Problematic Potters(?)
tak.
tak.
tak.
Suara hentakan sepatu milik Jesseline menggema kecil memenuhi lorong sunyi itu.
"Sapu milik Harry bergerak sedikit liar, bukankah itu hal yang aneh?"
"Itu benar, sapunya memang hilang kendali, aku bertanya langsung pada Harry saat itu"
'Itu. . . sangat aneh. . .'
.
.
.
.
"Jadi maksud kalian berdua, sapunya bergerak sendiri, begitu?"
Didepan perpustakaan, Jesseline melipat tangan serta bersender di tembok. Menanyakan apa yang sebenarnya baru saja terjadi.
"Ya! aku merasakannya, setelah pertandingan berakhir, aku menyentuh sapu milik Harry, aku merasakan dua buah sihir sudah dilontarkan pada sapu itu"
Jawab Hyun-Shik setelah selesai menata beberapa buku yang di minta Professor Trelawney, dengan Hyun-Ki yang memberi satu lagi buku untuk dibawa.
"Itu benar, aku kira anak ini berbohong, setelah menyentuhnya, aku memang merasakan sihir positif dan sihir negatif berada di sapu itu"
"Positif dan negatif. . ?"
Keluarga Park masih memiliki hubungan darah dengan keluarga Roe. Sementara keluarga Roe dikenal sebagai 'radar sihir' terbaik pada masanya, mereka mampu mendeteksi sihir baik sihir pertahanan bahkan sihir hitam dari jarak yang lumayan jauh. Itulah rahasia mereka mampu memenangkan perang sihir Matroa* dulu.
Namun karena darah keluarga Roe tak seluruhnya berada pada Hyun-Ki dan Hyun-Shik, tentu saja mereka tak sepenuhnya mampu menggunakan 'radar sihir' tersebut, tapi walau begitu mereka masih memiliki kemampuan 'Spelector' yang tak kalah hebat dari 'radar sihir' dahulu.
"Ya, hanya itu informasi yang kami tahu, dan anak-anak mengira Professor Snape lah yang melakukannya"
"Tidak heran,ngomong-ngomong terima kasih sudah bekerja keras, sekarang kalian pergilah antarkan buku-buku itu. ."
Setelah itu, Hyun-Ki dan Hyun-Shik pergi sambil berpamitan dengan Jesseline dengan membawa buku-buku tadi.
Setelah mereka menjauh, Jesseline kembali bergumam.
"Positif dan negatif?"
Time skip : Dinner
"Harry, kau yakin kau baik-baik saja?"
Tanya Hermione SEKALI lagi malam itu, kejadian barusan tak jauh lama dari kejadian Troll beberapa malam sebelumnya, tentu saja Hermione mengkhawatirkannya.
"Aku sudah bilang, Hermione Aku tak apa, sungguh"
' "Tutup mulutmu" '
' "Tidak usah sok akrab denganku, menjijikan" '
"Tidak kah menurut kalian, Jesseline itu. . seperti Slytherin yang lainnya. . ?"
Kata-kata itu keluar dari mulut Harry tanpa ia sadari, membuat kedua sahabatnya langsung menolehkan kepala mereka kearahnya.
"Pardon?"
Kata Ron, sungguh tak disangkanya kalimat itu akan keluar dari mulut Harry.
"L-listen, kemarin setelah aku mendapatkan sapu terbang milikku, aku pergi mencari Jesseline untuk memberitahunya tentang itu, tapi apa yang aku lihat adalah. . . "
Harry terdiam sejenak, haruskah ia katakan masalah ini pada mereka?
"Memangnya apa yang kau lihat?"
Kala itu Ron yang baru saja selesai mengunyah makanannya bertanya akan kelanjutan cerita yang dikatakan Harry, namun anehnya nadanya bertanya agak sedikit. . kesal?
"Aku melihat Jesseline sedang. . Membentak temannya tanpa alasan dan menyuruhnya menjauhi dirinya"
"Teman?, bagaimana ciri-cirinya?"
Kini nada kesal Ron mereda, tapi ia masih penasaran akan siapa yang berbicara bersama Jesseline.
"Rambut coklat. . matanya juga, dan ia punya beberapa bintik yang indah di wajahnya"
"Miranda Parkinson. . itu teman baiknya, Harry apa maksudmu Jesseline membentaknya? Mereka berteman sejak sebelum masuk Hogwarts!"
"Ron!"
Hermione menenangkan Ron, tentu saja tak ada yang mau keributan di meja makan malam, benar?
"Walau pendapatmu begitu, Harry punya hak untuk mengeluarkan pendapatnya, lagipula Jesseline adalah kakaknya, mereka terpisah sejak lama, bukankah tak heran jika Harry tak sepenuhnya mempercayai dia? apalagi Jesseline adalah seorang Slytherin. . . "
Ron melebarkan matanya, itu benar, pada akhirnya yang penting disini adalah pendapat dan perasaan Harry, karena mau bagaimanapun, Jesseline adalah kakak semata wayangnya.
"M-maaf, tapi aku kurang percaya, kakakmu telah berteman dengan Miranda jauh sebelum mereka masuk ke Hogwarts, bahkan setelah masuk pun, mereka selalu bersama dan kau tak akan pernah melihat Jesseline ataupun Miranda sendirian, karena mereka pasti selalu bersama kemanapun dan dimanapun. . "
Ron menghela nafas kemudian melanjutkan.
"J-jadi, mungkin apa yang kau dengar salah, atau mungkin memang ada sesuatu yang salah padanya"
Lanjut Ron, Hermione yang dari tadi tampak mendengarkan kini ikut angkat suara.
"Tapi tidakkah akhir-akhir ini mereka terlihat aneh? mereka saling menjauhi satu sama lain, apa kira-kira mereka sedang bertengkar?"
"Tidak mione, jika mereka bertengkar, Travey akan selalu menengahi mereka, jika mereka bertengkar hari ini, besok mereka sudah pergi ke kelas bersama, mereka paling lama akan bermusuhan paling tidak 3 hari, Percy selalu bercerita hal itu padaku"
Kini ketiganya diam, sudah lebih dari seminggu mereka tak saling berbicara, jadi tak mungkin mereka bertengkar biasa, sekarang semuanya tambah rumit.
"Bagaimana kalau nanti kita bertanya pada Gemma?"
Usul Harry ketika mengingat orang yang menolong ia dan Ron pada insiden Troll beberapa malam lalu. Mungkin orang itu tahu sesuatu?
"Maksudmu gadis gila yang menahanku seperti raksasa itu-?"
*Plak!!*
Disaat itu pula, Hermione yang duduk bersebelahan dengan Ron langsung memukul bagian belakang kepalanya.
"Oww!!, apa-apaan denganmu Hermione?!"
"Tidak sopan, dia sudah menyelamatkanmu dari Troll!, bagaimana bisa kau menghinanya begitu!"
"Tapi dia memang kuat seperti raksasa!, bahkan aku sesak nafas saat ditahan olehnya"
"Sudah-sudah, sebaiknya kita segera habiskan makan malam dan menemuinya, mungkin kita akan mendapatkan sesuatu"
Kata Harry menengahi perkelahian kedua sahabatnya itu, setelah itu melanjutkan makan malamnya.
.
.
.
"Haaah? Miranda dan Jesseline bertengkar?"
Gemma menghela nafas tidak percaya begitu the golden trio menanyakannya tentang Miranda dan Jesseline.
"Tapi, itu masuk akal, maksudku mereka berdua memang sudah lama tidak bersama, aku rasa mereka bertengkar hebat, tapi entahlah, tapi daripada itu, kalian bertiga kenapa masih disini?, bukankah seharusnya kalian sudah ada di asrama?!"
Mendengar teriakan Gemma, ketiganya bergegas berlari sebelum mereka tertangkap, namun disaat Ron dan Hermione sudah menjauh, Harry terdiam lalu kembali menghadap Gemma.
"Tapi, bolehkah aku bertanya sekali lagi?"
Kata Harry pelan lalu mencoba mendekati Gemma.
"Ugh baiklah, tapi cepat, aku tidak punya banyak waktu"
Harry termenung sejenak, lalu mulai membuka mulutnya, namun sayang kala itu tak sedikitpun kata terdengar dari lisannya.
"Huh? kau terlalu lamban, baiklah selamat mala-"
Kata Gemma yang mulai mengambil langkah menuju arah sebaliknya, baru saja dua langkah ia ambil, akhirnya Harry mengeluarkan pertanyaannya.
"A-apakah! . . apakah Jesseline sama seperti kalian?!"
Harry yang menyadari bahwa pertanyaan yang ia lontarkan salah langsung menutup mulutnya dengan kedua tangan, namun yang didengar Harry hanyalah sebuah kekehan kecil.
"Kalau kau bertanya seperti itu, jawabannya tentu saja tidak. . "
Harry yang kebingungan pelan-pelan melepaskan kedua tangannya dari mulutnya dengan rasa penasaran yang masih sama.
"Dia. .tidak sombong dan angkuh seperti kebanyakan dari kami, tapi kurasa aku juga tidak bisa mengatakan dia gadis yang sangat baik. Kalau kau mau poinnya, jujur saja dia tidak cocok menjadi Slytherin bersama kami yang arogan. Kakakmu adalah gadis yang sulit dijelaskan"
Setelah mengatakan itu, Gemma pergi kearah lorong sebaliknya, sementara Harry memutuskan untuk kembali ke asramanya, tanpa sepatah katapun.
". . . I swear every Potter was problematic. . "
"Apakah termasuk aku?"
Jesseline muncul entah dari mana dengan keadaan jubahnya ia lepas dan tergantung ditangan kanannya.
"Kalian berdua! Oh Merlin's beard! kenapa kau biarkan kesalahpahaman ini berlanjut Potter?!"
Gemma menoleh kearah Jesseline yang melonggarkan dasinya lalu menghela nafas sejenak.
"Entahlah, mungkin ini akan berguna di masa depan, ngomong-ngomong ayo, patroli malam akan segera dimulai".
"Kau selalu berkata begitu bagaimana jika terjadi sesuatu yang membuatmu-"
Dan Gemma terus,terus dan terus menasehati Jesseline sepanjang perjalanan mereka.
.
.
.
.
Dear Jessie.
Bagaimana kabarmu disana anak manis? aku berpikir untuk mengundangmu merayakan natal disini bersama kami, Draco terus menggerutu karena tahun lalu kau tak menghabiskan natal bersamanya, jadi mungkin dia akan senang jika kau bermalam disini untuk liburan natal, tentu saja it's up to you honey, tapi kami akan sangat senang jika kau dapat kemari dan menghabiskan natal bersama kami beberapa minggu lagi.
"Yo Jess, apa ini?"
Roxter yang sedang membongkar kertas-kertas di meja milik Jesseline tak sengaja menemukan sebuah surat tangan.
"Surat dari bibi Narcissa beberapa minggu lalu, atau mungkin sebulan? entahlah"
Travey yang tengah membantu Jesseline mengemas pakaian menoleh kearahnya.
"Ibu mengirimkanmu juga atau tidak?"
"Maksudmu syal rajutan itu? ya, punyaku sedang di jemur"
"Bagaimana denganmu Rox? Apa kau pulang juga?"
Roxter yang terpaku dengan bukunya kembali setelah melihat surat tadi terdiam sebelum kembali menghadap dua sahabatnya.
"Oh? Ya tentu, Aku dan saudara-saudariku akan menghabiskan Natal bersama, walau kedua orang tua payah itu tidak akan meratakan Natal bersama kami, jujur saja aku sangat senang! semoga mereka tak akan pernah kembali kerumah kami lagi"
Jesseline dan Travey saling bertatap pandang, entah kenapa mulut mereka serasa membisu untuk sesaat.
Kedua orang tua Roxter sudah lama bercerai, sekitar 2 tahun yang lalu. Ia dan saudara-saudarinya awalnya menentang hal ini, namun mau bagaimana pun keluarga mereka tak lagi harmonis setelah ibunya tertangkap selingkuh.
Sang ayah yang penuh amarah pergi meninggalkan mereka setelah bercerai dan tak mau bersangkut paut lagi dengan keluarganya, sedangkan ibunya memilih untuk menikahi selingkuhannya dan memulai hidup baru, dan tentu saja hal itu dibayar dengan menelantarkan seluruh anak-anaknya.
"R-Rox, bukannya kau akan membelikan Edward manisan sebelum pulang? kenapa tak kau belikan sekarang sebelum kau lupa?"
Pemuda itu tertegun sebentar lalu menoleh dan mulai berteriak.
"Oh, kau benar! aku harus segera membelikannya coklat katak, astaga bagaimana aku bisa sampai lupa?"
"Bersabarlah, aku akan segera menyelesaikan baju-baju ku dan kita akan mampir ke Hogsmeade sebentar ok? Aku mau membeli bunga juga"
Ketiganya menghabiskan waktu bersama sebelum mereka pulang ke tujuan masing-masing.
.
.
.
.
.
"Sampai jumpa beberapa minggu lagi Neo! dan Selamat Natal!!"
"Ya, sampai jumpa Vanetra, Feora, Selamat Natal bagi kalian juga"
Malam itu, hampir seluruh siswa Hogwarts pulang menuju kampung halaman masing-masing untuk merayakan Natal, sayangnya Henry tak akan pulang karena keluarganya sedang melakukan perjalanan menuju Swedia untuk melanjutkan penelitian tentang hewan langka.
"Neo, kapan penerbanganmu akan datang? ku dengar kau akan melakukan transportasi lewat dunia muggle ya?"
Jesseline yang datang dari lorong sebelah bertanya kepada Neo, ia siap pergi dengan jubah yang masih ia kenakan dan seikat bunga mawar hitam tengah ia peluk lembut ditangan kanannya.
"Ya, aku berencana pergi ke Osaka sebentar untuk membelikan keluargaku hadiah, lalu pulang ke Kyoto untuk makan bersama keluarga besar"
"Ahh begitu, baiklah berhati-hatilah dijalan ok? dan sampaikan salamku pada Yazuo"
"Tentu saja, Selamat Natal Jessie"
"Selamat Natal juga Neo, sampai jumpa! Kirimkan aku surat juga ya!"
"Baiklah akanku kirimkan!"
.
.
.
Tok-tok-tok!
"Miranda sayang, bisakah kau membukakan pintu dan lihat siapa itu? aku lupa memberitahu mu akan ada tamu"
"Baik, tentu saja Nyonya Equories"
Miranda berjalan menuju pintu depan dan segera membukanya, namun orang yang ia tak sangka-sangka tengah berdiri didepan pintu.
"Selamat malam, Nona Parkinson"
Miranda terbelalak terkejut dengan hati yang berdegup kencang.
"K-Kau?!"
T.B.C
AHAHA SIAPA YA KIRA-KIRA ITU?
Oh Helloo my fellow readboos!!
Lihatlah Thor Riel ini yang sangat malas dalam mengupdate ceritanya!
Ya bukan males sih, tapi emang lagi padet aja sekolahku, udah mulai masuk ptm gila, terus hafalanku numpuk pisan! dan akhir bulan nanti aku bakalan PAS atau UAS!
Waduhh, eits tapi aku bakalan semangat update karena, apa hayoo??
YA, FILM HARPOT UDAH AKU DOWNLOAD UYEEEE
GILA SENENG BANGET DONG, JADI AKU GA HARUS BUKA WEB BUAT NONTON LAGI KALO MAU NGETIK CERITA!
SENENGNYA TUH AMPE MAU NANGIS TAU GA SIHH
OH YA KAYANYA SOON AKU BAKALAN BUKA SERVER DISCORD DEH,MUNGKIN ADA YANG MINAT? TAPI NANTI COBA AKU PIKIR-PIKIR LAGI OKEYY??
btw gila ya, udah sebulan lebih ga update, kalian kangen gasih? mana aku takut kalian ga enjoy soalnya udah lama ga update haha, i expect this to happen sih, tapi yaudah deh
*Perang Matroa adalah perang sihir yang melibatkan negara-negara Asia serta Asia Tenggara dan 2 negara Eropa yakni Belanda dan Perancis juga terjadi bertepatan dengan terjadinya Invasi Dietrich.
Adios my readboos <3
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro