get him out of the darkside. . .?
Hi pepel :v [ga tau ah males pengen beli trek :v]
betewe, yang diatas itu hasil jerih payahku TwT, sebuah ke Aesthetic-an dari seorang Travey Triton Lucius Malfoy UwU.
Aku kasih beberapa tentang sifat dari seorang Travey ini.
Dia soft boy ga kek adeknya [turunan emaknya soalnya TwT], cerdas dan bijaksana [Kek Slytherclaw gitu wak], dan dia ni hobi nyemil Blueberi makanya aku tarok gambar blueberi disana wak [jadi lapar aku, belum makan soalnya pas nulis bagian ini TnT], kalian tengok gambar ujung kiri tu?, iya dia tu kek Hermione, kutu pulpe- buku maksudnya, mwehehehe.
kalian tengok dia :
gantengkan U3U
Nah itulah figure dari anak sulung om Lucius ini, kalo mau tak jelasin tentang karakter yang lain, komen nyak!
Intro peace out!
~~~~~~~~~~~~~~~
"Indah..."
Gadis berambut jahe merah itu berdiri diantara pepohonan yang terus mengujaninya dengan setiap dedaunan kering yang jatuh dengan gemulai selayaknya mereka tengah menari.
"Liene?"
Gadis itu menoleh dan mendapati orang terkasihnya sedang menunggu di dekat sebuah pohon tua yang sama sekali tak berdaun, ia hanya bisa berlari memeluk pria yang dari tadi menunggunya.
"Papa!"
"Jesseline..."
Perempuan itu kemudian kembali menoleh kearah suara yang memanggil namanya, karena itu bukan sama sekali suara pria dewasa yang tengah berada dalam pelukannya itu, suara itu terdengar jauh dan penuh dengan kesedihan.
Diujung hutan itu, ada sisi yang amat gelap, dimana terdapat seorang pemuda, dengan jubah Slytherin yang sama seperti miliknya, bedanya jubah itu tampak sedikit lusuh seperti jubah lama.
"Kumohon.."
Sisi gelap yang sedari tadi menjadi tempat pemuda itu berdiri, perlahan lahan menelan pemuda itu dalam kegelapan mereka.
Pemuda itu menggeliat mencoba melepaskan diri dari kegelapan itu, Jesseline yang sedari tadi berlari lalu mencoba menarik pemuda berambut kecoklatan itu agar terlepas dari ikatan kegelapan yang mencoba 'mengonsumsi' nya.
"Keluarkan... ARGH! aku..dari kegelapan INI!!". Adalah kata-kata terakhir yang ia ucapkan sebelum sisi gelap itu menarik paksa tubuhnya masuk kedalam.
Jesseline tau ia sama sekali tak mengenal pemuda satu asrama itu, tapi tentu insting menyelamatkan orang adalah sebuah hakikat yang sudah tertaman didalam setiap manusia dimuka bumi, jika ada orang yang sama sekali tak mempunyai hal itu, percayalah ia bukan manusia.
Dan tentu, pegangan Jesseline terlepas dari pemuda tadi, setelah menyadari bahwa ia gagal menyelamatkan pria tadi ia mencoba berlari saat sisi gelap itu hendak menjadikannya target selanjutnya begitu ia berbalik, pria dewasa yang ia panggil papa itu hendak mengulurkan tangannya bersama dengan seorang wanita asing disampingnya yang melakukan hal yang sama, kedua orang itu mencoba menyelamatkan dirinya.
.
.
.
Tapi semuanya hilang dari pandangannya seketika itu juga dan membuatnya terbangun dengan banyak keringat disekujur tubuhnya, nafasnya sesak sesaat setelah ia bangun.
Hal yang ia lihat pagi itu juga adalah susu berisi setengah cangkir dan sebuah piring berisi 3 buah roti dengan mentega disampingnya, salah satu roti berlubang yang ia asumsikan pasti dimakan tikus.
Orang pertama yang ia lihat pagi itu adalah Vanetra, kebetulan hari itu adalah jadwal anggota HogGuards libur untuk asrama Slytherin dan Ravenclaw, sedangkan kedua asrama lainnya libur minggu depan.
"Heinzy... kau baik?".
Vanetra yang sudah rapi mengenakan seragam dan jubah, tapi dibukanya jubah itu dan ia senderkan di bahunya, memamerkan rok selutut yang ia gunakan dan juga kemeja putih berlambang asramanya. Dan dengan rambut blonde yang ia ikat seperti ini :
Ia menatap gadis rambut jahe merah didepannya itu dengan lekat, seakan akan ada sebuah kisah panjang terjerat di kedua mata zamrud nya yang hijau nan indah.
"yeah.. hanya sedikit lelah kau tahu?".
Kata Jesseline menjawab pertanyaan gadis bermata *Heterochromia itu, dengan warna grey blue disebelah kanan dan warna biru pekat disebelahnya.
"Kau tertidur di ruangan ini lagi?".
Jesseline tak bisa berkata apa-apa kecuali mengangguk pelan. Ini bukan kali pertama Vanetra atau anggota lainnya menangkap basah Jesseline yang sedang bermalam di ruangan khusus para HogGuards.
"Kau melewatkan sarapan bukan?"
"Mhm"
Jesseline terus menggumam 'hmm' setiap kali Vanetra menanyakan sesuatu, sementara dirinya sibuk merobek-robek salah satu roti yang bolong tadi lalu memasukkannya kedalam lubang tikus dibelakang kursinya. Sementara Vanetra hanya bisa geleng-geleng kepala.
"Jessie!, aku membawa kue pie ceri dan teh hangat dengan daun mint!, aku tidak melihatmu saat sarapan tadi, jadi kupikir kau ketiduran disini lagi!".
Feora masuk ke ruangan itu dengan nampan kayu berisikan potongan pie ceri dan secangkir penuh teh merah dengan beberapa daun mint yang terapung diatasnya. Wajahnya sangat ceria seperti biasanya.
"Oh, pagi Vanetra!"
"Pagi juga Fe"
Feora hanya bersenandung lembut sembari menaruh nampan kayu tersebut didepan Jesseline, sang penerima pun hanya menoleh kearahnya dan tersenyum kecil.
"Terima kasih Fe".
"You're welcome ma'am!"
Seketika ketiganya tertawa ditempat setelah mendengar jawaban Feora.
"Aku pikir Hufflepuff tidak libur, apa yang kau lakukan disini?"
Feora terdiam sejenak lalu membuang nafas.
"S-sebenarnya, saat aku baru masuk ke kelas ramuan, Prof. Snape memberi dan menyuruhku membawa ini semua, dan. . . dia tidak mau kau ku beritahu, hehe. . . , aku juga disuruh mengambil beberapa buku di perpustakaan"
Jesseline yang tadi tersenyum lebar perlahan terdiam, kemudian ia sedikit terkekeh.
"Dasar orang tua itu. . ."
Jesseline tersenyum kecil sambil memandangi potongan pie diatas piringnya.
"Yah!, ayo kalian berdua lanjutkan kegiatan kalian, aku akan makan lalu mandi, setelah itu melanjutkan laporanku".
Jesseline kembali bersuara membuat kedua teman gadisnya sedikit terkejut tapi kembali tersenyum melihat semangat Jesseline.
"Dah Jessie!"
"Sampai nanti Jess"
"Sampai jumpa kalian berdua"
Saat itu juga keadaan ruangan kembali sunyi, hanya ada suara tikus-tikus yang menikmati roti yang Jesseline beri tadi. Jesseline mulai mengambil garpu dan menghabiskan pie beserta teh hangat tersebut.
.
.
.
Saat keluar dari ruangan HogGuards, Jesseline segera menuju kamar mandi asrama dan segera membersihkan diri disana.
Saat keluar dari asrama, ia sudah nampak cantik dengan seragam serta jubahnya. Sweater asrama Slytherin dengan rok selutut serta kaus kaki berwarna hijau miliknya.
sementara rambutnya ia tata seperti ini :
Disisi lain Serverus tengah mengajar di ruangannya, dia mulai menjelaskan tentang ramuan *Bulgeye , tepat saat itulah Feora datang kedalam kelas.
"Afu fembawi fuheho! [Aku kembali profesor]".
Feora masuk sambil membawa beberapa buku sehingga ia harus membawa tongkatnya dimulutnya.
"Fuwoheho ini wugu yang ana suwuh haya amil [Profesor, ini buku yang anda suruh saya ambil]. [wkwkwk ga jelas ya?, aku malah praktekin sambil gigit pensil.]
"baik, terima kasih Mrs. Slughorn".
Severus hanya mengadahkan tangan untuk mengambil buku yang dibawa oleh Feora, sementara anak-anak lain hanya melongo, bagaimana bisa omongan setidak jelas barusan malah bisa dipahami oleh profesor paling pendiam di seluruh sekolah Hogwarts ini.
"Huft, buku-buku itu lumayan berat".
"Apa kau sudah mengantarkan sesuatu seperti yang ku minta, Mrs. Slughorn?".
Tanya Severus sambil menata buku-buku yang dibawa tadi.
"Sudah Prof!"
Jawab Feora manis dan langsung menghadapkan kepala dengan raut wajah cemberut pada Henry yang berada di depannya tersenyum sambil menggaruk tengkuk kepalanya yang tidak gatal. Karena sebenarnya ialah yang disuruh barusan, tapi karena ia mencari alasan maka Feora lah yang ditunjuk
dan begitulah pelajaran ramuan dimulai dan di akhiri dengan telinga Hyun-Shik yang dijewer oleh Snape sendiri karena salah memasukkan takaran ramuan dan menyebabkan ledakan sedang.
Setelah itu juga, sang profesor ramuan beranjak dari kelasnya menuju kantor miliknya.
Selagi dalam perjalanan, Ia memutuskan pergi ke kator kepala sekolah, karena ia melihat sesuatu yang megingatkannya pada seseorang.
Sekuntum bunga mawar hitam.
Seseorang yang pernah dekat dengannya sangat mencintai bunga itu, ia selalu menaruh bunga itu sebagai hiasan kepalanya setiap hari. Seseorang itulah yang mendeskripsikan betul bunga itu pada dirinya. Bunga yang sering dikaitkan dengan kematian, kebencian, ataupun duka, namun disisi lain memiliki sebuah arti lahir kembali.
Gadis kedua yang ia cintai seumur hidupnya.
Lucine Antonella Potter
~~After Visiting Dumbledore~~
"Sudah ku jelaskan bukan?, dia kabur menuju asia tenggara dan menjadi salah satu guru di sebuah sekolah sihir disana"
Severus terdiam mengingat kembali penjelasan Dumbledore, ia sebenarnya sudah tau akan hal itu, namun Dumbledore sendiri tak mau memberi informasi lain tentang dirinya, bagaimanapun ia berusaha, ia tidak pernah mendapatkan informasi yang lebih dari pada itu.
Apa gadis itu sangat membenci Severus?, atau bahkan yang lebih buruk, melupakannya.
TIME SKIP NOON
"Henry!!, jika kau belum memberi Oliver lembaran improvisasi itu aku akan--"
Jesseline yang baru saja menyelesaikan kelas D.A.D.A. nya berlari menuju ruangan khusus HogGuards dan menemukan lembaran yang ia maksud tadi.
"Terkadang, aku mau undur diri dari jabatan ketua. . ."
Ucap Jesseline sembari menatap pasrah kearah lembaran kertas tadi, dan mengambilnya. Lalu bergegas ke lapangan tempat ia terakhir kali melihat Oliver. . . sedang bersama dengan Harry.
~~~~~~~~~~~
Sesampainya di depan lorong, Jesseline hendak menemui Oliver yang terbaring ditanah sambil menahan saah satu bola quidditch, namun di sebelahnya ada Harry, Canggung?, tentu saja. Bagaimana kau bisa akrab setelah terpisah 11 tahun dengan adikmu?, itu tentu tidak semudah membalik telapak tanganmu.
"Olive!"
Kedua laki-laki itu menoleh mendapati gadis 14 tahun itu berjalan santai kearah mereka dengan beberapa buku ditangan kiri dan lembaran kertas di tangan kanannya, sementara.
"Oh hello there Jess, ada apa?"
Setelah cukup dekat Jesseline memberi lembaran kertas yang ia bawa barusan pada Oliver.
"Ini beberapa rekomendasi taktik permainan baru yang ku dapatkan dari Prof. Mcgonagall, dan yang ini adalah surat ijin untuk latihan tim quidditch Ravenclaw dari Prof. Flitwick, tapi bisakah aku minta tolong padamu untuk memberikan ini pada Prof. Mcgonagall nanti?, aku harus ke perpustakaan setelah ini".
Jelas Jesseline panjang lebar tanpa sadar Harry sudah memperhatikannya dari tadi.
"Oh Harry, maaf melupakanmu, ku dengar dia seeker baru ya?"
"Mhm aku sedang mengujinya, dan dia juga punya bakat alami dalam menjadi beater, how about you Jess?, kau bisa menjadi beater yang hebat juga"
"Me? a beater?, kau bercanda, Professor Snape sampai matipun takkan membiarkan aku ikut quidditch, tidak setelah apa yang terjadi pada Roxter di tahun pertama, dia mendapat trauma".
"Yeah. . . baiklah nanti akan aku berikan pada Professor Mcgonagall"
"bagus!, dan. . . Harry?"
Harry yang melamun karena memperhatikan Jesseline sedari tadi langsung tersadar.
"Y-yes?"
Jesseline mengambil sesuatu dari sakunya dan memberikannya pada Harry.
"Ambillah, Jadilah seeker yang hebat seperti ayah"
Harry terdiam sambil menerima kotak persegi lima yang tak lain chocolate frog, setelah memberi coklat tersebut, Jesseline mengelus kepala Harry dan mengecup pelan dahi Harry, Harry sendiri hanya bisa diam dan tak berkutik saat Jesseline memberikan kecupan hangat didahinya, betapa merah pipi Harry sekarang.
Setelah itupun, Jesseline pamit menuju perpustakaan dengan teriakan menjawab pertanyaan Oliver kenapa ia tidak diberi satu.
Disisi lain Jesseline mengutuk dirinya mengapa ia melakukan hal aneh tersebut kepada adiknya yang jelas jelas bahwa mereka tidak seakrab 'kakak-adik' pada umumnya. Sekarang ia berpikir bahwa Harry pasti mengiranya orang aneh.
Tapi sebenarnya tidak begitu, malah Harry hanya bisa tersenyum kecil,mengingat karena setelah sekian lama berada di keluarga Dursley dimana ia dijadikan budak, ditempat asing ini ia bertemu seseorang yang memberinya kasih sayang tulus.
Sementara Pansy yang kebetulan lewat bersama kakak sepupunya, ia memandang gadis yang lebih tinggi tersenyum sedikit menyeramkan kearah Jesseline maupun Harry dan Oliver.
"Miranda, kau baik-baik saja?"
Seketika gadis tersebut menoleh mendengar namanya terpanggil lalu tersenyum halus.
"Ya tidak apa-apa, ayo kita kembali ke asrama"
Dengan itu Pansy dan Miranda kembali melanjutkan perjalanan keasrama, tapi satu yang tidak diketahui Pansy, itu sama sekali bukan Miranda.
.
.
.
Siapa dia hmm~?
T.B.C
* Heterochromia itu penyakit, bukan sih kelainan akan manusia yang terletak pada matanya, tau Todoroki Shoto dari BNHA?, dia juga salah satu contohnya, biasanya pemilik mata Heterchromia itu beda sebelah warna matanya, tapi ada juga yang warna matanya dua-duanya sama tapi disalah satu atau keduanya ada warna lain yang bercampur pada pupil matanya.
* Ramuan Bulgeye sendiri adalah ramuan yang jika diminum maka peminumnya akan mengalami pembengkakkan pada bagian mata, gak tau diajarin dikelas berapa tapi aku cari tau di Harry Potter Wiki.
OHAYOU KONNICHIWA OYASUMI! September chosi wa do dai-
*digebuk Reza*
oh ya emm halo para readers jumpa lagi dengan saya. . . Reza putra sanjaya akan membawakan outro untuk chapter kali ini, maaf ya saya ambil alih.
Kami cuma mau bilang terima kasih atas 300+ readers yang udah baca chapter-chapter sebelumnya dan kami mohon maaf updatenya selalu telat, akan kami usahakan update dengan lebih banyak cuma gantinya kalian gak akan membaca satu chapter sepanjang ini, maafkan ketidak becusan kami ini juga karena faktor waktu dan sekolah juga peran Naica sebagai anak dan kakak dirumah selama pandemi ini, jadi gak setiap saat dia bisa pegang laptop.
yak beberapa minggu lalu Naica ada sakit telinga gegara dia sering korek-korek [jadi kalian juga jangan sering-sering ya ^v^] makanya dia gak bisa lanjutin chapternya, [jujur padahal dah ngetik lama baru sadar chapter masih sedikit hiks-].
jadi kalian bisa pilih dan ini akan sangat berpengaruh dengan chapter-chapter selanjutnya, mau panjang tapi nunggu lama atau cepet tapi chapter pendek, pendeknya minimal 1000+ kata.
yak itu saja dari saya kali ini, semoga kita segera bertemu di chapter berikutnya.
Adios my fellas
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro