Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

A Little Memories



SELAMAT PAGI,SIANG,SORE,MALAM,TENGAH MALAM,SUBUH SEMUANYA.

Pertama dan yang paling utama, maafkan Naica yang dah ngilang seminggu lebih ya TvT

alasannya tuh pertama : asma ku kambuh dua minggu yang lalu, jadi gak memungkinkan untuk megang laptop terus. [capek banget aku nafasnya T-T]


 Kedua : kemarin minggu aku mudik mendadak dan laptop ku ketinggalan woey TnT, nggak "insah" bahasanya disini mah, maksudnya ga betah gitu, pas hari kamis hp nenekku abis kuota cuy makin bete' nya aku dibuat sama hp oppo tu.

maaf ya sekiranya bikin kalian lama nunggu, oh untuk readers yang dah 170+ orang yang baca info ma chapter pertama, makasih banget *hiks* dan 15 orang voters *hiks* makasih banget.

maaf kalo sekiranya ada kesalahan, karena manusia tak luput dari kesalahan. UnU


so enjoy!


[Play musiknya di sini!, biar lebih adem!]


.

.

.

.

.

.

.

.

10 years ago.



"Liene, ayo masuk, sebentar lagi akan turun hujan". Ucap seseorang yang mengenakan jubah serbah hitam, yang tak lain itu adalah Snape sendiri.


Sementara diluar rumah sederhana itu,seorang gadis tengah berdiri mematung.


"Liene?". Ucap Snape lagi, kemudian keluar dari rumah karena gadis kecil itu tak kunjung masuk, padahal langit sudah sangat mendung, pertanda bahwa awan akan menumpahkan airnya.


"Ah, Papa?". Ucap gadis kecil itu sambil berbalik kearah pria yang dipanggilnya 'Papa' tadi.

"Apa yang aku bilang tentang berada diluar saat hujan akan turun?". Ucap Snape melihat gadis itu lagi dengan tatapan datar seperti biasanya.

"Untuk masuk ke dalam rumah dan segera membuat teh?". Jawab gadis itu seraya memasang senyum nakal di bibir mungilnya.

"Sekarang apa yang kau tunggu?". Balas Snape kemudian menepi dari pintu sembari melihat gadis kecil itu berlari masuk kedalam rumah.

Setelah masuk dan berganti pakaian,gadis itu kemudian berjalan-jalan kecil di sebuah ruangan, tepatnya dia tengah berada di perpustakaan bawah tanah kepunyaan 'Papa' nya.

Kemudian menemukan sebuah buku yang agak tebal bertuliskan 'The tale of a brave raven'.

Dia mengambilnya lalu berlari menuju ruang tengah dimana Snape tengah duduk diatas kursi dekat perapian.

"Papa!, tolong bacakan aku ini!". Ucap gadis itu sambil mengangkat buku yang lumayan tebal itu kedepan Snape.

"Biasanya kau akan baca sendiri, ada apa?". Jawab Snape sembari mengambil buku itu lalu membaca judulnya.

"Ayolah Papa, bacakan, aku mohon". Ucap gadis itu lagi, dengan menunjukkan mata memelasnya didepan Snape.

"Baiklah, kemari". Ucap Snape sembali mengangkat tubuh mungil gadis itu ke pangkuannya.

"Dahulu kala, ada seorang...". Snape mulai membacakan cerita dari buku itu sampai kepala gadis itu jatuh ke lengan kanannya.

Snape hanya memandang wajah mungil itu dengan tatapan sendu sambil disingkirkan-nya rambut jingga milik gadis itu yang menutupi wajahnya.

Segera ia mengangkat tubuh kecil gadis itu lalu menempatkannya di ranjang miliknya. Setelah itu ia mengganti baju dengan sesuatu yang lebih nyaman dipakai, lalu berbaring di sebelah kanan gadis itu sambil menatap wajah mungil itu sejenak sebelum mendekatkan tubuh kecil itu kepelukannya lalu terlelap.

[Kalo mau stop, stop disini yah, flashback nya udah selesai soalnya ^v^]

--------------------------------------------------

Pagi itu juga Jesseline tengah mengurus kertas-kertas menumpuk di ruangan khusus HogGuards, dimana disana ada dia,si kembar Gryffindor, dan Neo si Ravenclaw yang pendiam.

"Moooorning~". Kata Henry dengan suka ria sambil membuka pintu ruangan itu dengan Vanetra dan Feora di belakangnya.

"Selamat pagi Hyun-Shik, Pagi juga Hyun-Ki". Kata Feora didepan si pemilik anger issues, kembarannya yang tadi tengah meminum susu hampir saja menyembur kaget karena Hyun-Shik yang sedari tadi mengoceh panjang lebar karena, yaaa penyakit marahnya kambuh, tiba-tiba terdiam begitu Feora menyapanya.

"Oh, h-hi Fe". Kata Hyun-Shik dengan memalingkan wajah mencoba untuk menyembunyikan pipinya yang berubah merah muda seperti buah peach sementara Feora tersenyum dengan polosnya, kalau para HogGuards adalah sebuah keluarga,sudah pasti Feora akan menjadi peran anak bungsu kesayangan semua orang saking polos dirinya.

"Oh, Hi Jess!". Kata Feora lagi sambil maju dua langkah ke arah Jesseline.

"Pagi Orchid". Kata Jesseline menyapa balik hangat.

"Umm, Jess?, dimana Roxy dan Trey?, oh morning Neo!". Kata Vanetra yang tak melihat dua anggota HogGuards lainnya sembari menyapa Neo yang nampaknya diam seperti biasanya.

"hmm". Jawab Neo yang masih terduduk sambil memegang beberapa kertas dan sebuah buku.

"Cool like always, itu yang kami sukai dari mu kau tahu?". Kata Jesseline sambil  mengambil sebuah kertas dan gulungan koran, sementara Neo hanya bisa tersenyum kecil.

"Yahh, Roxy terkena demam, sebenarnya sudah beberapa hari yang lalu badannya lemas, tapi dia kira bisa sembuh sendiri, taunya pagi ini tambah memburuk, jadi Tray membawanya ke rumah sakit sayap..". Kata Jesseline sambil memegang kertas tentang jadwal permainan quidditch di tangan kirinya dan sebuah koran yang ia taruh di atas meja yang ia rapikan dengan tangan kanannya agar ia bisa membacanya dengan jelas.

"Ya ampun, kasihan Roxy, tapi aku juga kasihan pada Tray, setiap anggota kita sakit dialah yang lebih dulu bergerak". Kata Vanetra membalas perkataan Jesseline. Memang Travey lah yang paling peduli pada kesehatan seluruh anggota ksatria Hogwarts itu, setiap ada yang sakit, dialah yang terlebuh dahulu bergerak untuk menyembuhkan siapapun itu, semua hal itu bukan tanpa alasan melainkan ia yang memang ahli dalam ilmu herbologi ataupun per-medis-an.

"Jangan salahkan dia, itu memang kemauannya untuk menjaga kita semua, tanpa dia kita bisa apa?". Kata Jesseline dengan senyum khasnya yang lembut, sambil menularkan senyuman itu kepada anggotanya yang lain. 

"Umm, apakah ada diantara kalian yang bisa menemani pembelajaran di lapangan sejenak?, itupun kalau jam pelajaran kalian sendiri sudah selesai". Kata Jesseline lagi mengubah topik pembahasan.

"Kami bisa". Kata si kembar menawarkan diri.

"Yah karena setelah kelas mantra nanti, aku harus ke kelas transfigurasi..memberikan hasil pekerjaan rumahku pada Prof. Snape... , astaga tugas ku menumpuk". Jesseline kemudian duduk sambil menghantamkan kepala bagian dahinya ke arah meja dan menimbulkan suara *dug* yang lumayan besar.

Teman-temannya yang lain tak berani mencegah dan membiarkan kepala Jesseline menghantam meja tersebut, kemudian menghela nafas pasrah. Kecuali Neo yang sebenarnya diam-diam tertawa kecil tapi masih menyembunyikan ekspresi-nya, bagaimana tidak? sudah 2 tahun mereka bekerja bersama, tidak mungkin mereka tidak memaklumi ketua mereka yang berasal dari asrama hijau.

Sementara di tempat lain, dua orang anak Gryffindor sudah berada di kelas tranfigurasi kepunyaan kepala asrama mereka, tidak lain dan tidak bukan Minerva Mcgonagall.

"Kami tersesat". Kata Harry setelah Prof. Mcgonagall sedikit memarahi mereka tentang mengubah salah satu atau keduanya menjadi jam kantung karena mereka terlambat untuk masuk kelas pertama, mengingat bahwa ia adalah seorang guru kelas transfigurasi.

"Bagaimana kalau jadi peta?, aku percaya kalian tak butuh peta untuk menemukan tempat duduk kalian". Kata Professor Mcgonagall lagi, dan dijawab oleh Harry dan Ron dengan langsung duduk di bangku kosong yang tersisa.

Setelah kelas transfigurasi,mereka berdua pun berada di kelas ramuan. Beberapa saat kemudian, pintu kelas terbuka dengan sedikit kencang, dan masuklah Professor yang mengajarkan pelajaran ramuan, tak lain itu adalah Snape.

"Tak boleh ada siswa yang menggunakan tongkat sihirnya atau mengucapkan mantra konyol dalam kelas ini". Kata Snape sambil menerobos masuk kedalam kelas tersebut menuju salah satu ujung ruangan dan mulai menjelaskan beberapa hal.

Dan Snape mulai menjelaskan segala tentang ramuan, yah mungkin tidak semua, tapi setidaknya dasar-dasar dalam ilmu peramuan.

Selesai kelas ramuan, tentu saja selanjutnya adalah kelas sapu terbang, semua baik-baik saja sampai Draco mengambil bola kaca pengingat[?] milik Neville yang akan berwarna merah saat ia melupakan sesuatu. Karena Neville sendiri dibawa ke Hospital Wings karena cedera akibat sapunya yang hilang kendali.

Karena Hyun-Ki dan Hyun-Shik belum datang, tak ada sama sekali yang memperhatikan kumpulan anak-anak tahun pertama itu 

Sebagai orang yang sangat tidak suka akan orang-orang ber-perilaku seperti Draco, Harry mengejar Draco yang sudah terbang dengan sapunya, dan saat itu juga adalah momen dimana Harry naik dan terbang menggunakan sapu untuk pertama kali seumur hidupnya.

Sementara Hyun-Ki dan Hyun-Shik yang sedang dalam perjalanan menuju lapangan, berpapasan langsung dengan Neville dan Madam Hooch.

"Aigo...". Hyun-Ki menatap Neville sebentar lalu beralih ke Madam Hooch.

"Misters Park, bisakah kalian berdua mengawasi anak-anak tahun pertama di lapangan?, aku harus membawa Mr. Longbottom ke rumah sakit sayap". Kata Madam Hooch masih menggotong Neville

"Tentu Madam..". Kata keduanya berbarengan dan menuju kesana.

"apa boinda {Tampak Sakit}..". Kata Hyun-Ki sambil memegang tangan kanannya. 

"dong-ui ham {Setuju}". Kata Hyun-Shik merangkul pundak kembarannya. 

Harry terus mengejar Draco, walau dirinya seorang amatir bisa dikatakan bahwa Harry cukup berbakat walau tak pernah punya pengalaman sebelumnya. Sesaat setelah Draco melempar bola kaca tersebut, Harry mempercepat laju sapunya dan berhasil menge-rem persis di depan kaca kantor Professor Mcgonagall.

Wanita tua itu sendiri pun terkejut melihat Harry yang membelakangi kaca kantornya sambil mengambil bola kaca yang Draco lempar beberapa detik lalu, tepat saat Harry menge-rem lah, Hyun-Ki dan Hyun-Shik datang, dan terpesona dengan aksi Harry.

Jika Mcgonagall melihat Harry dengan bayangan ayahnya James, dua orang pria kembar itu melihat Harry dengan bayangan Jesseline, saat insiden setahun yang lalu. [mau ku kasi tau insidennya?, eits bagi dua- eh maksudnya eits nanti dulu ].

Setelah melihat Harry kecil yang kembali ke tanah, Mcgonagall berlalu dari kantornya menuju lapangan saat itu juga, sementara Hyun-Shik dan Hyun-Ki berjalan mendekat seraya bertepuk tangan.

"Not bad little Potter". Kata Hyun-Ki sambil menyandarkan lengan kanannya diatas bahu kembarannya.

"T-Terima kasih". Kata Harry sambil menyembunyikan wajahnya yang mulai berwarna merah.

"Mr. Harry Potter!". Teriak Prof. Mcgonagall begitu sampai ke lapangan.

"Jenjang! {Sial!}" Kata Hyun-Shik ketika melihat Prof. Mcgonagall datang ke lapangan.

"Language Hyun-Shik". Kata Hyun-Ki di sampingnya sambil menatap Harry sebentar.

"Uhh...Korean?". Kata Hyun-Shik dengan polosnya dan  disambut pukulan di belakang kepalanya.

"Ow...untuk apa itu?!". Kata Hyun-Shik tak terima dan hendak membalas pukulan tapi Prof. Mcgonagall datang menghampiri mereka.

"Misters Park, aku ingin kalian mengawasi anak-anak lain sementara aku membawa Mr. Potter sebentar". Kata Prof. Mcgonagall sambil berbalik ke arah kedua pemuda Korea itu.

"Kami sudah diberi ta- *BUGH* Owww!". Lagi-lagi Hyun-Shik terkena pukulan tapi kali ini di perut, Hyun-Ki mencoba agar Hyun-Shik bersikap sopan didepan orang yang lebih tua.

"Tenang saja Professor, kami akan mengawasi mereka, silahkan selesaikan urusan mu dengan Mr. Potter ". Kata Hyun-Ki dengan ramah sembari mempersilahkan Prof. mcgonagall dan beliau pun hanya berlalu dengan Harry dibelakangnya.

"Lain kali, cobalah sedikit lebih sopan didepan orang yang lebih tua, Hyunnie..". Kata Hyun-Ki sambil sedikit terbatuk.

"al-ass-eo  al-ass-eo {Baiklah-baiklah} Cerewet sekali". Kata Hyun-Shik menjawab sambil melipat tangannya didepan dada, sementara Hyun-Ki hanya menggelengkan kepalanya dan menghela nafas.

"Draco?". Kata Hyun-Ki lagi kali ini memanggil Draco dan disambut dengan tolehan kepala dari si pemilik nama.

"Aku tahu apa yang kau lakukan..". Kata Hyun-Ki lagi dan kali ini hanya disambut tundukan kepala dari Draco yang sembari menggaruk belakang lehernya.


~~~TIME SKIP {AFTERNOON]~~~

Sore itu pula, seluruh Hogwarts geger dengan berita mengenai Harry yang masuk anggota Quidditch Gryffindor, bahkan para hantu pula membicarakan tentang hal itu.

Dan sore itu juga, Harry,Ron, dan Hermione datang ke lemari kaca tempat penyimpanan piala, dimana salah satu piala Quidditch yang dimenangkan Hogwarts terukir nama dari ayah Harry, tak lain James Potter. Setelah terkagum sejenak, Harry melihat piala terbaru yang baru saja dimenangkan Hogwarts beberapa bulan lalu, disana pula terukir nama 'Jesseline Heinzy James Potter' di piala pemenang duel sihir perwakilan Hogwarts. 

Harry pun sudah tidak bisa mengelak, keinginannya bertemu dengan gadis yang disebt-sebut kakaknya itu semakin membesar, akhirnya di perjalanan menuju asrama dengan kedua temannya itu, Harry ingin menyempatkan dirinya untuk bertemu dengan Jesseline, tapi semua itu lenyap tepat saat tangga yang mereka gunakan berbuah haluan menuju ke samping kiri, alhasil mereka berada di depan pintu ruangan terlarang yang diperingatkan oleh Jesseline di makan malam pertama mereka kemarin.

Karena rasa penasaran yang kuat, the golden trio masuk ke ruangan itu, dan bodohnya mereka, mereka lupa menutup kembali pintu itu, alhasil seseorang masuk ke dalam ruangan itu, dan itu adalah Mrs. Norris, kucing peliharaan Mr. Flich.

Karena tau dibelakang Mrs. Norris pasti ada Mr. Flich, mereka bertiga langsung berlari menuju ruangan didepan mereka, karena tak kunjung terbuka, Hermione melafalkan mantera pembuka kunci  [Alohomora] ke pintu tersebut dan menutupnya lagi sembari mereka masuk.

Dihadapan mereka, seekor anjing raksasa berkepala tiga terlihat tengah terlelap, namun malangnya anak-anak ini, bukannya menjaga suara agar tidak membangunkan makhluk entah apa itu, mereka malah berteriak ngeri membuat anjing itu terbangun dan mulai mengejar mereka.

Ketiganya segera menuju balik pintu tadi dan mendorong pintu tersebut hingga terkunci lagi, dan ketiganya pun kembali ke asrama, di saat Harry menaiki tangga, perasaan kecewa menghantam dadanya, ia tak sempat bertemu Jesseline!, walau terlihat sepele, Harry sangat ingin bertemu dengannya dan meminta penjelasan tentang surat yang pernah ia kirim pada dirinya.

Dan malam itu, ketiganya berpisah dan menuju ranjang masing-masing.

Satu yang tak mereka ketahui, seorang gadis memperhatikan mereka saat berlari dari si anjing berkepala tiga. Dan tebakan kalian kali ini salah.

Itu sama sekali bukan Jesseline.








------------------------------------------------

HI SISTERS [anda tahu dia?, selamat datang di fandom saya]


BAGAIMANA KABAR?

SEHAT?

KALO ENGGAK MUDAHAN PET SEMBUH YAK

KALIAN TIDAK TAHU BETAPA KANGENNYA AKU.

IYA, SEBULAN LEBIH DAH NGILANG.


sumpah aku merasa bersalah tau.


aku pengen cepet update, tapi motivasi dan kembarannya, inpirasi gak dateng-dateng.

tentang tanggal 18 kemarin, iya aku ultah TnT.

kalau di umur palsuku, aku dah umur 17 sekarang, kalo yang asli.. kasi tau gak ya... mweheheh.

aku jujur ngerasa bersalah banget tau gak sih, aku nggak bisa update terus.

oh iya, menurut kalian, gadis yang dibilang diakhir itu siapa ya?.

ada yang kalian curiga? komen yah!.

Dan komen juga siapa yang paling cocok jadi pasangannya Jesseline!, karena aku juga bingung nih!.

btw aku punya imagination friends, iya teman imajinasi!.

di samping kananku Reza, samping kiri nih cewek namanya Nicky, sampingnya Nicky namanya Zaki!, introvert banget aku cuyyy, saking introvert gila kali yak?, mweheheh.

kayaknya segitu dulu deh untuk Chapter kali ini, semoga kita bertemu lagi di chapter selanjutnya!.

Stay Home

Stay nolep

And GOODBYE 2020!!!

Selamat bagi kalian semua yang udah bertahan sejauh ini di tahun yang paling meresahkan ini, tahun yang banyak mengambil orang-orang yang kita sayangi, dan sudah membuat kita hampir putus asa, aku bangga sama kalian, kalau gak ada yang bilang kayak gini ke kalian, baca baik-baik!

AKU BANGGA SAMA KALIAN.

Terima kasih sudah berjuang dan bertahan di tahun yang dimana katanya kita libur 2 minggu malah 10 bulan lebih, terima kasih sudah berjuang dengan karantina dan sekolah online masing-masing, aku bangga sama kalian, bangga banget.

And welcome 2021~

salam Gen-Z

-Naica Sheriondra Chielune-

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro