Troll attack that day
jadi... tak ada karakter yang mau dibahas?
okeh skip lagi males :v
---------------------------------------
Di pertengahan hari itu, Harry, Ron dan Hermione baru selesai dari kelas dasar mantra sihir. Sementara tanpa sadar didepan mereka ada Jesseline, Neo dan Travey.
"Maksudku, jika ia ingin memakan istrinya, bukankah setidaknya masak saja dulu?, tambahkan garam dan lada, jangan langsung dimakan begitu!"
Jesseline tengah mengoceh tentang sejarah para dewa Olympus mengenai kejadian Zeus yang memakan istrinya Metis, karena takut anak dari Metis akan lebih kuat darinya dan melampauinya [menuju tak terbatas dan melampauinya~ Buzz-].
"T-tapi bukankah mereka para dewa?"
Kata Travey mencoba menenangkan jesseline, biasanya Jesseline akan seperti ini mendekati PMS bulanannya.
"Maksudmu itu tidak apa-apa? Jelas-jelas Zeus itu mementingkan diri sendiri!, aku harap Hades saja yang memerintah Olympus!"
Jesseline melipat tangannya di dada seraya memalingkan wajah dari Neo.
"Tapi jika yang memerintah itu Hades. . . maka manusia tidak akan pernah ada, menurutku biarkan Athena saja, lagipula dia dewi kebijaksanaan, lain kali berpikirlah dulu Jess"
Neo mulai menceramahi Jesseline dan itu sama sekali tak membantu.
"Kau tau Neo, jangan bicara padaku seharian ini"
Kata Jesseline melesat menuju asrama tanpa sadar dibelakangnya ada Hermione yang melakukan hal yang sama.
"Dasar gadis-gadis"
Kata Neo kemudian kembali membaca bukunya. Travey yang hendak menepuk jidat malah memukul belakang leher Neo dengan koran yang ia gulung.
"Dia sedang persiapan PMS, kenapa kau berkata seperti itu?"
Ucap Travey sedikit kesal terhadap Neo.
"Justru itu, aku membeli manisan dan ku taruh di kantor, moodnya pasti akan kembali"
Travey kemudian terdiam sejenak dan berbatuk sedikit.
"Y-ya kau benar,ngomong-ngomong gadis kecil tadi-"
"Hermione Jean Granger, Muggleborn berbakat, aku sering bertemu dengannya di perpustakaan".
Setelah Neo selesai berbicara, Travey memandang kebelakang dan mendapati Harry,Ron,Dean, dan Seamus ternyata memperhatikan mereka dari tadi, Travey hanya bisa tersenyum ramah dan melanjutkan perjalanannya menuju asrama.
Tanpa disadari ternyata mereka dibicarakan oleh para anak tahun pertama.
"Aku tidak percaya dia kakaknya Malfoy"
Harry yang mendengar hal itu dari Seamus ikut terkejut.
"Dia kakaknya sungguhan?, tapi sifat mereka berbeda jauh?"
"Aku tau bukan?, tapi anehnya dari yang ku dengar mereka jarang berselisih walau berbeda sifat"
TIMESKIP.
.
.
.
"Setelah itu, kau masukkan kaldu ayam tapi kau bisa menggantinya dengan kaldu yang lain"
Jesseline kala itu tengah berjalan santai menuju asrama masing-masing untuk membersihkan diri lalu makan malam di aula bersama Hyun-Ki dan Hyun-Shik, mereka tengah berbincang tentang resep makanan turun temurun dari keluarga si kembar. Kedua pria bermarga Park itu tak menyadari ada suara menangis dari arah toilet perempuan.
"Kalian dengar itu?"
Jesseline langsung menajamkan indra pendengarannya, entah bagaimana Jesseline bisa mendengarnya tapi tidak dengan kedua pemuda Asia itu.
"Tidak dengar, memangnya apa?"
Hyun-Shik yang tengah di rangkul oleh Hyun-Ki berkata menjawab Jesseline, karena suara tersebut dari toilet perempuan jadi sepertinya si kembar tak perlu ikut.
"Hyun-Ki,Hyun-Shik. . kalian duluan saja aku mau disini sebentar"
Akhirnya setelah mengangguk setuju, Hyun-Ki dan Hyun-Shik meninggalkan Jesseline sendirian, Jesseline sendiri melambai pelan pada si kembar lalu menunggu mereka menghilang dari lorong tesebut.
~Jesseline POV~
Aku melambai pada mereka yang sudah sangat jauh dariku lalu mematung didepan pintu toilet wanita. Aku bersumpah aku mendengar seseorang menangis disini, dan jelas itu bukan suara si gadis hantu.
"Hey, apakah ada seseorang disana?. ."
Suara tangisan itu berhenti sebentar, aku memanfaatkan waktu sejenak itu untuk bersender di pintu toilet.
"Hey, aku tak tahu siapa kau, atau anak tahun berapa. . aku hanya ingin berkata. . "
Suaraku tiba-tiba serak diujung kalimat, aku berbatuk singkat lalu melanjutkan ucapanku.
"Masalahmu takkan selesai jika kau menangis. . kau memang boleh menangis tapi seleksi lah apa yang hendak kau tangisi, air matamu itu lebih berharga daripada omong kosong orang lain, percayalah itu akan sangat sia-sia. ."
Setelah berbicara singkat, suara tangisan itu berhenti, membuatku tersenyum kecil.
"Menangis itu memang mengeluarkan segalanya, tapi terkadang tidak menyelesaikan masalah, aku harap kau mendengarku. . "
Dengan kata terakhir yang sudah kuucapkan, aku mulai berjalan santai menuju asrama, entah gadis dikamar mandi itu mendengarku atau tidak, aku bukan orang hebat dalam urusan menenangkan orang yang tengah down atau semacamnya, tapi tentu kita harus mencoba bukan?.
End POV.
Dengan begitu, Jesseline berjalan menjauh dari toilet wanita sambil menyanyikan lagu dari masa kecilnya dengan suara percaya diri dan tak peduli jika ada yang mendengarnya.
"Moi je m'appelle Mademoiselle Noir
Et comme vous pouvez le voir
Je ne souris, ni ris, ni vis
Et c'est tout ce qu'elle a dit"
~+~
"Namaku Nona Hitam
Dan seperti yang kau lihat
Aku tidak tersenyum, tertawa, atau hidup
Dan hanya itu yang dia katakan "
~+~
Suara gadis Slytherin itu menggema di lorong membuat siapa pun yang mendengarnya merinding, dengan indahnya ia menyanyikan bait kalimat itu dengan aura yang sulit dijelaskan namun kuat, dengan dukungan oleh lorong itu sendiri, suara putri sulung keluarga Potter ini terdengar bak suara Siren, makhluk gaib di lautan lepas yang cinta menyesatkan orang dengan suara indahnya.
.
.
Setelah membersihkan diri di asrama ia menyempatkan diri menuju kantor Snape. Sesampainya ia didepan pintu, terlihat pintu terbuka setengah memperlihatkan Snape yang tengah memegang sebuah bingkai foto dengan tatapan sendu. Karena tak mau mengejutkan Jesseline hanya mengetuk pintu kayu tersebut dengan pelan yang berhasil membuat Snape berbalik.
"Oh hai, aku hanya. . kau tak apa?"
Snape hanya membuka laci mejanya dan memasukkan bingkai foto teersebut lalu melihat kearah Jesseline dan mengangguk dengan senyum tipis dibibirnya membuat Jesseline bernafas sedikit lega.
" 'Mereka' merencanakan sesuatu, sepertinya akan terjadi malam ini"
Suara lembut Jesseline berubah drastis menjadi suara serius, ia menutup pintu kayu itu rapat bahkan sampai menanamkan mantra pengunci yang bahkan Alohomora pun tak bisa membukanya dan juga mantra kedap suara.
"Apa kau yakin?"
Snape memandang anak baptis kesayangannya dengan tatapan tanya juga datar.
"Beberapa hari lalu, aku bertemu dengan Mr. Filch dan Mrs. Norris. . ada diruangan masuk ketempat Fluffy, berkata bahwa ia mendengar seseorang berada disana masuk ketempat itu, Mencurigakan bukan?"
". . tapi tetap saja, kita masih harus bergerak perlahan, atau mereka akan menyerang duluan, atau lebih buruk lagi. . kabur tanpa bukti"
"Kabur? kau bercanda, 'target' mereka ada disini ingat? 'dia' mencoba membunuh Harry dan kita tidak akan membiarkan itu, aku tidak akan membiarkan itu"
Snape memandang Jesseline dengan tatapan yang sulit dijelaskan, Jesseline hanya bisa menyungging senyum manis yang lagi-lagi mengingatkan Snape pada seseorang.
"Kelak jika ada seseorang yang sama sepertiku di masa depan, aku harap ia menjadi lebih baik dariku, dia harus melampauiku menjadi lebih hebat sehingga ladang Evora pun bersumpah akan menjadi peristirahatan terakhirnya"
"Lucine. . ."
Snape berbisik sambil mengenggam tangannya sendiri dengan kuat, sementara Jesseline disisi lain hendak bersiap keluar dari ruangan itu juga berkata sesuatu sebelum pergi.
"Sekarang atau tidak selamanya. . 'adikku' "
Kata Jesseline sambil berlalu begitu saja membuat jubah miliknya terbang dibelakangnya.
. . .
Dinner timeskip---
Suasana makan malam saat itu sangat ramai, tapi Jesseline tak henti-hentinya menatap seluruh ruangan untuk menari dimanakah ancaman itu akan terjadi.
Dan itu memang terjadi.
Professor Quirrel datang tergopoh-gopoh dengan terus meneriakan kata 'Troll!' dan berkata bahwa ia ingin agar para guru tahu dan kemudian pingsan, dan saat itu lah keadaan menjadi kacau yang kemudian menjadi sedikit tenang setelah instruksi dari kepala sekolah.
Yang Jesseline waspadai menjadi nyata, ia bangkit dari tempat duduknya lalu menoleh kearah Snape yang sedang menatapnya juga kemudian mengangguk dan dibalas hal yang sama sebelum Snape pergi meninggalkan ruangan itu.
Hal yang pertama dilakukan oleh Jesseline adalah secepatnya mendekati Gemma Farley yang seorang prefek Slytherin dan menyuruhnya mengevakuasi para anak-anak Slytherin lainnya seperti yang diperintahkan kepala sekolah.
"Tapi Jess-"
"You hear me Gemma, now go!"
Gadis prefek itu melakukan apa yang disuruh oleh Jesselline kemudian menarik beberapa badan anak tahun pertama untuk segera keluar dari ruang makan itu.
Jesseline yang sibuk memberi arahan kepada HogGuards tiba-tiba beralih fokus menghadap seseorang yang baru saja memanggil namanya dan ternyata itu adalah Pansy yang menanyakan dimana Miranda berada karena ia tahu bahwa Miranda dengan Jesseline bersahabat dekat.
Mendengar hal itu Jesseline langsung teringat bahwa Miranda tak pernah datang kesana dari awal makan malam dimulai
Jesseline menggeram kesal mengingat 'mereka' sudah selangkah didepan dirinya dan ayahnya.
:
:
gais aku sebenarnya mau ngetik panjangan cuma lagi gak mood, to the point deh menurut kalian sampul bukunya ganti gak sama yang ini?
sebelumnya aku juga mau minta maaf ngetiknya lama, aku juga ke susul tugas sekolah TnT
jadi mungkin gak seaktif yang dulu, komen yang banyak ya :D
komenan kalian itu benar-benar motivasiku
peace out~*
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro