - liat. Jangan liatin gue, tar naksir." Ejek Attariq pada Reno. Muka Reno memerah, menahan amarah.

"Ogah gue suka sama lo. Dikata gue homo," ucap Reno sewot. Attariq yang melihat ekspresi tak suka Reno, makin gencar untuk membuat Reno makin kesal.

"Ah masa si mas, bukannya kemaren kita menganu berdua," goda Attariq yang membuat beberapa temannya menoleh, serta tertawa.

"Demi apa Riq? Reno, ga nyangka ya." Pacar Reno tak sengaja mendengar candaan Attariq, turut serta membuat Reno jengkel.

"Engga sayang.." Reno melihat pacarnya dengan ekspresi lemas.

"Fixs Ren, jangan panggil aku Ariq lagi, jangan Ren. Jangan!" Attariq berlagak seperti orang yang habis diputuskan pacar. Dan pacar Reno menatapnya sebal. Namun hanya pura - pura.

"Yang pacar Reno itu gue," ucap Pacar Reno pada Attariq.

"Enak aja, gue pernah tidur sama doi, lo pernah kaga ?" Tanya Attariq nyolot.

"Eh, gue udah lama ya!"
"Hah?! Udah lama tidur sama Reno ?!"
"Bukan bego, lama pacarannya"
"Ah pacaran doang, lah gue peluk-pelukan bareng!"
"Eloo tuh yaa.."

"Ngapa berisik dah? Tar gua tidurin kalian berdua kicep?!" Teriakan Reno terdengar jelas di sekitaran lapangan upacara yang sedang hening.

Semua mata melihat Reno, Attariq, dan pacar Reno, Bintang. Semua mata menatap mereka dengan berbagai tatapan.

Tatapan kesal, marah, senang, dan lain - lain. Terkumpul menjadi satu. Dan tatapan tajam bak burung elang, di dapatkan mereka bertiga dari guru - guru yang merasa terganggu. Ada juga yang tertawa sampai terpingkal, karena mendengar teriakan Reno.

"Mampus Ren.." ucap Attariq terdiam. Reno melihat keadaan sekitar dengan tatapan ngeri.

"Ah kamu sih, kenapa harus teriak sih," kesal Bintang, yang malu karena dilihati oleh seluruh lapangan.

"Kok aku sih? Kan kamu sama Attariq yang salah." Ucap Reno tak mau mengalah.

"Kok aku? Kamu lah, ngapain teriak - teriak kayak tarzan?Kamu kira ini hutan?" marah Bintang pada Reno.

"Lah jadi kamu, ngatain aku tarzan gitu? Tapi kamu mau sama tarzan. Dasar, wewe gombel." Reno tak mau kalah, mengatai Bintang dengan sebutan wewe gombel, hantu yang suka memakan anak - anak.

"Kamu ngatain aku wewe gombel? Kamu itu, tarzan kampung!" Bintang dan Reno akhirnya saling mengatai satu sama lain. Membuat Attariq menatapnya jengah dan bosan.

"UDAH WOE, GUA YANG SALAH GUA. UDAH! WEWE GOMBEL SAMA TARZAN KAMPUNG DIAM AJA. PANGERAN KODOK YANG SALAH!" Teriak Attariq tak tahu situasi. Tawa pecah keluar dari beberapa murid yang mendengar dan mengikuti perkelahian sedari tadi.

"Yekal..." belum sempat Aidan mencibir perkataan Attariq. Panggilan mautpun terdengar dari pinggir lapangan.

"Hai budak bertiga, sini tak kelen! Menyibuk saja saat orang upacara!" Teriakan maut bak malaikat pencabut nyawa pun terdengar menggelegar. Semua aktivitas upacarapun langsung terhenti begitu saja.

"Mampus, macan madagaskar ngaung.."
"Selamatkan jiwa kalian..."

Mereka bertiga berceloteh dalam diam, hanya mereka bertiga yang dapat mendengar ocehan satu sama lainnya.

Seperti biasa, Bu Sri, selaku guru BK yang memang selalu menangani murid bermasalah, langsung turun tangan mengatasi tingkah laku mereka bertiga.

"Lari kuy.." ajak Attariq pada Bintang dan Reno.

"Ayuklah.." Reno menyetujui. Sedangkan Bintang hanya menatap Attariq setuju.

"Gua teriak lari ya.." Attariq memberikan instruksi pada Bintang dan Reno.

"Lari woy lari.." teriak Attariq heboh. Bu Sri yang mendengar teriakan Attariq akhirnya mengambil langkah seribunya untuk mengejar sang buronan.

"Eh abang! Macamana pulak lah kau ini. Jangan kabur kau bang! Oi kak, jangan kau ikut kan abang itu kak," teriak Bu Sri dengan logat bataknya.

Akhirnya terjadilah Aksi kejar - kejaran guru dengan ketiga murid yang menjadi tontonan asik bagi sebagian orang.

"Oi, kau jaga disitu. Iya iya disitu. Nah aku lari kejar dia," ucap Bu Sri memberikan instrusksi pada salah satu guru yang ikut membantu.

Bintang yang di sergap Bu Sri dan satu guru yang lainnya langsung berteriak histeris. Meminta pertolongan Attariq dan Reno.

"AAAA IBUU, JANGAN TANGKAP SAYA BU, SAYA MASIH SUCI. APA KATA ORANG TUA SAYA BU. WOI BANTUIN GUE ANYING." Bintang berteriak histeris, seperti habis tertangkap basah menonton video tak senonoh.

"Emang ibu apa? Nangkap kamu yang masih suci." Ucap bu Sri kesal. Bintang hanya cengengesan melihat ekspresi yang ditunjukkan bu Sri.

sementara disisi lain, Attariq dan Reno masih berusaha lari dari kejaran dua orang guru. Attariq yang di kejar pak Piros, mengerjai gurunya dengan lawakan khas Attariq.

"Eh, eh, ga bisa pak. Hayoloh.." Attariq berlari ke kanan dan ke kiri untuk menghindar dari kejaran pak Piros.

"Wala dalan, sini kamu!" Ucap pak Piros, yang memegang lututnya capek.

"Kalo saya kesana, nanti bapak tangkep. Jadi saya lari aja, supaya gak ditangkep." Jawab Attariq pada pak Piros.

"Was awas kamu ya Riq, Bapak ruh suruh kamu nanti lari 100 kali." Ancam pak Piros dengan logat maduranya.

"Ya iya, bapake. Inyong kudu setrong.." ucap Attariq sambil memamerkan ototnya.

Sebagian siswi berteriak kagum dengan otot yang dimiliki Attariq. Salah satu gadis, menatap Attariq kesal.

"ATTARIQ PUTRA AKMAL." Teriaknya memanggil Attariq. Attariq yang merasa terpanggil namanya itu, langsung menoleh kesumber suara.

Terlihat, gadis cantik yang memang sudah lama menjadi pacarnya, berkacak pinggal sebal.

"Hehehe, Astaku sayang." Ucap Attariq nyengir, sedangkan Asta menatap Attariq sebal.

"Udah, atau kita yang putus?" Tanya Asta pada Attariq yang berada lumayan jauh darinya.

"Ya allah, apa dosa Ariq," ucap Attariq mendramatisir.

"Kau tanya dosa kau, takkan habis malaikat menjawab." Ucap bu Sri kesal.

"Emang ibuk Tuhan, sayakan nanya sama Tuhan. Sewot aja," Attariq menatap bu Sri sinis. Asta yang melihat itu hanya bisa menggelengkan kepalanya.

"Kenapa gue bisa sayang sama anak idiot kaya dia, Tuhan. Lelah pala Asta.."

"Cie yang sayang aku, sayang balik deh. Muahh" goda Attariq yang mendengar ocehan pelan Asta.

Semua menatap kedua sejoli dengan tatapan geli. Terlebih lagi Aidan yang sudah tertawa terpingkal - pingkal. Aksi kejar - kejaran pun terhentikan, dengan kedua tersangka sudah tertangkap. Yaitu, Bintang dan Reno.

Tinggal Attariq dalam pilihan mematikan yang di tawarkan Asta padanya.

"Cepet, ke BK, atau gue yang mutusin lo." Ancam Asta pada Attariq yang masih kekeuh untuk terus berlari dari guru BK.

"JANGAN.." teriakan Bintang dan Reno histeris karena sudah lelah berlari, malah Attariq hendak menyerahkan diri.

"Kalo jangan tar gue putus woi.." ucap Attariq pada Bintang dan Reno. Asta mendengarnya hanya tersenyum menang.

"Tapi kalau lo nyerahin diri sama Bu Sri, harga diri lo turun. Nanti fansnya Attariq pada ilang." Ucap Reno memanasi Attariq.

"Ah crot, mati.." ucap Attariq pada akhirnya, yang terduduk dilema.

"Kabur Riq, kabur," ucap Bintang menyemangati.

Salah satu guru bergerak mendekatinya, dan Attariq hanya mencegah guru itu mendekatinya dengan tangannya. Namun ajaib, sang guru mengikuti instruksinya untuk berhenti.

"Bapak. Coba bapak di posisi saya, hampir diputusin pacar, hampir kehilangan banyak fans. Apa bapak mau? Nanti followers instagram bapak berkurang?" Curhat Attariq pada pak Piros. Ekspresi menyedihkan ditampilkan Attariq pada pak piros. Pak Piros yang melihat itu, seakan ikut bersedih.

"Yaudah. Bapak tak mau menghukum kamu, bapak hukum dua men temen, kamu itu ja saja." Ucapnya yang membuat Attariq tersenyum senang. Dan dengan bangga balik ke barisannya.

Sedangkan Bintang dan Reno, menatap Attariq dengan tak percaya.

"Itu gaya saya, mana gaya kamu?" tanya Attariq songong. Semua menatap Attariq tak percaya. Sihir apa yang dia pakai kepada pak Piros, agar pak Piros tak menghukumnya.

"Ah bacot ler," ucap Reno yang akhirnya di bawa ke BK bersama pacarnya.

"Selamat bersenang - senang teman." Ucap Attariq riang. Dan dibalas dengan acungan jari tengah dari kedua sejoli itu.

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro