Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

she's not one of them. .right?


Pagi itu para siswa sedang sarapan di aula pada umumnya, dan begitu pula dengan Harry,Ron serta Hermione.

Jesseline kala itu tak ikut sarapan dengan anggota HogGuards yang lain, ia tengah di ruangan kepala sekolah tengah membicarakan hal penting.

Harry hanya bisa terdiam memikirkan kejadian semalam, semuanya begitu cepat terjadi, Troll masuk kedalam sekolah, Kaki Snape yang berdarah, juga tangan penuh luka berlapis perban milik Jesseline.

Itu membuat Hermione dan Ron sedikit khawatir karena Harry tak menyentuh sarapannya sedari tadi.

"Take a bit of toast mate, go on"

Kata Ron melihat Harry masih dalam posisi yang sama, dan piringnya tak kunjung kosong.

"Ron benar Harry, kau butuh energimu hari ini"

Hermione yang melihat ke-keras kepala-an Harry pun turut angkat suara.

"Aku tak lapar"

Jawabnya sedikit lesu, membuat Hermione dan pria red-head itu tambah khawatir.

Ditengah sarapan pagi mereka, Snape datang dengan jalan sedikit pincang,Harry hanya bisa memasang wajah diam ketika Snape menghampiri soon-to-be-golden-trio itu.

"Semoga beruntung hari ini Potter,Kini setelah kau membuktikan dirimu melawan Troll, Permainan Quidditch pasti bukan apa-apa bagimu, walau melawan Slytherin sekalipun"

Kata Snape lalu pergi begitu saja dari meja makan Gryffindor, Jesseline kala itu telah menyelesaikan urusannya dengan kepala sekolah dan tengah melumat muffin coklat dengan beberapa lembar kertas ditangan kirinya, Ia mendengar seluruh percakapan antara adik dan ayah walinya itu, dan dirinya juga tahu bahwa Snape hanya mencoba memberi semangat kepada salah satu anak dari Lily Evans itu, Jesseline hanya bisa geleng kepala melihat kelakuan Snape.

"Seriously?"

Ucap Jesseline sambil mengangkat muffin yang sudah ia makan setengah, Snape hanya mengangkat alis dan berkata kenapa.

"Nothing".

Jawab Jesseline lalu menghela nafas kecil, ia pun sedikit menunduk saat Snape hendak keluar dari aula, ia pun kembali meng-gelengkan kepalanya mengingat Snape memanglah bukan orang yang mudah ataupun sering tersenyum, namun ia tau bahwa senyuman Snape bukanlah sebuah kelangkaan dimasa kecil Jesseline dulu. 

Betapa hal-hal kecil yang ia lakukan saat masih balita akan dengan mudah membuat Snape menyunggingkan senyumannya, itu adalah salah satu harta karun indah yang ia punya.

Satu hal yang tidak diketahui Snape, anak-anak tahun pertama tadi membicarakannya tentang kakinya yang pincang, tanpa mereka tahu, Jesseline menguping pembicaraan mereka dengan berpura-pura berbicara pada Percy yang duduk tak jauh dari mereka.

"Jesse ada ap-"

"Diam sebentar"

Percy merasa sedikit canggung karena batang hidung mereka masing-masing hampir menyentuh, namun ia harus terpaksa diam karena jika ia bereaksi, kedua adik kembarnya akan menggodanya karena lemah jika bersama wanita, apalagi wanita itu Jesseline.

Sementara Jesseline tengah fokus mendengarkan percakapan adik adik juniornya, ia bahkan tidak peka dengan wajah Percy yang mulai berwarna merah.

"Dengar, tadi malam, aku menduga Snape yang membiarkan troll itu masuk sebagai pengalih perhatian agar ia dapat mencoba masuk melewati anjing berkepala 3, tapi ia digigit anjing itu. Itu sebabnya dia pincang"

Jesseline mendengarkan percakapan mereka dengan seksama, Ia tak terlalu terkejut jika mereka mencurigai Snape, sudah biasa ia mendengar komentar yang tak enak didengar tentang Snape baik itu murid tahun pertama atau murid-murid tahun ke tujuh yang akan lulus, tapi ia memilih mendengarkan saja, dan tak melaporkannya kepada Snape.

Ia juga mendengar tentang Hagrid yang membawa sesuatu yang berharga dari bank Gringotts, setelah apa yang ia dengar dirasa cukup, ia mengundurkan diri dari meja Gryffindor menuju pintu keluar, dan tak tahu-menahu apa yang terjadi setelah ia undur diri dari ruangan besar itu.

Tapi satu hal yang ia pikirkan, bagaimana mereka tahu tentang Fluffy?, dan juga apa yang Fluffy jaga dibawahnya?. Ia kembali memutar balik memori yang ia punya dan mengingat bahwa ia pernah bertemu dengan Mr. Flich yang sedang membuntuti seseorang yang masuk ke dalam lorong kecil yang benar-benar langsung menuju ruangan tempat Fluffy menjaga benda pusaka itu.

Ia melangkah untuk pergi ke Hospital Wings untuk memberi daftar barang medis yang sudah habis disana, lantas ia berpapasan dengan Miranda di lorong yang kebetulan sedang kosong.

Saat Miranda hendak menyapanya Jesseline malah melewatinya begitu saja, wajah yang tadinya ceria nan berseri langsung lenyap seketika bak sebuah topeng yang dibuka.

"Selamat pagi Jes-"

"Tutup mulutmu"

Miranda terdiam dengan wajah sedikit terkejut ditambah ketakutan melihat sikap Jesseline kepadanya.

"Jesseline apakah kau-"

Jesseline bukannya tenang malah semakin tenang, ia malah makin memojokkan Miranda dengan tatapannya, gadis berambut brunette didepannya itupun semakin mundur hingga menyentuh dinding lorong sesaat setelah Jesseline mengeluarkan tongkatnya dan mengarahkan tongkat itu tepat ke leher Miranda.

"Tidak usah sok akrab denganku, menjijikan"

Satu hal yang tidak diketahui Jesseline bahwa setelah Harry mendapatkan sapu terbangnya di aula ia bergegas mengikuti Jesseline dibelakang untuk memberitahunya apakah ia bisa melihatnya bertanding atau tidak, tapi tentu setelah melihat Jesseline bertemu dengan gadis lain Harry bersembunyi, ia tidak percaya apa yang ia lihat sekarang ini didepannya.

Harry POV.

Aku tidak sabar memberitahu kakak untuk datang ke lapangan untuk melihatku bermain Quidditch, setelah ia berkata aku mirip seperti ayah pada hari itu, aku tidak bisa diam dan terus memikirkan hal itu, bahkan Ron akan selalu mengingatkanku setiap aku tersenyum sendiri karena memikirkan hal itu pula.

'Jesseline berjalan sangat cepat' batinku begitu terus mengikutinya, apa hanya aku yang lambat jalannya atau memang dia cepat sekali?, tapi entah kenapa dia tidak mendengarkan aku yang mengikutinya dari tadi.

Aku berhenti ketika tidak mendengar suara langkah kaki yang menggema sesaat setelah ia memasuki lorong didepan, dan aku mendengar suara gadis lain, dia bertemu dengan siapa?.

"Tutup mulutmu"

Suara Jesseline tiba-tiba mengungkapkan dua kata,Aku pun menengok kearah lorong tersebut dan mendapati Jesseline dan gadis yang pernah ku lihat saat berlatih bersama Oliver,mereka teman bukan?.

"Jesseline apakah kau-"

Aku kembali mengintip dari ujung lorong. Jesseline tiba-tiba mengeluarkan tongkatnya dan mengarahkannya kearah leher gadis itu?!.

"Tidak usah sok akrab denganku, menjijikan"

Saat Jesseline hendak menengok kebelakang aku segera kabur pelan-pelan. Apa semua yang ku lihat selama ini bohong?, apa sebenarnya semua sikap baiknya terhadap orang lain hanyalah sandiwara semata?, aku makin teringat dengan kata-kata Ron saat kami disaat penentuan asrama..


"Hanya penyihir jahat yang berasal dari Slytherin"


Dia bukan . .salah satunya kan?.

Harry POV ends.

Time skip before the Quidditch game


Harry terus melamun sepanjang persiapan permainan dimulai, apa yang ia lihat barusan benar-benar didepan matanya, hatinya bergetar berharap yang ia lihat hanyalah sebuah ilusi, otaknya seakan-akan terus mrncoba meyakinkan yang ia lihat adalah kenyataan, namun jauh di lubuk hatinya ia masih mempercayai bahwa kakak sulungnya adalah orang baik, dan sebenarnya itulah kenyataannya.

"Kau baik Potter?"

Disebelahnya ada sang kapten yang tak lain Oliver Woods sendiri yang sedari tadi ternyata memperhatikan raut wajah lelaki berkacamata disampingnya bahkan sebelum persiapan pun ia terus melihat ekspresi Harry yang sulit dijelaskan, apakah itu sedih,bingung,ataupun kecewa.

"Ya tentu saja. . . dan Woods?"

Oliver memiringkan sedikit kepalanya dan kembali memperhatikan Harry.

"Yes?"

Harry nampak sedikit terdiam kembali, berpikir apakah ia harus mengatakannya kepada Oliver atau tidak, ya mungkin Oliver akan memberitahukan yang sebenarnya karena ia teman dekat Jesseline, mungkin ia tahu sifat aslinya?.

"Apakah. . Jesseline orang yang baik. . ?"

Oliver nampak terdiam sejenak, ia kemudian menghela nafas, memaklumi tentang apa yang menimpa Harry saat ini.

"Aku tahu kalian sudah lama. . tidak, bahkan mungkin kau baru tau fakta bahwa Jesseline adalah kakakmu setelah mengenal Hogwarts. . . benar?"

Harry menyimak perkataan Oliver dengan hati yang sedikit berdebar, namun apa yang lawan bicaranya itu katakan benar, ia tak tahu menahu tentang sang kakak sampai akhirnya Hagrid menjemputnya dan memberikan surat tulis kakaknya untuk dirinya, lantas ia menganggukan kepala sambil menggigit bibir bawahnya, canggung. Oliver pun kembali melanjutkan kata-katanya.

"Jesseline adalah gadis yang energetik, keras kepala, dan juga tidak suka menyerah tanpa alasan. . awalnya aku juga heran mengapa gadis seperti dirinya bisa berakhir masuk ke asrama Slytherin, tapi setelah lama mengenalnya. .aku jadi paham kenapa"

Harry tetap memasang ekspresi yang sama namun tidak dengan hatinya, diam-diam badan Harry mulai mengeluarkan keringat dingin karena perasaannya yang tak karuan, ia bingung apakah sang kakak adalah peran antagonis didalam kisah hidupnya ataupun sebaliknya.

"Masalah kepercayaan seperti ini, aku tidak bisa membantumu jadi kau harus cari tahu sendiri, kepercayaan atau rasa percaya hanya dapat kau dapatkan saat kau mencarinya sendiri. ."

Oliver tersenyum kecil sambil melihat kearah Harry,lalu pergi untuk menemui anggota pemain yang lain.

Harry masih memikirkan tentang perkataan Oliver, dia ada benarnya. .

Ialah yang harus mencari tahu apakah kakak satu-satunya yang ia miliki pantas dipercaya atau tidak.

Walaupun Ia harus menanggung segala resiko nanti.


TO BE CONTINUED

. . .


Aku nge-update nya lama lagi ya?

MAAF BENERAN MAAF

Aku ga bermaksud nunda nunda pembuatan cerita ini, aku juga sering banget dapet writers block dan yaaahh kerjaan real life ku banyak banget :'v

Writers Block adalah kondisi dimana seorang penulis gak mendapat ide buat bagian selanjutnya dari kisah yang sedang dia buat, jadi ya itu terjadi ke aku lumayan lama belakangan ini.

Intinya begini deh, aku ga bisa janji bakalan cepet update tapi aku bakalan beneran usahain buat update kapan pun itu ok??


Luv u bai bai :D

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro